Senin, 01 Oktober 2007

Adversus Haereses - Melawan Ajaran Sesat [Bidat]

Diterjemahkan oleh Leonard T. Panjaitan

Sumber : www.newadvent.org


Adversus Haereses

Oleh St. Iraeneus dari Lyon

Melawan Bidat-Bidat (Buku I, Bab 10)

Persatuan iman Gereja di seluruh dunia

1. Gereja, meskipun terpencar di seluruh dunia, bahkan sampai ujung bumi, telah mendapatkan dari para Rasul dan Murid-muridnya, yakni iman ini : bahwa [Dia/Gereja percaya] dalam satu Allah, Bapa Yang Mahakuasa, Pencipta surga dan bumi dan laut, dan segala sesuatu yang terdapat di dalamnya, dan dalam satu Yesus Kristus, Anak Allah, yang berinkarnasi demi keselamatan kita, dan dalam Roh Kudus, yang berbicara melalui para Nabi tentang kehendak Allah dan kedatanganNya, serta kelahiran dari sang Perawan, dan penderitaan serta kebangkitan dari kematian dan kenaikan ke surga dalam daging Yesus Kristus Terkasih, Tuhan kita, dan perwujudan [masa depan]-Nya dari surga dalam kemuliaan Allah untuk “mengumpulkan segala sesuatunya dalam satu, “Efesus 1:10 dan untuk menghidupkan kembali seluruh ras manusia menjadi baru, agar kepada Yesus Kristus, Tuhan Kita dan Allah, Penyelamat dan Raja, menurut kehendak dari Bapa Yang Tak Kelihatan, “supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku” Filipi 2:10-11, kepada Dialah dan Dia akan melakukan penghakiman yang adil terhadap semuanya; bahwa Dia akan mengirim “kejahatan spiritual”, Efesus 6:12, dan malaikat yang melanggar dan menjadi murtad, bersama dengan orang-orang yang tak ber-Tuhan dan orang-orang yang berdosa dan jahat, dan orang-orang yang tidak senonoh ke dalam api abadi; namun bolehlah dalam tindakan RahmatNya, memberikan kehidupan kekal pada orang-orang baik dan suci serta mereka yang memegang teguh PerintahNya, dan telah bertekun dalam KasihNya, beberapa dari permulaan [dari sejak menjadi Kristen] dan yang lainnya dari [tanggal] pertobatan mereka, dan boleh mengelilingi kemuliaan abadi.

2. Seperti yang telah Kuamati, bahwa Gereja yang telah menerima ajaran dan iman ini, meskipun terpencar di seluruh dunia, namun seakan-akan terduduki [oleh kekuatan lain - red] namun tetap merupakan satu Rumah, secara hati-hati menjaga ajaranNya. Gereja juga percaya hal-hal ini [tentang doktrin] seakan-akan Gereja memiliki banyak jiwa namun sebenarnya satu jiwa, dan satu serta hati yang sama, dan Gereja memproklamasikan ajaran-ajaran tersebut dan mengajarkan serta menurunkan kepada generasi mendatang, dengan harmoni yang sempurna, seakan-akan Gereja hanya memiliki satu mulut. Karena, meskipun bahasa dunia tidak sama, namun makna dari tradisi adalah satu dan sama. Karena Gereja yang telah didirikan di Jerman tidak percaya atau tidak mengajarkan sesuatu yang berbeda, tidak juga Gereja yang di Spanyol, atau tidak juga Gereja yang di Gaul, tidak juga Gereja di Timur, tidak juga Gereja yang di Mesir, tidak juga Gereja yang di Libia, tidak juga Gereja yang didirikan di wilayah sentral dunia. Tetapi seperti halnya matahari, ciptaan Allah, adalah satu dan sama di seluruh dunia, begitu juga pengajaran tentang kebenaran bersinar di setiap tempat, dan menerangi seluruh manusia yang berkehendak untuk datang mengenali pengetahuan akan kebenaran. Tidak juga setiap penguasa di Gereja, meski diberikan karunia yang besar dan pintar berbicara maka dia boleh mengajarkan doktrin/ajaran yang berbeda dari ajaran-ajaranNya [karena tidak seorang pun lebih besar dari sang Master/Baginda]; tidak juga di sisi lain, maka dia yang kekurangan dalam kuasa pernyataan, akan menimbulkan luka pada tradisi. Karena iman itu adalah satu dan sama, tidak juga orang yang mampu dan hebat dalam berpidato tentang ajaran Gereja, membuat penambahan terhadap ajaran tersebut, tidak juga dia yang mampu berkata-kata namun mengurangi ajaranNya.

