Senin, 08 September 2008

KITAB WAHYU - SIAPAKAH PEREMPUAN BERSELUBUNGKAN MATAHARI ?

“SEORANG PEREMPUAN BERSELUBUNGKAN MATAHARI”

Kitab Wahyu 12, penglihatan Yohanes akan seorang perempuan berselubungkan matahari, menyerap seluruh pokok Kitab Wahyu. Dengan banyak tingkatan pengertian, menunjuk­kan kejadian yang lalu, memberi gambaran akan kejadian yang sangat jauh di masa depan. Mengikhtisarkan Perjanjian Lama seperti juga memenuhi Perjanjian Baru. Menyingkapkan surga, tapi dalam gambaran dunia.

Penglihatan Yohanes dimulai dengan terbukanya Bait Suci Allah di surga, "dan kelihatanlah tabut perjanjian-Nya di dalam Bait Suci itu" (Why 11: 19). Mungkin kita tidak dapat menerima penuh nilai kejutan dan kalimat itu. Tabut Perjanjian waktu itu belum pernah ada yang melihat selama lima abad. Pada masa pembuangan Babel, nabi Yeremia menyembunyikan tabut itu di "Tempat yang harus tetap rahasia sampai Allah mengumpulkan kembali umat-Nya" (2 Mak 2:7).

Janji itu dipenuhi di dalam penglihatan Yohanes. Bait Allah muncul, dan "terjadilah kilat dan deru guruh dan gempa bumi dan hujan es lebat". Dan kemudian "Tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dan dua belas bintang di atas kepalanya; Ia sedang mengandung" (Why 12:1­2).

Yohanes tidak begitu saja menampilkan tabut perjanjian itu, lalu melupakannya. Saya yakin (dengan Bapa-bapa Gereja) bahwa saat Yohanes menggambarkan tentang perempuan itu, ia sedang menggambarkan tabut perjanjian - dari Perjanjian Baru. Dan siapakah perempuan itu ? Ia adalah yang melahirkan anak lelaki Yang akan memerintah bangsa-bangsa. Anak lelaki itu adalah Yesus; ibu-Nya adalah Maria.

Apa yang membuat tabut perjanjian yang asli itu kudus adanya ? Bukan emas yang membalut bagian luarnya, tetapi Sepuluh Perintah Allah yang ada di dalamnya - Hukum yang ditulis oleh jari Allah di atas kepingan batu. Apa lagi yang ada di dalam tabut itu ? Manna, roti mukjizat yang memberi makan orang-orang dalam peziarahan mereka melewati tanah tandus; tongkat Harun yang berbunga merupakan tanda kepemimpinan­nya sebagai imam agung (lihat Bil 17). Apa yang membuat tabut perjanjian yang baru itu kudus ? Tabut perjanjian lama memuat Firman Allah yang tertulis di atas batu; Maria mengandung di dalam kandungannya Firman Allah yang menjadi manusia dan diam di antara kita. Tabut perjanjian memuat manna; kandungan Maria berisi roti kehidupan yang datang dari surga. Tabut perjanjian memuat tongkat imam agung Harun; kandungan Maria berisi imam agung abadi, Yesus Kristus. Di dalam Bait surgawi, Firman Allah adalah Yesus, dan tabut di mana Ia dikandung adalah Maria, ibu-Nya.

Bila anak lelaki adalah Yesus, maka perempuan itu adalah Maria. Tafsir ini didukung oleh Bapa-bapa Gereja yang berpikiran paling tenang, seperti St. Athanasius, St. Epiphanius, dan banyak lagi. Tetapi “perempuan itu” juga mempunyai arti lebih banyak lagi. Ia adalah "Putri Sion", yang melahirkan Mesias bagi bangsa Israel. Ia juga adalah Gereja, diserang oleh iblis, tetapi aman dilindungi. Seperti yang telah saya katakan, kekayaan Kitab Suci tidak terbatas.

