Bab 2 Titik Awal Yang Salah dan Metode Kritis yang Terlalu Kaku
Apakah Yesus Memahami Dirinya Sendiri Sebagai Mesias Israel
[Hal. 33 s.d 38 *]
Hal ini merupakan tren di kalangan penyelidik Alkitab (katakanlah, dalam dua ratus tahun terakhir) untuk meragukan bahwa Yesus memandang diri-Nya sendiri sebagai Mesias. Mereka berpendapat pengakuan bahwa Yesus adalah Mesias muncul dari antara pengikutNya, yang adalah orang-orang Yahudi, sebagai dampak pemberitaan Paskah bahwa Yesus telah bangkit.
Keraguan di antara kelompok ini berlanjut terus sampai abad XX, terutama di kalangan sarjana Jerman. Paling banter, beberapa sarjana bersedia menerima pemahaman mesianik tentang diri sendiri secara implisit pada pihak Yesus, seperti terlihat, misalnya, dalam ungkapan Yesus yang mengandung otoritas, entah dalam perkataan atau tindakan. Namun, gambaran itu, telah berubah tahun-tahun terakhir ini. Terima kasih terutama untuk pemahaman tentang mesianisme Yahudi yang lebih baik pada zaman Yesus dan beberapa teks pada wilayah Laut Mati yang akhirnya diterbitkan tahun 1990.
Namun, sebelum melangkah lebih lanjut dalam diskusi ini, akan berguna jika kita mendefinisikan mesianisme. Kata mesias berasal dari bahasa Ibrani yang berarti ”yang diurapi”. Dalam Perjanjian Lama, kata ini digunakan sebagai rujukan untuk tiga jabatan : imam yang diurapi, raja yang diurapi, dan nabi yang diurapi. Namun biasanya, ketika kita berbicara tentang mesianisme, kita merujuk pada ide tentang raja yang diurapi, yang biasanya dipahami sebagai keturunan Daud. Pada zaman Yesus, mesianisme berkaitan dengan harapan akan kedatangan keturunan Daud yang diurapi, yang akan memulihkan Israel. Gulungan Laut Mati telah memperkaya pemahaman kita tentang ide mesianik dalam zaman kuno.
Mungkin gulungan paling penting untuk mengerti pemahaman diri Yesus sendiri sebagai mesias adalah 4Q521 (yaitu, dokumen nomor 521, dari gua 4 Qumran). Satu bagian teks ini berbicara tentang hal-hal yang akan terjadi ketika Mesias Allah muncul di panggung. Bagian yang relevan berbunyi :
[Sebab sor]ga dan bumi akan mendengarkan Mesiasnya [dan semua y]ang ada di dalamnya (Mzm 146:6) tidak akan berpaling dari perintah yang mahakudus. Kuatkanlah dirimu, hai kamu yang mencari Tuhan dalam pelayanan kepada-Nya. Tidakkah kamu akan menemukan Tuhan dalam hal ini, semua orang yang berharap dalam hati mereka ? Sebab Tuhan memperhatikan orang yang saleh dan memanggil orang-orang benar dengan namanya. Di atas orang-orang rendah hati, Roh-Nya berdiam (Yes 11:2), dan Ia memperbaharui orang-orang yang beriman dengan kekuatan-Nya. Sebab Ia akan menghormati orang yang saleh di atas takhta kerajaan-Nya yang kekal, membebaskan tawanan [Mzm 146:7], mencelikkan mata orang buta, membangkitkan orang-orang yang ter[tunduk] (Mzm 146:8). Dan untuk selama-l[ama]nya Ia akan memegang erat-erat orang yang berharap pada kasih setia-Nya dan buah dari [per]uatan baik tidak akan ditunda-tunda bagi setiap orang. Tuhan akan melakukan hal-hal mulia yang belum pernah dilakukan sebelumnya, seperti yang telah Ia katakan. Ia akan menyembuhkan orang-orang yang terluka parah; Ia akan menghidupkan orang yang mati (Yes 26:19); Ia akan memberikan khabar baik kepada orang yang tertindas (Yes 61:1); Ia akan memuaskan hasrat orang miskin (Mzm 132:15); Ia akan membimbing orang yang jatuh; Ia akan membuat kaya orang yang lapar (Mzm 107:9). (4Q521 frg.2, kolom 2, baris 1-13).
(Huruf miring menunjukkan kata-kata dan frase yang dikutip atau diungkapkan ulang dari Perjanjian Lama, dengan referensi diletakkan dalam kurung. Kata-kata dan huruf-huruf yang diletakkan dalam tanda kurung persegi merupakan pemulihan huruf yang rusak [artinya, pemulihan tersebut merupakan tebakan ahli].
Fragmen 4Q521 terdiri dari sejumlah frase yang diambil dari kitab Mazmur (terutama Mzm 146) dan Yesaya. Semua frase ini dipandang sebagai nubuat yang akan digenapi ketika ”Mesiasnya” (maksudnya, mesias Allah) menyatakan diri. Penulis gulungan fragmen ini pasti tercengang pada pandangan Mesias Allah yang agak ditinggikan. Surga, bumi dan semua yang ada di dalamnya ”akan mendengarkan” atau ”menaati” Mesias. Tawanan akan dibebaskan, mata orang buta akan dicelikkan, orang yang tertunduk akan dibangkitkan, orang yang terluka akan disembuhkan (mungkin mengacu pada peristiwa setelah perang besar antara ”anak-anak terang” melawan ”anak-anak kegelapan” yang akan terjadi), orang mati akan dihidupkan dan khabar baik akan disampaikan kepada orang miskin. Semua hal yang luar biasa ini akan terjadi ketika Mesias, orang yang diurapi Allah, menyatakan diriNya.
Hal yang membuat semua ini menarik untuk memahami Yesus adalah Ia mengatakan sesuatu yang mirip dengan ini ketika menjawab Yohanes Pembaptis yang sedang dipenjara dan merasa tawar hati. Yohanes bertanya kepada Yesus, ”Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan orang lain ?” (Mat 11:3). Yesus menjawab dengan pilihan kata dan frase-Nya sendiri dari nubuat :
Pergilah dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu dengar dan kamu lihat: orang buta melihat, dan orang lumpuh berjalan [Yes 35:5-6], orang kusta menjadi tahir, dan orang tuli mendengar [Yes 35:5], dan orang mati dibangkitkan [Yes 26:19] dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik [Yes 61:1]. Dan berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku. (Mat 11:4-6, tekanan ditambahkan).
Yang menarik, Yesus merujuk pada beberapa perikop dan frase yang sama seperti yang digunakan penulis 4Q521. Yesus memberi tahu Yohanes bahwa orang buta mendapatkan penglihatan kembali, orang mati dibangkitkan, dan orang miskin (tertindas) mendengar kabar baik. Implikasinya sangat jelas. Dengan menjawab pertanyaan Yohanes sedemikian, Yesus dengan jelas menyiratkan bahwa Ia sungguh-sungguh adalah Mesias Israel, sebab hal-hal ajaib yang dipandang akan terjadi ketika Mesias muncul sungguh-sungguh terjadi dalam pelayanan Yesus.
Di sisi lain, Gulungan Laut Mati juga membantu kita memahami dengan lebih akurat ide tentang mesias pada zaman Yesus dan ide mesianik khusus seperti diungkapkan dalam Perjanjian Baru. Misalnya, dalam pengumuman malaikat tentang kelahiran Yesus, Maria diberi tahu bahwa anaknya akan ”disebut Anak Yang Maha Tinggi” dan ”Anak Allah” (Luk 1:32, 35). Pada satu kesempatan, beberapa kritikus berpendapat ide bahwa Mesias akan disebut ”Anak Allah” mencerminkan pengaruh Yunani-Romawi pada kekristnenan mula-mula (dimana Kaisra Romawi disebut ”anak Allah” dan hal semacam itu). Namun, tokoh penyelamat yang dinanti-nantikan dalam 4Q246, teks Aram yang berasal dari abad pertama SM, disebut ”Anak yang Maha Tinggi” dan ”Anak Allah”. Ide ini bagaimanapun asli berasal dari Palestina.