3. Hal ini tidak dimaksudkan demikian sebab manusia diberkati dengan tingkat intelegensia yang tinggi dan ada juga yang rendah, bahwa oleh karena itu mereka boleh mengubah masalah subyek [yakni tentang iman] itu sendiri dan boleh menyusun beberapa hal selain Allah disamping Dia yang adalah Penyusun, Pencipta, dan Penjaga dari alam semesta ini, [seakan-akan Dia tidak cukup bagi alam semesta ini] atau ada Kristus lain atau terdapat Kristus yang lahir lainnya. Namun fakta yang hanya ditujukan untuk menyatakan hal ini, bahwa orang boleh [lebih akurat daripada yang lainnya] menimbulkan makna dari hal tersebut yang telah disebutkan dalam perumpamaan, dan menampung hal-hal tersebut ke dalam rancangan iman yang bersifat umum; serta menjelaskan [dengan kejelasan yang tepat] operasi/tindakan dan dispensasi Allah yang berhubungan dengan keselamatan manusia; dan menunjukkan bahwa Allah mewujudkan penderitaan panjangNya terhadap kemurtadan para malaikat yang jahat, seperti halnya juga terhadap ketidaktaatan manusia; dan menyatakan mengapa Allah yang satu dan sama ini membuat hal-hal temporer dan lainnya abadi, lalu membuat hal-hal bersifat surgawi dan lainnya duniawi dan memahami untuk alasan apakah Allah meski tidak kelihatan, memanifestasikan DiriNya kepada para nabi tidak di bawah satu bentuk, namun dengan bentuk yang berbeda kepada individu yang berbeda pula; dan menunjukkan mengapa terdapat beberapa perjanjian lagi dari yang satu itu yang telah diberikan kepada umat manusia; dan mengajarkan apa yang menjadi karakter khusus dari perjanjian-perjanjian tersebut; dan menyelediki untuk alasan apakah “Allah, Roma 11:32, telah menyimpulkan bahwa setiap manusia itu menolak percaya, bahwa Dia boleh memberikan belas kasihanNya kepada kita semua;” dan dengan penuh syukur menggambarkan atas hal apa Firman Allah menjadi daging dan menderita; dan menghubungkan mengapa kedatangan Anak Allah terjadi di waktu terakhir ini, yakni di akhir jaman, dibandingkan dengan awal mula dan membentangkan apa yang terkandung dalam Kitab Suci tentang akhir jaman itu sendiri, dan hal-hal yang akan datang dan tidak menjadi diam seperti halnya bagaimana Allah itu telah menciptakan orang-orang kafir, yang keselamatannya tidak ada harapan, rekan-rekan pewaris kerajaan Allah, dan oleh tubuh yang sama ini dan orang yang mengambil bagian dengan para kudus; dan berwacana bagaimana “tubuh yang mortal ini disematkan dalam tubuh yang imortal dan tubuh yang dapat rusak ini disematkan tubuh yang tidak bisa rusak”; 1 Kor 15:54 dan memproklamasikan dalam pengertian apa Allah berkata, “Yang bukan umat-Ku akan Kusebut: umat-Ku dan yang bukan kekasih: kekasih;” Hosea 2:23[1]; Roma 9:25 dan dalam pengertian apa Dia berkata bahwa “Sebab yang ditinggalkan suaminya akan mempunyai lebih banyak anak dari pada yang bersuami, Yesaya 54:1; Galatia 4:27. Karena referensi kedua ayat ini, kedua ayat tersebut memiliki kodrat yang sama, rasul berseru : “Oh ! alangkah dalamnya kekayaan baik itu kebijaksaan maupun pengetahuan akan Allah; bagaimana tak terselidikinya keputusanNya, dan JalanNya tak terselami !” Roma 11:33. Namun [kemampuan berbicara yang superior] tidak ditemukan di dalam ayat ini, bahwa setiap orang seharusnya, melampaui Pencipta dan Penyusun [dunia ini], memahami Enthymesis[2] dan terma yang keliru yakni Aeon[3], ibu mereka dan kepunyaannya, lantas boleh meneruskan sampai ke taraf puncak penghujatan yang demikian; tidak juga hal ini terdapat dalam ayat ini, bahwa orang boleh membayangkan secara keliru lagi, seperti yang disebutkan di atas tadi [keberadaan/mahluk khayalan], suatu Pleroma[4] di satu waktu mengira mengandung tigapuluh, dan di lain waktu memiliki rumpun Aeon yang tak terkira banyaknya, seperti guru-guru miskin kebijaksanaan ilahi ini tetap mempertahankan ajaran sesatnya, pada saat Gereja Katolik memiliki iman yang satu dan sama di seluruh dunia, seperti yang telah kami katakan sebelumnya.

