http://212.77.1.245/news_services/press/vis/dinamiche/c2_en.htm
PATRIAK KONSTANTINOPEL MENYAMPAIKAN PIDATO PADA SINODE USKUP GEREJA ROMA KATOLIK
Diterjemahkan oleh Leonard T. Panjaitan
Vatican City, 18 Oktober 2008 (VIS) – Di dalam Kapel Sistina jam 5 sore, hari Sabtu ini, Bapa Suci memimpin misa Verpers pertama (misa petang hari – red) dalam liturgi Hari Minggu Biasa ke-29, yang menandai partisipasi Patriak Ekumenis Konstantinopel Bartolemus I dalam Sidang Umum Biasa dari Sinode para Uskup yang tengah berlangsung saat itu.
Seremoni yang dihadiri oleh lebih dari 400 kardinal, uskup, imam, dan kaum religius serta umat awam dimulai dengan kata pengantar singkat oleh Paus Benediktus XVI.
Dalam pidato pengantarnya yang berbahasa Inggris, Bartolomeus I menekankan bagaimana “pertemuan ini adalah yang pertama kali dalam sejarah ketika seorang Patriak Ekumenis diundang untuk menyampaikan pidato pada acara Sinode Uskup-uskup Gereja Roma Katolik, sehingga ini menjadi ‘bagian dari kehidupan’ Gereja bersaudara di tingkat yang tinggi”. Kami menilai hal ini sebagai manifestasi dari karya Roh Kudus yang membawa Gereja-gereja kita lebih dekat dan memiliki hubungan yang lebih dalam satu sama lain, dimana pertemuan ini adalah suatu langkah menuju pemulihan persatuan penuh kita bersama.
“Hal ini telah diketahui bersama bahwa Gereja Orthodox melekatkan dirinya pada pentingnya fundamental sistem eklesiologikal sinode. Bersama dengan primat, sinodalitas membentuk tulang punggung pemerintahan dan organisasi Gereja….Dengan demikian, pada kesempatan berpidato dihadapan Sinode ini, harapan kami sedang tumbuh bahwa suatu saat akan datang ketika dua Gereja kita akan secara penuh menyatu dalam fungsi primat dan sinodalitas dari kehidupan Gereja, yang mana komisi bersama teologis dari kedua Gereja sedang meluangkan waktunya untuk melakukan studi terhadap masalah tersebut”.
“Kami telah mengeksplorasi”, Patriak menyimpulkan, “bahwa ajaran patristik dari pengertian spiritual, yang membedakan antara kuasa mendengarkan dengan kuasa berbicara dalam Sabda Allah di Kitab Suci, memahami Sabda Allah dalam ikon dan sifat, begitu juga menghayati dan berbagi Sabda Allah dalam orang-orang kudus dan sakramen. Namun, agar dapat tetap tinggal secara benar terhadap kehidupan dan misi Gereja, maka kita harus secara pribadi ikut dirubah oleh Sabda Allah tersebut. Gereja harus mengikuti sang bunda (Maria-red), yang kedua-duanya dipelihara dan diberi makan melalui makanan yang bunda makan. Apa pun yang tidak memberikan makan dan menumbuhkan setiap orang maka hal ini tidak dapat menumbuhkan kita juga. Ketika dunia tidak berbagi suka cita Kebangkitan Kristus, maka ini adalah suatu tuduhan bagi integritas dan komitmen kita bersama kepada Sabda Allah yang hidup.
Menyambung pidato Patriak tadi, Paus Beneditus XVI berterima kasih kepadanya atas kata-katanya yang menguatkan dia bahwa peranan primat dan sinodalitas akan dipelajari dan diteliti secara seksama oleh Sinode Uskup ini. “Peristiwa ini adalah pengalaman yang menggembirakan”, Paus berkata, “suatu pengalaman persatuan, meskipun tidak sempurna namun riil dan mendalam. Saya berpikir kepada diri saya sendiri : Bapa-bapa Gerejamu, yang engkau kutip secara mendalam adalah juga bapa-bapa Gereja kami, dan bapa-bapa Gereja kami adalah bapa-bapa Gereja kalian juga. Dan apabila kita berbagi Bapa-bapa yang sama lantas bagaimana kita tidak menjadi saudara ?”.
AC/VESPERS/BARTHOLOMEW IVIS 081020 (460)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar