Jumat, 24 Oktober 2008

Delegasi Orthodox Memandang Misi Paus sebagai Tugas Persatuan

Delegasi Orthodox Memandang Misi Paus sebagai Tugas Persatuan

Delegasi mengatakan Bahwa Masyarakat Yang lelah Memerlukan Suara Kristen Yang Bersatu

Diterjemahkan oleh Leonard T. Panjaitan

VATICAN CITY, 12 Oktober 2008 (Zenit.org).- Wakil dari Gereja Orthodox yang menyampaikan amanatnya (pidato) pada Sinode Uskup dunia (Vatikan) berbicara tentang Uskup Roma sebagai tanda persatuan diantara umat Kristen.

Arkhimandrit Ignatios Sotiriadis, delegasi fraternal (persaudaraan-red) dari Gereja Orthodox Negara Yunani (Greece-red), berbicara pada hari Sabtu lalu di Sinode tersebut, yang memfokuskan topik pada Sabda Allah dalam hidup dan misi Gereja.

Amanat Arkimandrit tersebut membuat tepuk tangan yang lebih meriah dibandingkan dengan amanat-amanat lainnya dalam minggu pertama sinode tersebut.

“Bapa Suci,” sang Arkimandrit berkata, “masyarakat kita sekarang lelah dan sakit. Mereka mencari namun tidak menemukan ! Mereka haus namun tidak terpuaskan. Masyarakat memerlukan kita orang-orang Kristen – baik Katolik, Orthodox, Protestan, atau pun Anglican – yakni sebuah kesaksian, yaitu suara persatuan. Di sini terbentang tanggungjawab kita sebagai pastor dari Gereja-gereja di abad 21.”

“Di sini,” lanjut pastor Orthodox itu, “adalah misi utama dari Uskup Pertama Kekristenan, tentang dia yang memimpin dalam kasih, dan di atas semuanya, yakni seorang Paus yang menjadi Pengajar Teologi : akan menjadi tanda yang kelihatan (visible-ing) dari persatuan dan memimpin umat Kristen di bawah bimbingan Roh Kudus dan menurut Tradisi Suci, bersama dengan kebijaksanaan, kerendahan-hati dan dinamisme, bersama dengan seluruh uskup di dunia, yang merupakan pengganti para rasul, seluruh umat manusia menuju kepada Kristus Sang Penebus”.

“Hal ini adalah kerinduan yang mendalam bagi mereka yang dengan pedihnya merindukan di dalam hati mereka akan Gereja yang tak terpecah-belah seperti “Una, Sancta, Catholica et Apostolica (Gereja yang Satu, Kudus, Katolik dan Apostolik),” beliau menyimpulkanya demikian. “Tetapi hal ini menjadi kerinduan mereka juga yang, sekali lagi di dunia yang tanpa Kristus ini, dengan penuh semangat, dengan kepercayaan dan iman kepada Sang Putra, mengulangi kata-kata para rasul “Tuhan, kepada siapa lagi kami pergi ? Engkau memiliki kata-kata hidup yang kekal !

Kamis, 23 Oktober 2008

Pemimpin Orthodox menyarankan “persatuan dwirangkap” bagi Gereja Katolik Timur

http://www.catholicculture.org/news/features/index.cfm?recnum=59186

Pemimpin Orthodox menyarankan “persatuan dwirangkap” bagi Gereja Katolik Timur

Diterjemahkan oleh Leonard T. Panjaitan

Konstantinopel, 19 Juni 2008 (CWNews.com) – Patriak Orthodox Konstantinopel telah menyokong usulan dari Kepala Gereja Katolik Ukraina terhadap sistem “persatuan dwirangkap (dual unity-Ing.)” dimana Gereja-gereja Katolik Bizantin dapat menjalin persatuan penuh baik dengan Konstantinopel maupun Roma.

Patriak Konstantinopel Bartolomeus I menyambut baik proposal tersebut dalam sebuah interview dengan majalah Cyril and Methodius, seperti yang dilaporkan oleh RISU. Pemimpin besar dunia Orthodox ini menyarankan bahwa pendekatan “persatuan dwirangkap” akan menghasilkan sesuatu yang berkaitan erat dengan situasi dunia Kristen pada millennium pertama, sebelum timbulnya perpecahan antara Roma dan Konstantinopel.

Kardinal Kiev Lubomyr Husar, seorang Uskup Agung Gereja Katolik Ukraina – yang merupakan Gereja terbesar dari Gereja-gereja Katolik Timur – telah menawarkan kemungkinan bahwa Umat Bizantin boleh menjalin persatuan dengan Kepatriakan Ekumenis tanpa harus memutus hubungan dengan Tahta Suci (Vatikan-red). Patriak Bartolomeus I menyatakan adanya kepentingan yang berbeda dalam usulan ini, dengan mengatakan bahwa “Gereja induk di Konstantinopel membuka pintu secara terbuka bagi kembalinya seluruh mantan putra-putriNya”.

Patriak Bartolomeus mengakui bahwa pemulihan persatuan akan membutuhkan studi dan perbedaan penting yang ada harus diatasi. Namun demikian, beliau mengamati bahwa langkah besar telah diambil untuk mengatasi perbedaan tersebut – khususnya adalah pencabutan dekrit ekskomunikasi yang dikeluarkan baik oleh Roma maupun Konstantinopel terhadap satu sama lain pada tahun 1054.