Melawan Bidat-bidat (Buku III, Bab 3)

Suatu Pembuktian Kesalahan dari Ajaran Bidat, dari Fakta bahwa, dalam beberapa Gereja, suksesi uskup yang abadi tetap dipertahankan.

1. Adalah didalam kuasa sepenuhnya, dengan begitu di setiap Gereja, yang berkeinginan baik untuk melihat kebenaran, untuk berkontemplasi dengan jelas tradisi para Rasul yang dimanifestasikan ke seluruh dunia; dan kita ada dalam posisi untuk memperhitungkan mereka yang oleh para Rasul dilantik menjadi uskup di Gereja-gereja dan [mendemonstrasikan] suksesi para Rasul di jaman ini, mereka yang tidak diajarkan atau tidak mengetahui sesuatu seperti apa yang para [bidat] ini punyai. Karena apabila para Rasul telah mengetahui misteri-misteri yang tersembunyi, yang mana mereka ada dalam kebiasaan untuk menyampaikan misteri secara terpisah dengan “sempurna” dan rahasia dari misteri yang lain, maka mereka akan telah menyampaikannya secara khusus kepada mereka yang juga terikat kepada Gereja-gereja mereka sendiri. Karena mereka berhasrat bahwa bahwa orang-orang ini seharusnya menjadi sempurna dan tanpa cacat dalam segala sesuatu, yang kepadanya juga mereka tinggalkan sebagai penggantinya, menyerahkan tempat pemerintahan mereka kepada orang-orang ini; yang mana orang-orang ini, apabila dibebaskan dari fungsi mereka dengan jujur, akan menjadi suatu anugerah [bagi Gereja], tapi apabila mereka nantinya jatuh, maka akan terjadi malapetaka besar.

2. Tetapi karena akan membosankan, dalam volume buku seperti ini, untuk memperhitungkan suksesi semua Gereja, maka kami benar-benar menempatkan kebingungan semua mereka yang dalam tingkah laku apa pun, apakah melalui kesenangan diri sendiri-karena godaan iblis, melalui kecongkakan atau kebutaan dan pendapat yang menentang, berkumpul dalam pertemuan yang tidak sah; [maksudku kami melakukan hal ini] dengan indikasi bahwa tradisi berasal dari para rasul, dari yang terbesar, terkuno dan yang secara universal dikenal dan didirikan dan diorganisasikan di Roma oleh dua orang Rasul agung, Petrus dan Paulus; seperti juga [dengan menunjukkan] iman yang dikhotbahkan kepada orang-orang, yang dilakukan sampai saat ini di jaman kami dengan sarana suksesi para uskup. Karena ini adalah masalah kebutuhan bahwa setiap Gereja seharusnya setuju dengan Gereja ini, atas dasar tingkat otoritas yang utama/unggul, yakni umat beriman dimana pun berada, sebab tradisi apostolikal yang telah dipelihara secara berkelanjutan oleh mereka [umat beriman] yang tinggal dimana saja.