Setelah baptisanNya, Yesus diberitahu oleh suara dari surga: “Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan” (Mrk 1:11). Kutipan Mazmur 2:7 terlihat jelas: ”Anak-Ku engkau ! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini.” Meskipun bagian sebelumnya dalam Mazmur 2 menunjukkan dengan jelas bahwa ucapan yang terkenal ini merujuk pada Mesias Tuhan (lihat ayat 2), beberapa ahli tidak yakin apakah mazmur ini dipahami dalam pengertian mesianik pada zaman Yesus. Salah satu gulungan Peraturan dari Qumran menunjukkan bahwa memang demikian halnya. Menurut IQSa, Mesias akan datang, ”ketika Allah memperanakkan Dia” (2:11-12).
Semua ini menunjukkan kepada kita pentingnya posisi mesianisme Yesus berakar pada ide mesianik yang populer pada zaman itu. Namun, yang lebih penting, paralelisme yang jelas antara 4Q521 dan jawaban Yesus kepada Yohanes Pembaptis menunjukkan bahwa Yesus jelas memahami pelayananNya dalam pengertian mesianik.
Berkaitan dengan pertanyaan apa dampak yang ditimbulkan oleh pemberitaan Paskah, tidak diragukan bahwa melihat kebangkitanNya telah meningkatkan derajat Yesus dalam pikiran para pengikutNya. Namun, tidak ada orang Yahudi kuno yang mengharapkan bahwa Mesias akan mati dan dibangkitkan. Sebab itu, kematian dan kebangkitan bukan merupakan pola mesianik. Jika Yesus tidak mendorong murid-murid untuk memikirkan tentang Dia dalam pengertian mesianik, saya sangat ragu-ragu bahwa penemuan kubur yang kosong dan penampakan kebangkitan yang menarik itu pada dirinya sendiri akan menuntun murid-murid untuk memikirkan Yesus sebagai Mesias Israel. Jika tidak ada muatan mesianik dalam ajaran dan aktivitas Yesus sebelum Paskah, sangat diragukan bahwa akan ada hal itu setelah Paskah. Penjelasan yang terbaik untuk data itu adalah bahwa Yesus sungguh-sungguh dipahami sebagai Mesias sebelum Paskah dan bahwa Paskah semakin meneguhkan pemahaman ini dalam pikiran dan iman para murid.
Akhirnya, seringnya referensi Yesus tentang diri-Nya sebagai ”Anak Manusia” juga merupakan indikasi lainnya tentang pemahamanNya sendiri sebagai mesias. Memang benar, tidak ada bukti jelas bahwa ”Anak Manusia” pada zaman Yesus dipahami sebagai gelar Mesias. Namun dengan menyebut diriNya sendiri ”Anak Manusia”, Yesus menyinggung tokoh rahasia anak manusia dalam Daniel 7. Tokoh ini mendekati Allah (“Yang Lanjut Usianya”) dan menerima kekuasaan dan otoritas kerajaan (atau hal menjadi raja). Bahwa Yesus memahami diriNya sendiri sebagai tokoh ini mendukung poin yang telah dinyatakan – Yesus sungguh-sungguh memahami diriNya sendiri sebagai Mesias Israel. Identitas Mesianik Yesus bukanlah sebagai penemuan orang Kristen setelah Paskah.
* Sumber : Merekayasa Yesus – Membongkar Pemutarbalikan Injil oleh Ilmuwan Modern, Terjemahan Indonesia oleh Penerbit Andi tahun 2007, Judul asli : Fabricating Jesus 2005 By Craig Evans
Tidak ada komentar:
Posting Komentar