Pada saat teolog Katolik dan Orthodox melanjutkan usaha-usaha mereka untuk mencapai kesepakatan terhadap masalah doktrinal, Patriak Bartolomeus berkata, “orang-orang di akar rumput harus bersama-sama kembali lagi”. Dia menunjuk kepada ide “persatuan dwirangkap” sebagai langkah ke depan yang mungkin dicapai dalam hal praktek persatuan ini.

Kardinal Husar, Pemimpin Gereja Katolik Ukraina, telah mengusulkan di masa lalu bahwa Gereja Orthodox (alur utama-red) dan Gereja Katolik Bizantin Ukraina harus bersatu di bawah satu kepemimpinan kepatriakan. Usulan provokatif ini secara khusus menarik perhatian dengan dua alasan, yakni :

Pertama, Umat Katolik Bizantin di Ukraina bergumul selama bertahun-tahun – khususnya sejak bangkitnya Gereja dari bayangan represi Komunis – bahwa Gereja Katolik Ukraina seharusnya memiliki sebuah status kepatriakan. Baik Paus Yohanes Paulus II maupun Paus Benediktus XVI telah menyatakan simpati terhadap usulan tersebut. Gereja Katolik Ukraina degan ritus Bizantin-nya secara substansial berjumlah lebih besar dibandingkan dengan gereja-gereja Katolik lainnya yang telah memiliki kepatriakan, termasuk Gereja Maronit, Kaldea, Syria, Armenia dan gereja-gereja Katolik Koptik. Namun demikian, Kiev bukanlah tahta patriakal secara historis seperti halnya Antiokia atau Alexandria. Dan pengakuan akan adanya kepatriakan Katolik Ukraina ini akan membuat provokasi dengan Gereja Orthodox Rusia, selama ini sering mengeluh tentang aktivitas Gereja Katolik Bizantin di Ukraina.

Kedua, Gereja Orthodox di Ukraina (alur utama-red) ternyata terpecah-belah, dengan adanya tiga kelompok kepatriakan yang saling bertikai demi mencari pengakuan dari umat beriman Bizantin, yakni sbb :

1. Kelompok pertama, Gereja Orthodox Ukraina – dengan Kepatriakan Kiev dipimpin oleh Patriak Filaret, yang pernah diakui oleh Moskow tetapi akhirnya pecah dengan Gereja Orthodox Rusia setelah Ukraina meraih kemerdekaan negaranya.

2. Kelompok kedua , Gereja Orthodox Ukraina – dengan Kepatriakan Moskow dimana kelompok ini tetap mempertahankan ikatan dengan Orthodoksi Rusia.

3. Kelompok ketiga, Gereja Orthodox Autokepalus Ukraina (otonom-red), jumlah umatnya lebih kecil dibandingan dengan dua kelompok di atas, namun sering berdampingan dengan Kepatriakan Kiev untuk membentuk sebuah kepatriakan yang tunggal, dimana mereka berusaha menyatukan diri dengan Gereja Orthodox Ukraina yang independen dari pengaruh Moskow.

Selasa, 21 Oktober 2008

PATRIAK KONSTANTINOPEL MENYAMPAIKAN PIDATO PADA SINODE USKUP GEREJA ROMA KATOLIK



http://212.77.1.245/news_services/press/vis/dinamiche/c2_en.htm

PATRIAK KONSTANTINOPEL MENYAMPAIKAN PIDATO PADA SINODE USKUP GEREJA ROMA KATOLIK

Diterjemahkan oleh Leonard T. Panjaitan

Vatican City, 18 Oktober 2008 (VIS) – Di dalam Kapel Sistina jam 5 sore, hari Sabtu ini, Bapa Suci memimpin misa Verpers pertama (misa petang hari – red) dalam liturgi Hari Minggu Biasa ke-29, yang menandai partisipasi Patriak Ekumenis Konstantinopel Bartolemus I dalam Sidang Umum Biasa dari Sinode para Uskup yang tengah berlangsung saat itu.

Seremoni yang dihadiri oleh lebih dari 400 kardinal, uskup, imam, dan kaum religius serta umat awam dimulai dengan kata pengantar singkat oleh Paus Benediktus XVI.

Dalam pidato pengantarnya yang berbahasa Inggris, Bartolomeus I menekankan bagaimana “pertemuan ini adalah yang pertama kali dalam sejarah ketika seorang Patriak Ekumenis diundang untuk menyampaikan pidato pada acara Sinode Uskup-uskup Gereja Roma Katolik, sehingga ini menjadi ‘bagian dari kehidupan’ Gereja bersaudara di tingkat yang tinggi”. Kami menilai hal ini sebagai manifestasi dari karya Roh Kudus yang membawa Gereja-gereja kita lebih dekat dan memiliki hubungan yang lebih dalam satu sama lain, dimana pertemuan ini adalah suatu langkah menuju pemulihan persatuan penuh kita bersama.

“Hal ini telah diketahui bersama bahwa Gereja Orthodox melekatkan dirinya pada pentingnya fundamental sistem eklesiologikal sinode. Bersama dengan primat, sinodalitas membentuk tulang punggung pemerintahan dan organisasi Gereja….Dengan demikian, pada kesempatan berpidato dihadapan Sinode ini, harapan kami sedang tumbuh bahwa suatu saat akan datang ketika dua Gereja kita akan secara penuh menyatu dalam fungsi primat dan sinodalitas dari kehidupan Gereja, yang mana komisi bersama teologis dari kedua Gereja sedang meluangkan waktunya untuk melakukan studi terhadap masalah tersebut”.