3. Para Rasul yang terberkati, kemudian mendirikan dan membangun Gereja, memberikan komitmen kepada Linus suatu jabatan episkopat. Linus inilah, kepadanya Paulus menyebut dalam Epistel kepada Timotius. Setelah Linus, diteruskan oleh Anacletus dan setelah dia, di tempat ketiga dari para Rasul, yakni Clement ditempatkan ke dalam jabatan Uskup. Orang ini, sebagaimana dia telah melihat para Rasul terberkati, dan telah mengenal mereka, dikatakan telah memiliki pengajaran para Rasul masih menggema [di telinganya] dan melihat tradisi mereka dengan matanya sendiri. Tidak juga dalam Clement keadaan sendiri [dalam hal ini], karena dari antara mereka masih banyak yang menerima instruksi dari para Rasul. Di jaman Clement ini, tidak ada perselisihan kecil yang terjadi diantara saudara-saudara di Korintus, Gereja di Roma mengirimkan sebuah surat penuh kuasa kepada Umat Korintus, mendesak mereka berdamai, memperbaharui iman mereka dan mendeklarasikan tradisi yang baru saja diterima oleh para Rasul ketika itu, kemudian memproklamasikan satu Allah, Yang Maha Kuasa, Pencipta Langit dan Bumi, Pencipta manusia, yang membawa banjir besar dan memanggil Abraham, yang kemudian memimpin bangsa Israel dari tanah Mesir, berbicara dengan Musa, membuat hukum, mengutus para nabi, dan yang telah menyiapkan api untuk iblis dan malaikat-malaikatnya. Dari dokumen ini, siapa pun yang memilih untuk melakukan hal ini, akan belajar bahwa Dia, Bapa dari Tuhan Yesus Kristus, yang diajarkan oleh Gereja-gereja, dan juga boleh memahami tradisi apostolik Gereja, karena epistle ini berasal dari tanggal yang lebih tua dari mereka yang sekarang menyebarkan kepalsuan dan yang menyebabkan timbul allah lain daripada Pencipta dan Pembuat semua yang hidup. Kepada Clement ini maka diteruskan oleh Evaristus. Alexander meneruskan Evaristus, kemudian, urutan keenam dari para Rasul, Sixtus ditunjuk; setelah dia, Telephorus, yang mati martir dengan mulia, lalu Hyginus, setelah dia maka Pius, dan setelah dia, Anicetus. Sorer setelah menggantikan Anicetus, maka diteruskan oleh Eleutherius, dalam urutan keduabelas dari para Rasul, memegang teguh warisan episkopat. Dalam tata urutan ini, dan melalui suksesi ini, tradisi eklesiastikal dari para Rasul dan pengajaran kebenaran telah diturunkan kepada kami. Dan ini adalah bukti yang paling berlimpah bahwa terdapat iman yang menghidupkan yang satu dan sama, yang telah dipelihara di Gereja dari mulai para Rasul sampai saat ini, dan diturunkan dalam kebenaran.