Para sarjana berdebat bahwa perempuan itu bukanlah Maria, karena menurut tradisi Katolik, Maria tidak menderita sakit bersalin saat melahirkan. Rasa sakit bersalin yang dialami perempuan itu tidaklah diartikan sakit badaniah. St. Paulus, misalnya, menggunakan rasa sakit bersalin untuk menggambar­kan penderitaannya sendiri, sampai rupa Kristus menjadi nyata di dalam murid-muridnya (lihat Gal 4: 19). Oleh karena itu, penderitaan perempuan itu dapat digambarkan sebagai pen­deritaan jiwa - penderitaan yang Maria ketahui, di kaki salib, pada saat ia menjadi ibu dari semua "rasul-rasul yang dikasihi" (lihat Yoh 19:25-27).

Keberatan lain bahwa perempuan itu bukanlah Maria, karena perempuan dalam Kitab Wahyu itu mempunyai keturunan lain, dan Gereja mengajarkan bahwa Maria tetap perawan. Tetapi Kitab Suci sering menggunakan istilah "keturunan" (dalam bahasa Yunani, sperma) adalah untuk menggambarkan keturunan rohaniah seseorang. Anak-anak Maria, keturunan rohaniahnya, adalah “mereka yang menuruti hukum-hukum Allah dan memiliki kesaksian Yesus” (Why 12: 17). Kita adalah keturunan lainnya dari perempuan itu.

Dengan demikian, Wahyu juga menggambarkan Maria sebagai "Hawa Baru," ibu dari semua yang hidup. Di dalam taman Eden, Allah menjanjikan "menaruh permusuhan" antara iblis, si ular tua, dengan Hawa - dan antara "keturunan iblis dan keturunan Hawa" (Kej 3:15). Sekarang, dalam KitabWahyu, kita melihat puncak dari permusuhan ini. Keturunan perempuan baru ini, Maria, adalah anak lelaki, Yesus Kristus, Yang datang untuk mengalahkan ular (dalam bahasa lbrani, kata yang sama, nahash, dapat diartikan bagi keduanya naga dan ular).

Ini adalah pengajaran yang menakjubkan dari Bapa-bapa Gereja, Doktor-doktor, Santo-santa, dan para bapa paus Gereja, masa lampau dan masa kini. Ini adalah pengajaran dari Katekismus Gereja Katolik (lihat no. 1138). Bagaimanapun juga, saya harus menunjukkan hal-hal yang tidak didukung oleh para sarjana Kitab Suci saat ini. Meskipun mereka yang tidak setuju harus menanggung beban untuk membuktikannya. Paus St. Pius X bicara fasih tentang Tradisi di dalam surat ensikliknya Ad Diem Illum Laetissimum:

Setiap orang tahu bahwa perempuan yang dimaksud adalah Perawan Maria. . . . maka dari itu Yohanes telah melihat lbu Tersuci dari Tuhan di dalam kebahagiaan abadi, tetapi mengalami kesakitan di dalam melahirkan anak secara misterius. Kelahiran macam apa itu ? Yang pasti adalah kelahiran kita, yang masih ada dalam pembuangan, yang masih harus dibentuk menurut cinta kasih Allah yang sempurna, dan pada kebahagiaan abadi.

Sumber : The Lamb’s Supper - The Mass as Heaven On Earth, Oleh Scott Walker Hahn, 1999, Terj. Indonesia : Perjamuan Anak Domba - Perayaan Ekaristi, Surga Di Atas Bumi, Penerbit Dioma, 2007.


Tidak ada komentar:

♥ HATIMU MUNGKIN HANCUR, NAMUN BEGITU JUGA HATIKU

 ♥ *HATIMU MUNGKIN HANCUR, NAMUN BEGITU JUGA HATIKU* sumber: https://ww3.tlig.org/en/messages/1202/ *Amanat Yesus 12 April 2020* Tuhan! Ini ...