“Kami telah mengeksplorasi”, Patriak menyimpulkan, “bahwa ajaran patristik dari pengertian spiritual, yang membedakan antara kuasa mendengarkan dengan kuasa berbicara dalam Sabda Allah di Kitab Suci, memahami Sabda Allah dalam ikon dan sifat, begitu juga menghayati dan berbagi Sabda Allah dalam orang-orang kudus dan sakramen. Namun, agar dapat tetap tinggal secara benar terhadap kehidupan dan misi Gereja, maka kita harus secara pribadi ikut dirubah oleh Sabda Allah tersebut. Gereja harus mengikuti sang bunda (Maria-red), yang kedua-duanya dipelihara dan diberi makan melalui makanan yang bunda makan. Apa pun yang tidak memberikan makan dan menumbuhkan setiap orang maka hal ini tidak dapat menumbuhkan kita juga. Ketika dunia tidak berbagi suka cita Kebangkitan Kristus, maka ini adalah suatu tuduhan bagi integritas dan komitmen kita bersama kepada Sabda Allah yang hidup.

Menyambung pidato Patriak tadi, Paus Beneditus XVI berterima kasih kepadanya atas kata-katanya yang menguatkan dia bahwa peranan primat dan sinodalitas akan dipelajari dan diteliti secara seksama oleh Sinode Uskup ini. “Peristiwa ini adalah pengalaman yang menggembirakan”, Paus berkata, “suatu pengalaman persatuan, meskipun tidak sempurna namun riil dan mendalam. Saya berpikir kepada diri saya sendiri : Bapa-bapa Gerejamu, yang engkau kutip secara mendalam adalah juga bapa-bapa Gereja kami, dan bapa-bapa Gereja kami adalah bapa-bapa Gereja kalian juga. Dan apabila kita berbagi Bapa-bapa yang sama lantas bagaimana kita tidak menjadi saudara ?”.

AC/VESPERS/BARTHOLOMEW IVIS 081020 (460)

Kamis, 16 Oktober 2008

Nyanyian Trinitas Maha Kudus (Amanat Sang Bapa)

http://www.tlig.org/en/messages/1086/

Nyanyian Trinitas Maha Kudus (Sang Bapa)

Disampaikan kepada Vassula oleh Sang Bapa

tanggal 3 Februari 2003

Vassula, nyatakanlah semua keajaibanKu kepada setiap bangsa; kemurnian dan integritas akan menerima diriKu dengan tangan terbuka dan akan mendapatkan keuntungan dari mujizat-mujizatKu, Aku perlu mendidik kembali orang-orang untuk belajar memberikan penghargaan besar pada Bapa, DiriKu dan Roh Kudus ; Untuk memberikan penghargaan kepada Kemuliaan dan Kuasa Kami, penghargaan kepada Rahmat dan Kebaikan, penghargaan kepada mujizat dan tanda-tanda Kami; ini adalah mengapa Aku harus kembali mendidik mereka untuk belajar bagaimana untuk mencari WajahKu yang Kudus dan mengenaliNya; ketika pondasimu jatuh kepada kehancuran, tidakkah Aku melakukan intervensi ? namun percaya bahwa Aku telah berhenti berkarya bagi ciptaanKu dengan karunia melimpah seperti di masa lalu, maka itu adalah sebuah bidat yang berbahaya ! setiap pekerjaan yang Aku lakukan adalah penuh dengan kemuliaan dan keagungan; Karya-karyaKu luhur dan mereka yang bergembira pada karya-karya tersebut adalah mereka yang benar dalam memperhatikan mata mereka; Pembawa amanatKu, percepatlah perintah RajaMu untuk menulis sebuah Ode, dengan nama :

“Nyanyian Trinitas Maha Kudus”

kemudian beritahukanlah di setiap kota, provinsi dan hormatilah Kami; Sang Bapa akan menyampaikan amanat kepadamu sekarang …..

(tadi adalah amanat Yesus)

Sang Bapa Berbicara :

ciptaan, jangan menangis, jangan bersedih hati, tetapi bersukacita dan bersenanglah ! jangan lagi menyanyikan lagu duka ketika Penciptamu sedang bernyanyi kepada kalian ! tetapi bukalah hatimu sehingga Kemuliaan dan CahayaKu menghiasi kalian dengan agungnya; jangan tutup telinga kalian terhadap Rajamu yang membawakan kalian harta dari surga; Dia yang disebut : tak dapat dimasuki, tak terlihat atau seperti : hakikat yang tersembunyi, kini sedang melayani kalian ! bersukacitalah di era Kerahiman ini dan bergembiralah ! Oh Ras manusia yang begitu dicintai ! Mengapa kalian mengijinkan penghancuran dan keruntuhan membungkus dan menyerbu kalian sampai demikian hebatnya ? katakan padaKu, buah apa yang Aku terima dari tanganmu ? Ketika orang-orang merintih dan meratapi karena penindasan berat, atau berteriak karena kezaliman dari musuh-musuh mereka, tidak ada satu orang pun berpikir untuk bertanya, "dimana Allah, yang membuat puji-pujian indah bergema ?" tidak ada satu pun mengakui bahwa mereka telah menyuburi tanahnya dengan kekafiran; kalian sedang menghukum hidupmu sendiri, oh ciptaan ! NyanyianKu sekarang adalah untuk menuntun kalian pada pertobatan dan mengakui diriKu; walaupun kalian adalah daging dan tulang serta substansi fana, namun Aku telah memberkati kalian dengan RohKu dan menciptakan kalian dalam CitraKu;

banyak diantara kalian yang bertanya dengan kesangsian : “Bagaimana dapat esensi yang tersembunyi ini berada di atas segala esensi, yang tak dapat dibayangkan sama sekali, yakni Allah, yang memanifestasikan DiriNya sendiri dengan cara mistik di era modern ini dan yang menyatakan DiriNya sendiri dengan cara langsung melalui salah satu dari kita yang juga adalah debu dan abu ?” karena kalian tidak dapat melebihi DiriKu, maka Aku dalam terang dan pengetahuan transendental, berkehendak menyampaikan NyanyianKu kepada generasi ini yang berada dalam kebutuhan mendesak akan pertolongan, maka Aku menyatakan DiriKu sendiri kepada kalian dengan cara ini…