4. Tetapi Polycarpus juga tidak hanya diinstruksikan oleh para Rasul dan bercakap-cakap dengan mereka yang telah melihat Kristus, namun juga dengan para Rasul di Asia, yang ditunjuk sebagai Uskup Gereja di Smyrna, yang kepadanya saya juga mengenalnya di masa mudaku, karena dia masih melekat [di bumi] untuk waktu yang sangat lama, dan ketika dia sangat tua, dia menderita dengan mulia dan mengalami kemartiran, meninggalkan hidup ini, selalu mengajarkan hal-hal yang dia pelajari dari para Rasul, dan yang mana Gereja telah menyerahkannya, dan Gereja sendiri adalah benar. Terhadap hal-hal ini Gereja-gereja Asiatik bersaksi, seperti juga halnya mereka yang telah menggantikan Policarpus sampai dengan saat ini – seorang dengan bobot yang lebih besar, dan kesakian kebenarannya yang lebih tangguh daripada Valentinus dan Marcion, dan kaum bidat lainnya. Dia yang datang ke Roma di jaman Anicetus menyebabkan banyak orang berpaling dari ajaran heretik tadi kepada Gereja Allah, memproklamasikan bahwa dia telah menerima kebenaran tunggal ini dari para Rasul – yakni, ajaran yang diteruskan oleh Gereja. Terdapat juga mereka yang mendengar dari Policarpus bahwa Yohanes, rasul Tuhan, akan mandi di Efesus dan merasakan Cerinthus di dalamnya, lalu buru-buru keluar dari kamar mandi tanpa jadi mandi, berteriak, “Mari kita pergi, meskipun rumah mandi rubuh, sebab Cerinthus, sang musuh kebenaran, ada di dalamnya”. Dan Polycarpus sendiri menjawab ke Marcion, yang bertemu dengannya pada suatu kesempatan, dan berkata “Apakah kau mengenal aku ?” Aku benar-benar kenal engkau, anak pertama Setan”. Ini adalah kengerian yang mana para Rasul dan murid-muridNya bahkan telah mempertahankan komunukasi verbal dengan setiap koruptor kebenaran; seperti halnya Paulus pernah berkata : “Seorang bidat yang sudah satu dua kali kaunasihati, hendaklah engkau jauhi” Titus 3:10. Ada juga Epistel Policarpus yang penuh kuasa itu yang ditulis kepada orang-orang Filipi dari mereka yang memilih untuk melaksanakan hal ini dan cemas mengenai keselamatan mereka, dapat belajar tentang karakter iman mereka, dan mengajarkan kebenaran. Lalu, kemudian, Gereja di Efesus, yang didirikan oleh Paulus dan Yohanes tinggal diantara mereka secara permanent sampai masa Trajan, adalah saksi tradisi para Rasul yang sejati.

Melawan Bidat-bidat (Buku III, Bab 4)

Kebenaran tidak akan ditemukan selain di dalam Gereja Katolik, tempat satu-satunya penyimpanan doktrin apostolikal. Bidat-bidat adalah akibat formasi masa kini, dan tidak dapat terlacak asal-usulnya sampai ke Para Rasul.

1. Karena demikian kita memiliki bukti ini, adalah tidak perlu untuk mencari kebenaran dari kebenaran lainnya yang mudah didapatkan dari Gereja; karena para Rasul, seperti orang kaya [menyimpan uangnya] di sebuah bank, menyediakan banyak sekali di tangan Gereja segala sesuatu yang berkaitan dengan kebenaran; begitu setiap orang, siapapun yang berkehendak baik, dapat menarik dari Gereja suatu air kehidupan. Wahyu 22:17. Karena Gereja adalah pintu gerbang kepada kehidupan; semua yang lain adalah pencuri dan perampok. Atas dasar hal ini kita harus membatasi diri untuk menghindari mereka namun membuat pilihan untuk terikat pada sesuatu yang berkaitan dengan Gereja dengan ketekunan yang mantap, dan meletakkan tradisi kebenaran. Bagaimana mempertahankan sebuah kasus ? Anggap saja muncul perselisihan yang berhubungan dengan pertanyaan diantara kita, tidakkah seharusnya kita mencari arah kepada Gereja-gereja purba dimana para Rasul memegang teguh hubungan yang konstan dan belajar dari mereka apa yang pasti dan jelas terhadap pertanyaan masa kini ? Karena bagaimana hal ini seharusnya terjadi apabila para Rasul tidak meninggalkan kita tulisan-tulisan ? Tidakkah itu perlu [dalam kasus itu] untuk mengikuti tradisi yang mereka turunkan kepada orang-orang yang padanya benar-benar berkomitmen pada Gereja ?