Oleh karena itu Aku bebas bernyanyi kepada kalian dan mengingatkan kalian akan fondasi sejatimu; Aku bernyanyi kepada kalian untuk menguatkan dan menghibur kalian, untuk mengatasi patah hati kalian dan melakukan keajaiban di hati kalian; NyanyianKu akan serupa dengan manisnya madu pada semua mulut, dan serupa dengan musik di pesta anggur, menjadi Pencipta segalanya dan penyebab segala sesuatu Aku ada dimana-mana dan tak seorang pun dapat berkata tentang DiriKu : “Allah tidak menyatakan DiriNya dengan cara ini; “bagaimana mungkin kalian berkata-kata ini ketika kalian berada dalam kegelapan ? Maka dari itu, bangkitlah dengan sukacita dan selidikilah kegelapan kalian, karena siapa yang serupa dengan DiriKu ? Bapa, Aku lah itu, Nyanyian liturgis dari jiwamu, Akulah itu, Allah Yang Maha Terang, Akulah itu;

Alkitab berkata : “berbahagialah yang murni hatinya, karena mereka dapat melihat Allah;” namun saat ini Vassula, setiap orang melihat sejauh yang mereka mampu, tetapi Aku berkata kepada kalian semua, kalian juga dapat termasuk diantara Orang-orang KudusKu yang dapat melihatKu apabila kalian mengijinkan Roh KudusKu melewat kalian untuk menghancurkan segala ketidakmurnian dan sekali kemurnian itu diperoleh, maka penglihatan kepada DiriKu akan diberikan kepada kalian;

ah, generasi, dari sejak awal mula Aku menciptakan kalian dalam rupa Kodrat DiriKu, Aku berkata : “marilah Kita ciptakan manusia dalam Rupa Kita, dalam keserupaan dengan Diri Kita sendiri; “Tetapi seperti yang kalian ketahui, si Iblis, dalam iri-hatinya dan kebenciannya kepada DiriKu dan kalian, ia membawa kalian semua untuk berhadapan dengan Kematian; Musim Dingin telah berlalu dan Dia yang adalah Musim Semi datang ke dunia dan menebus kalian untuk memberi kalian pakaian sekali lagi dengan Keindahan yang Mulia dan Ilahi, maka apa yang harus kalian takutkan lagi ?

Sekarang, datanglah kalian yang merindukan Aku dan berjejal di sekelilingKu; datang dan dengarkanlah Nyanyian yang datang dari Surga

Diberkatilah orang yang merangkul DiriKu, Aku akan menguatkannya dalam persatuan…saat ini, Aku melangkah keluar dari surga tertinggi, untuk memanggil kalian dan menjadi satu dengan DiriKu; Aku sedang memberikan DiriKu sendiri kepada kalian untuk menemukan KebesaranKu dan KeilahianKu; hal ini merupakan persatuan mistik antara Pencipta dan ciptaanNya; Sang Mempelai Pria, yaitu Raja kalian juga, mengajak kalian untuk mempersunting DiriNya; seperti halnya mempelai pria melangkah keluar dari paviliun emasnya, bersinar seperti matahari dengan keramahanNya, dan berkilauan dalam CahayaNya, maka Aku melangkah keluar dari surga untuk mengundang kalian masuk ke dalam Ruang emas dari HatiKu, yakni KasihKu dan dadaKu;

kalian, yang tidak pernah memahami kedalaman Kasih IlahiKu, tidak juga memahami bahwa HatiKu adalah ranjang pengantin kalian, maka datanglah dan belajarlah bahasaKu…Aku sedang mengundang jiwamu yang kecil untuk menikmati manisKu; rinduKu dan Aku akan menambahkan, dahagaKu, yakni menyelamatkan kalian dan mengangkat kalian naik ke surga dimana kalian berasal.

Datanglah kepada Ku, MilikKu, dalam Ruang Emas dari DadaKu dan Aku akan memberikan jiwamu pandangan Wajah KudusKu; terkasih; untuk mendengarKu harus dilahirkan kembali; untuk melihat DiriKu maka harus demikian adanya; lalu tawaran apa lagi yang lebih baik kecuali orang itu menawarkan kalian kebahagiaan abadi dalam kehidupan bersamaKu ? dan untuk selama-lamanya ? maka dalam lembah Kerahiman Aku dapat mencuci kalian dari segala noda dan memurnikan kalian dari segala dosa, untuk memperoleh warisanKu…

bersambung....

Diterjemahkan oleh Leonard T. Panjaitan (16/10/2008)

Senin, 29 September 2008

Menjawab Pendukung Kristen Tauhid Ala Frans Donald

Menjawab Pendukung Kristen Tauhid Ala Frans Donald
By. Yudi Andreas

Inti dari pertanyaan 1 – 6 adalah Siapa yang harus disembah? Yesus atau Allah (BapaNya)? Bapa lebih besar dari Yesus (Yoh 14:28) serta perbedaan antara dipernakan dengan diciptakan.

(Yohanes 5:41) Aku tidak memerlukan hormat dari manusia..... (Matius 12:7) Jika memang kamu mengerti maksud firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, tentu kamu tidak menghukum orang yang tidak bersalah.