2. Ke arah mana beberapa negara dari kaum barbar yang percaya dalam Kristus yang benar-benar sepakat, bahwa keselamatannya tertulis dalam hati mereka melalui Roh, tanpa kertas atau tinta, dengan hati-hati bertekun pada tradisi kuno, percaya dalam satu Allah, Pencipta langit dan bumi, dan segala sesuatu yang ada di dalamnya, oleh sarana Kritus Yesus, Anak Allah, yang karena kasihNya yang melimpah terhadap ciptaanNya, merendahkan diri untuk lahir dari sang Perawan, Dia sendiri menyatukan manusa melalui DiriNya kepada Allah, dan telah menderita di bawah Ponsius Pilatus dan bangkit kembali, dan telah diterima dalam kemuliaan, akan datang kembali dalam kemuliaan, Penyelamat dari mereka yang diselamatkan, dan Hakim dari mereka yang dihakimi, mengirim ke dalam api abadi mereka yang mentransformasikan kebenaran dan memandang rendah BapaNya dan kedatanganNya. Mereka dalam ketiadaan dokumen yang tertulis, telah percaya pada iman ini, adalah kaum barbar, sejauh hal itu adalah bahasa kita berbicara, namun terhadap doktrin, tingkah laku dan tujuan hidup, mereka karena iman menjadi sangat bijaksana, dan mereka benar-benar menyenangkan Allah, mengadakan percakapan mereka dalam kebaikan, kesalehan, kebijaksanaan. Apabila setiap orang akan mengajak kepada orang-orang ini temuan heretik, berbicara kepada mereka dalam bahasa mereka maka mereka akan menutup telinga mereka lagi, dan pergi sejauh mungkin, bahkan tidak tahan untuk mendengarkan pidato yang menghujat. Demikian, melalui sarana tradisi rasul yang kuno itu, mereka tidak menderita akibat merasakan sesuatu dengan bahasa yang tidak menyenangkan dari guru-guru tersebut, yang mana diantara mereka tidak ada Gereja atau doktrin yang telah ditetapkan.

3. Karena, sebelum Valentinus, mereka yang mengikuti Valentinus tidak memiliki eksistensi, tidak juga mereka yang mengikuti Marcion eksis sebelum Marcion; singkat kata, tidak juga orang-orang yang berpikiran jahat, yang kepadanya aku telah sebutkan di atas tadi, setiap yang pertama dari insiator dan inventor dari kejahatan mereka. Karena Valentinus datang ke Roma di masa Hyginus, yang berkembang di bawah Pius dan tinggal sampai jaman Anicetus. Cerdon, juga pendahulu Marcion, dirinya sendiri tiba di masa Hyginus, yang adalah uskup ke-sembilan. Datang berkali-kali ke dalam Gereja, dan membuat pengakuan publik, demikian dia tinggal, pernah suatu waktu mengajar secara rahasia dan kemudian membuat lagi pengakuan publik; tetapi akhirnya, setelah dicela karena ajaran-ajaran yang korup, dia diekskomunikasikan dari kumpulan saudara-saudara seangkatan. Marcion, kemudian menggantikan dia, berkembang di bawah Anicetus, yang memegang jabatan ke-sepuluh dari episkopat. Tetapi sisanya, yang disebut sebagai Gnostik[5], muncul dari ajaran Menander, yakni murid Simon, sebagaimana Aku telah tunjukkan; dan setiap satu dari mereka nampak menjadi bapak dan imam besar dari doktrin itu ke dalam ajaran yang dia telah perkenalkan. Namun semua ajaran tersebut [Marcosian] hancur ke dalam kemurtadan mereka berikutnya, bahkan selama peride intermediasi/pertengahan Gereja.



[1] Hosea 2:23 tidak terdapat dalam KS LAI, namun terdapat dalam KS Vulgata/Catholic Duoy Rhimes 1899 dan KS Seputaginta-red.

[2] Inborn ideas : ide yang ada sejak kelahiran-red.

[3] Urutan kekuatan spiritual yang berevolusi dengan cara emanasi progresif dari Yang abadi [Eternal Being]-red.

[4] Dunia spiritual yang tak kelihatan-red.

[5] Ajaran sesat yang mengajarkan bahwa Allah itu dapat didekati hanya dengan akal atau intelektualitas saja. Bersifat esoterik.

Tidak ada komentar:

♥ HATIMU MUNGKIN HANCUR, NAMUN BEGITU JUGA HATIKU

 ♥ *HATIMU MUNGKIN HANCUR, NAMUN BEGITU JUGA HATIKU* sumber: https://ww3.tlig.org/en/messages/1202/ *Amanat Yesus 12 April 2020* Tuhan! Ini ...