Jawab

Dalam (Yohanes 8:49) Jawab Yesus: "Aku tidak kerasukan setan, tetapi Aku menghormati Bapa-Ku dan kamu tidak menghormati Aku...“ Bukankah sepertinya ayat ini kontradiksi? Bagaimana ini? Apakah Yesus ling-lung sehingga ada ayat yang berbeda? Bacalah perikop secara keseluruhan dan jangan asal comot ayat sana-sini demi mendukung pendapat yang dianggap "benar“. Perikop itu bercerita ahli-ahli Taurat dan orang Farisi yang menangkap perempuan yang kedapatan berzinah dan dibawa ke Yesus dengan tujuan mencobaiNya, singkat cerita walaupun dengan alih-alih memakai Hukum Musa orang-orang tersebut gagal mencobai Yesus. Ketika Yesus mulai berbicara bahwa DiriNya adalah terang dunia (Yoh 8:12). Orang-orang Farisi menganggap kesaksian Yesus tidak benar (Yoh 8:13), setelah terjadinya “perdebatan“ tersebut orang-orang Farisi bertanya “Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kita Abraham, yang telah mati! Nabi-nabi pun telah mati; dengan siapakah Engkau samakan diri-Mu?“ (Yoh 8:53). Mengapa ahli-ahli Taurat dan orang Farisi begitu geram mendengar jawaban Yesus sehingga mereka mengambil batu untuk melempari Dia (Yoh 8:59). Jawabannya kita sudah tahu dengan siapa Yesus menyamakan diriNya.

Sama seperti Matius 12:7, maka jangan main asal comot ayat teliti dan pelajari keseluruhannya. Intinya orang orang Farisi itu bersekongkol untuk membunuh Yesus (Mat 12:14). Mengapa? Karena perbuatan Yesus dan murid-muridNya yang memetik gandum pada hari Sabat, menyembuhkan tangan orang yang mati sebelah. Jelas menurut peraturan Sabat Yesus dan murid-muridNya melanggar ketentuan tersebut yang diketahui bahwa hukumnya fatal bagi yang melanggar ketentuan Sabat, terlebih lagi Yesus mengatakan bahwa “Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat.“

Jadi maksud Mat 12:7 dengan kata lain hasrat Yesus adalah belas kasihan atau perbuatan baik kepada orang-orang yang memerlukan pertolongan, bukannya aturan-aturan hari Sabat yang sedemikian kerasnya yang diasumsikan oleh orang-orang Farisi dengan melakukan hal-hal yang diatur ketat dalam peraturan Sabat berarti telah mempersembahkan atau membaktikan diri kepada Allah. Dengan melakukan perbuatan baik kepada orang lain walaupun dilakukan dihari Sabat tidak melanggar ketentuan Sabat. Sebab Anak Manusia (Yesus) menjadi Tu(h)an atas Sabat. (Mat 12:8).

Bagaimana dengan Matius 4, Doa Bapa Kami, Yohanes 15:16, Yohanes 14:28) bukankah Yesus mengatakan untuk hanya menyembah Allah, meminta kepada bapaNya, dan Bapa lebih kecil dari Yesus?

Pengakuan iman (syahadat/credo) iman Nikea dan Alkitab tidak ada kontradiksi namum saling melengkapi, karena keduanya menyatakan adanya suatu perbedaan antara kata “Allah” dengan “Tu(h)an.” Allah adalah Sang Bapa dan Tuhan adalah Yesus Kristus. Agar tidak rancu dalam mengerti “Kristus”dan Ällah dalam iman Kristen perlu adanya suatu penekanan dalam perbedaan tersebut.

Terminologi bahasa Indonesia tidak membedakan antara Tu(h)an dengan Allah. Tu(h)an adalah Allah dan Adalah Tu(h)an. Terminologi Kristen jelas Allah adalah Tu(h)an (Mat 11:25). Tu(h)an tidak sama dengan Allah karena kata kurie dan adon dapat dipakai untuk manusia. Kata Allah menunjuk pada keberadaan dan hakekat Allah itu sendiri sedangkan . Kata Tu(h)an mencerminkan kewibawaan kepenguasaanNya atas alam semesta ini. Karena Allah itu Satu adanya, maka yang menjadi penguasa atau “Tu(h)an” itupun harus satu. Itulah sebabnya Yesus Kristus disebut Tu(h)an dikarenakan Allah telah melimpahkan kewibawaan kepenguasaanNya kepada Yesus sebagai rencana karya keselamatan atas manusia dan alam semesta.

Matius (28:18) “…….kepadaKu telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi” Siapa yang memberi hak kekuasaan tersebut? Tak lain adalah Allah (Yoh 3:35). Jika diungkapkan dalam pasal-pasal lain St. Yohanes dan dihubungkan dengan masalah menyerahkan segala sesuatu kepadaNya, memiliki cakupan yang luas melingkupi penghakiman pada akhir zaman. Dalam surat Efesus 1:22 juga dijelaskan bahwa segala sesuatu telah diletakanNya (Allah) dibawah kaki Kristus. Memberikan segala kuasa termasuk kuasa penghakiman yang berarti mempunyai kuasa atas kehidupan manusia apakah membuat adanya dua kuasa atau dua hakim? Ataukah Allah ingin pensiun menjadi Allah sehingga Ia meletakkan jabatannya? Ataukah Allah sudah tidak mampu lagi atau mungkin lelah mengatur manusia dan semesta sehingga Ia harus sharing kekuasaan kepada makhluk ciptaannya? Bukankah ini yang namanya penghujatan kepada Allah?

Memang benar Yesus itu adalah benar-benar seorang manusia yang diberi kuasa oleh Allah untuk menjadi Tu(h)an sehingga segenap makhluk bertekuk lutut dibawa kakiNya, tetapi kemanusiaan Yesus bukanlah wujud kemanusiaan biasa melainkan inkarnasi dari Sang Sabda yang kekal yang berada di dalam Bapa (Yoh 1:14; 1-2), maka kemanusiaan Yesus Kristus tidak dapat dipisahkan dari ke-Allah-an Sang Sabda. Karena Yesus dalam kedudukanNya sebagai Firman Allah itu tetap tinggal dalam Allah meskipun telah menjadi manusia. Walaupun Bapa telah menyerahkan kuasa kepada Yesus tidak berarti Bapa kehilangan kekuasaanNya atau sharing kekuasaan dikarenakan Firman itu melekat dalam diri Bapa yang tidak dapat dipisahkan sehingga Bapa tidak kehilangan Firman ataupun kekuasaan.

Bertalian dengan diangkatnya Yesus oleh Allah menjadi Tuhan tidak mensejajarkan kemanusiaan Yesus dengan Allah oleh sebab itu Yesus menyebut Allah sebagai Ällahku.” dan “Bapa lebih besar dari Yesus.”

Bacalah Filipi 2:6 “yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,”

Apa itu gambar? Apa itu rupa?
GAMBAR adalah sesuatu yang menggambarkan tentang rupa pada tempat lain, sedangkan RUPA adalah keberadaan yang ada dan lengket dengan orang itu. Yesus adalah GAMBAR ALLAH berarti refleksi kemuliaan Allah ditempat lain yang melaluiNya Allah yang tidak dapat dilihat menjadi dapat dilihat. Sedangkan Yesus sebagai RUPA ALLAH menunjukan “KESETARAAN” dengan Allah. Yang dimaksud adalah kedudukanYesus sebagai Firman yang kekal selamanya berada dalam Diri Allah itu, mempunyai esensi, Dzat-hakikat , Ousia dengan Allah.

Diperanakan atau diciptakan?
Terjemahan Alkitab banyak versi sebagai contoh:

Yesaya 66:8 (LAI terjemahan baru) “Siapakah yang telah mendengar hal yang seperti itu, siapakah yang telah melihat hal yang demikian? Masakan suatu negeri diperanakkan dalam satu hari, atau suatu bangsa dilahirkan dalam satu kali? Namun baru saja menggeliat sakit, Sion sudah melahirkan anak-anaknya.
Yesaya 66:8 (LAI terjemahan Lama) “Siapakah tahu mendengar yang demikian? siapakah tahu melihat yang begitu macam? Bolehlah sebuah negeri dibuat pada sehari jua? bolehlah sebangsa dijadikan pada sesaat jua. Demikianpun perihal Sion, serta dirasainya sakit maka anak-anaknya sudah jadi.”

Yesaya 66:8 “(LAI terjemahan BIS) ”Siapa pernah mendengar hal seperti itu? Siapa pernah melihat kejadian semacam itu? Tetapi bangsa Israel sudah lahir pada saat Sion mulai merasakan sakit beranak...”

Isaiah 66:8 (KJV) “Who hath heard such a thing? who hath seen such things? Shall the earth be made to bring forth in one day? or shall a nation be born (dilahirkan) at once? for as soon as Zion travailed, she brought forth (membawa keluar) her children...”

Isaiah 66:8 (Contemporary English Version) “Who ever heard of such a thing or imagined it could happen? Can a nation be born (dilahirkan) in a day or come (datang) to life in a second? Jerusalem is like a mother who gave birth (kelahiran) to her children as soon as she was in labor...”

Isaiah 66:8 (Today’s English Version) ”Has anyone ever seen or heard of such a thing? Has a nation ever been born in a day? Zion will not have to suffer long, before the nation is born”

Isaiah 66:8 (NIV) “Who has ever heard of such thing? Who has ever seen such things? Can a country be born in a day pr a nation be brought forth in a moment? Yet no sooner is Zion in labor than she gives birth to her children”

Amsal 8:22-23 (LAI terjemahan Baru) “TUHAN telah menciptakan aku sebagai permulaan pekerjaan-Nya, sebagai perbuatan-Nya yang pertama-tama dahulu kala. Sudah pada zaman purbakala aku dibentuk, pada mula pertama, sebelum bumi ada.”
Amsal 8:22-23 (LAI terjemahan Lama) “Bahwa Tuhan telah menaruh aku akan permulaan jalannya, dahulu dari pada segala perbuatannya yang mula-mula. Bahwa aku telah dilantik dari selama-lamanya, yaitu dahulu dari pada bumi ini jadi.”

Amsal 8:22-23 (BIS) “Aku dibentuk sejak permulaan zaman, pada mulanya, sebelum bumi diciptakan. Aku lahir sebelum tercipta samudra raya, sebelum muncul sumber-sumber air.”
Proverb 8:22-23 (KJV) “The LORD possessed (memiliki) me in the beginning of his way, before his works of old. I was set up (diatur) from everlasting, from the beginning, or ever the earth was.”

Proverb 8:22-23 (Contemporary English Version) “From the beginning, I was with (bersama) the Lord. I was there (ada) before he began to create the earth. At the very first, the LORD gave life to me”

Proverb 8:22-23 (Today’s Englis Version) "The LORD created (diciptakan) me first of all, the first of his works, long ago. I was made (dibentuk) in the very beginning, at the first, before the world began.”

Proverb 8:22-23 (NIV) “The LORD brought me forth (membawa keluar) as the first of his works. Before his deeds of old.; I was appointed (menempatkan) from eternity from the beginning, before the world began.”

Saya tidak mau menjadi hakim atas banyak versi Alkitab. Bukankah itu adalah bahasa kesusasteraan. Bahasa-bahasa yang digunakan dalam kesusasteraan sering mengabaikan penggunaan kata (contoh: bumi yang melahirkan aku yang artinya bumi dimana kita berpijak, langit menangis yang arti hujan). Demikian pula dalam kesusasteraan Kitab Suci sebagai contoh Allah menyesal (Kejadian 6:6), Anak Manusia tidak ada tempat untuk meletakkan kepalaNya (Matius 88:20) Kalau Allah menyesal bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi, bagaimana dengan ke Mahatahuan-Nya apakah berarti Allah tidak Mahatahu kejadian/perilaku manusia? Apakah Yesus benar-benar tidak memiliki tempat untuk meletakkan kepala-Nya? Selama karyanya di bumi apakah Yesus tidak memiliki tempat tinggal atau Yesus tidak pernah tidur? Demikian pula Yerusalem/Zion digambarkan sebagai ibu yang melahirkan anak-anaknya

Sewaktu masih duduk dibangku SD dan SMP ada soal test benar atau salah dengan contoh sebagai berikut:

1. Dari pernyataan dibawah ini:
A. Aku dilahirkan oleh ibuku.
B. Aku diperanakan oleh ibuku
C. Aku diciptakan oleh ibuku
D. Aku dibuat oleh ibuku.
Mana yang paling tepat?
a. A dan B Benar c. A dan D Benar f. B dan D Benar
b. A dan C Benar e. B dan C Benar g. C dan D Benar

Saya lebih memilih jabawan a (A dan B Benar).

Konsep kekristenan memisahkan antara dilahirkan/diperanakan dengan diciptakan. Allah meciptakan segala sesuatu dari yang tidak ada menjadi ada (ex nihilo). Firman yang kekal selamanya berada dalam Diri Allah itu, mempunyai esensi, Dzat-hakikat , Ousia dengan Allah adalah tidak diciptakan.

Disinilah uniknya Yesus Kristus, didalam kemanusiaannya Ia mengalami proses seperti manusia lainnya dilahirkan, menjadi bayi, disusui oleh ibuNya, ngompol, eek, nangis, bangun tidur belekan, kolokan sama ibunya, dll dengan kata lain “kemanusiaannya diciptakan” tetapi karena ia adalah inkarnasi dari Sabda Allah yang sehakikat dengan Allah maka keilahianNya tidak tercipta (Yohanes 8:42) Kata Yesus kepada mereka: "Jikalau Allah adalah Bapamu, kamu akan mengasihi Aku, sebab Aku keluar dan datang dari Allah. Dan Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, melainkan Dialah yang mengutus Aku.

Point 2 Pengakuan Iman Nikea berbicara masalah Yesus sebagai LOGOS, bukan sebagai MANUSIA. Dan pada point ke 3 Pengakuan Iman Nikea baru berbicara YESUS sebagai Firman yang menjelma menjadi manusia (benar-benar manusia) Logos sarx egenneto (Firman yang menjadi Daging).

Siapakah yang dimaksud oleh Yesaya 48:11” Aku akan melakukannya oleh karena Aku, ya oleh karena Aku sendiri, sebab masakan nama-Ku akan dinajiskan? Aku tidak akan memberikan kemuliaan-Ku kepada yang lain!”

Sekali lagi mencerminkan ketidak konsistenan ajaran yang dianut oleh sdr. Frans Donald maupun mengagumnya atau pembelanya. Jawabannya adalah Allah (YHWH). Allah tidak akan memberikan kemuliaanNya kepada yang lain baik kepada manusia maupun malaikat. Tentu nama Allah akan dinajiskan bila menyekutukan manusia ataupun malaikat denganNya. Saya tidak akan membahas ini karena dari tulisan diatas sudah jelas. Justru yang menajiskan Allah (YHWH) adalah ajaran dari Sdr. Frans Donald maupun mengagum ataupun pembelanya? Yesus yang dianggap olehnya hanya manusia biasa yang tidak memiliki keilahian diberi kuasa oleh Allah menjadi Hakim yang sebenarnya Allah adalah Hakim. Allah sharing kekuasaan dengan manusia, sehingga Allah menjadi Allah yang pensiun atau Allah yang lelah. Yesus memang belum dilahirkan/diperanakan secara fisik pada jaman Yesaya tetapi sebagai FIRMAN/SABDA ia memiliki kekekalan.

Saya berpikir apakah jika KITAB PERJANJIAN BARU tidak pernah ditulis oleh Rasul-rasul Kristus, apakah KEKRISTENAN tetap ada dan apa bentuknya? Kalau jawabannya tidak, apa alasannya? Kalau ya, apa alasannya? Ketika bertanya kepada orang-orang yang mengaku dirinya KRISTEN, mereka bingung dan paling mudah jawabannya adalah TIDAK TAHU. Bagi iman Kristen Tauhid yang sejati bukan Kristen “Tauhid” ala Sdr. Frans Donald, jawabannya adalah YA.

Mengapa bisa, YA? Karena kami memakai liturgi yang benar-benar pararel dengan TRADISI RASULIAH dan tidak memisahkan antara liturgi dan pengajaran. Juga kami memiliki tulisan-tulisan, surat-surat diluar tulisan yang dikanonkan yang ditulis oleh Apostolic Father seperti
1. Kitab Didachee (thn 50M – 120 M) yang ditulis oleh Rasul Paulus dan Rausl Barnabas.
2. Surat Barnabas (thn 70M -140 M) --bukan injil barnabas--, yang ditulis oleh Rasul Barnabas, Surat Ignatius dari Antiokia (thn 110M) ditulis oleh St. Ignatius yang disebut juga Theophorus adalah seorang anak yang dipeluk oleh Yesus ketika Dia memberkati anak-anak dan merupakan murid dari Rasul Paulus dan Rasul Yohanes.
3. Surat Polikarpus (thn 110M – 135 M) yang ditulis oleh St. Polikarpus uskup dari Smirna murid dari Rasul Yohanes.
4. Surat Klemen (thn 96 M) yang ditulis oleh St. Klemen uskup dari Roma.
5. Kitab Gembala Hermas (thn 140 M). Hermas adalah saudara laki-laki dari uskup Roma, Pius. Kitab ini berwibawa karena dianggap kitab suci sebelum terjadinya pengkanonan.
6. Surat kepada Diognetus (thn 150 M).
7. Fragment Tulisan Papias (thn 130 M), Papias adalah murid dari St. Yohanes dan teman St. Polikarpus dan kemudian menjadi uskup di Hieropolis.

Dan masih banyak lagi tulisan-tulisan dari Bapa Gereja lainnya yang sangat berwibawa.

Sekilas tentang Bidat Celcus (thn 180 M).

Celcus adalah seorang yang dibesarkan dalam lingkungan keluarga Kristen dan memiliki pengetahuan yang memadai tentang iman Kristen, tetapi kemudian ia murtad. Salah satu teks tulisan Celcus yang menyerang iman Kristen berbunyi: “Jika seorang Kristen menyembah hanya satu Allah saja, mereka tentunya memiliki alasan pribadi untuk membenarkan hal itu. Tetapi faktanya, mereka menyembah seorang manusia yang batu muncul akhir-akhir ini saja. Mereka tidak merasa bahwa apa yang mereka lakukan itu sebenarnya merupakan pelanggaran terhadap Monotheisme. Tetapi, mereka pikir hal itu adalah sepenuhnya konsisten untuk menyembah Allah Yang Mahabesar dan sekaligus menyembah abdi-Nya sebagai Allah. Dan penyembahan mereka terhadap Yesus ini adalah hal yang paling menggelikan, karena mereka menolak untuk mendengarkan pengetahuan mengenai Allah, sang Bapa dari semua, kecuali kita mengaitkannya dengan Yesus. Katakanlah pada mereka bahwa Yesus, si pengarang kebangkitan mengenai kebangkitan orang Kristen ini, adalah bukan anak-Nya, mereka tidak akan mendengarkan kamu. Dan ketika mereka berkata bahwa ia adalah Anak Allah, sesungguhnya mereka tidak memberi hormat bagi Allah, malah sebaliknya, mereka secara sengaja mengangkat Yesus menuju tempat yang tinggi”

Hikmah yang kita ambil dari sini adalah bahwa Yesus telah disembah sebagai Allah. Artinya, iman Kristen mula-mula telah menyembah Yesus sebagai Allah bukan suatu produk baru yang dihasilkan oleh Konsili Nikea (325 M), tetapi sudah ada sejak awal Kekristenan..

Masih banyak lagi buku-buku atau pamflet yang mencela Kekristenan karena menyembah Yesus yang dibuat oleh bida’ah kristen maupun oleh orang-orang yang membenci kekeristenan.

Kitab-kitab Perjanjian Lama yang kita miliki bukannya buku yang langsung jatuh dari langit, tetapi buku yang ditulis oleh tangan manusia yang memiliki keterbatasan. Demikian pula dengan Kitab-kitab di Perjanjian Baru tidak jatuh langsung dari langit, tetapi melalui proses tulisan tangan manusia dan bagaimanakah tulisan-tulisan itu diilhamkan oleh Roh Kudus? Sejas awal Kekristenan muncul ke permukaan bumi telah banyak salinan-salinan kitab yang mengatasnamakan Rasul-rasul Kristus. Bapak-Bapak Gereja Perdana telah menetapkan dari sekian banyak salinan kitab-kitab dan kitab-kitab mana yang boleh dibaca sebagai rujukan yang kita kenal sekarang dengan 27 Kitab di Perjanjian Baru. Penetapan kitab-kitab yang boleh dibaca itulah yang disebut diilhamkan oleh Roh Kudus. Mengapa kita tidak memakai kitab Bida’ah Ebionit ataupun kitab bida’ah Dosetisme ataupun kitab-kitab yang dihasilkan oleh bida’ah Gnostik lainnya?. Yang lucunya adalah dari ulasan tentang bida’ah Celcus didapat bahwa Yesus telah disembah dari awal kekristenan dan Bapa-bapa Gereja awal tentunya menyembah Yesus, Bukankah menurut iman Sdr. Frans Donald ataupun pembelanya itu adalah sesuatu yang sesat? Bagaimana jadinya ketika menilai yang menyembah Yesus adalah sesat tetapi buku-buku “sesat” yaitu Alkitab yang telah dikanonkan mereka tetap dipakai oleh Srd. Frans Donald dan para pembelanya?

♥ HATIMU MUNGKIN HANCUR, NAMUN BEGITU JUGA HATIKU

 ♥ *HATIMU MUNGKIN HANCUR, NAMUN BEGITU JUGA HATIKU* sumber: https://ww3.tlig.org/en/messages/1202/ *Amanat Yesus 12 April 2020* Tuhan! Ini ...