B U N D A M A R I A
Disusun oleh Joseph Handoko
Membahas tentang Bunda Maria tidak dapat terlepas dari pembahasan mengenai Tuhan Yesus sendiri. Maria tidak dapat berdiri sendiri, karena tanpa dikaitkan dengan Yesus Maria tidak berarti apa-apa dan tidak ada kaitannya dengan keselamatan umat manusia. Justru karena terkait erat dengan Kristus Bunda Maria menempati kedudukan yang sangat penting dan istimewa dalam karya keselamatan yang dikaruniakan oleh Allah kepada umat manusia dan alam semesta.
Dalam pembahasan ini kita akan menempatkan Bunda Maria pada posisi yang tepat, tidak berlebihan seperti yang dilakukan oleh sebahagian umat Katholik yang bermaksud baik untuk menghormati Bunda Maria dan memberi devosi yang berlebihan sehingga keluar dari konteks ajaran theologi yang benar hingga kerap kali menyulitkan dalam memberikan jawaban kepada pertanyaan-pertanyaan umat yang kritis maupun yang ingin mengetahui lebih dalam mengenai Bundanya .
Kelompok ini disebut sebagai Kristotipikal atau kelompok Maximalis yang cenderung mempersamakan Bunda Maria dengan Kristus.
Sebaliknya juga untuk saudara kita yang Protestan yang cenderung menganggap Bunda Maria tidak ada kaitannya dengan karya keselamatan Kristus dan hampir terlupakan dan bahkan nyaris dilupakan. Hanya disebut paling banyak setahun sekali, yaitu pada waktu Natal , hanya sebagai pelengkap cerita mengenai kelahiran bayi Yesus.
Kelompok ini disebut sebagai Eklesiotipikal atau kelompok Minimalis yang cenderung menghilangkan peran Bunda Maria dalam Gereja.
Devosi yang berlebihan maupun yang cenderung menghilangkan peranan Bunda Maria dalam karya keselamatan Kristus sangat membahayakan untuk kelompok atau orang yang bersangkutan.
Untuk mempelajari peranan Bunda Maria dalam keselamatan menurut iman Katolik sebaiknya kalau terlebih dahulu memahami pelajaran tentang Allah Tritunggal Mahakudus dan Keselamatan itu sendiri.
I I N K A R N A S I
Manusia pertama Adam dan Hawa telah jatuh kedalam dosa dengan melanggar perintah Allah untuk tidak makan buah dari pohon pengetahuan yang baik dan yang jahat dan menyeret seluruh umat manusia kedalam dosa dan kebinasaan. Untuk memulihkan kembali kekeadaan semula manusia tidak mampu dan tidak dapat melakukannya sendiri dengan cara apapun juga.
Kej 2 : 17 à …”tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati.”
Hanya Allah-lah yang dapat memulihkan kembali dan membawa umat manusia kekeadaan semula yaitu dengan cara mengutus AnakNya yang Tunggal, yaitu Sang Firman Allah ke dunia dan menjadi manusia. Peristiwa menjelmaNya Sang Firman menjadi manusia inilah yang dinamakan Inkarnasi.
Yoh 1 : 14 à Firman itu telah menjadi manusia, dan diam diantar kita….
Peran Maria terkait dengan peristiwa misteri Inkarnasi ini, dimana Firman Allah telah mengambil jasad daging-kemanusiaan Maria ketika lahir kedunia, sehingga Yesus disebut sebagai “buah rahim” Maria,
Luk 1: 42 à lalu berseru dengan suara nyaring: “Diberkatilah di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu…
dan sebaliknya Maria disebut sebagai “Ibu Tuhan”
Luk 1: 43 à Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku ?
Ternyata dari kedua ayat diatas bayi yang dikandung oleh Perawan Maria, yaitu buah rahimnya adalah Tuhan sendiri.
Fakta inilah yang menyebabkan Gereja Katolik-Apostolik dalam Konsili Ekumenis yang ke III di Efesus tahun 431 mensahkan secara resmi bahwa Maria adalah “Theotokos” (Sang Pelahir Allah atau Bunda Allah), sebab memang konsisten dengan ajaran Alkitab. Gelar Bunda Allah ini menjadi gelar utama bagi devosi dan pemahaman Iman Katolik mengenai Maria.
Gelar ini bukan semata-mata pengangkatan manusia yang diberikan kepada Bunda Maria karena rasa hormat yang mendalam para peserta Konsili III di Efesus tersebut, tetapi secara teologis memang Maria adalah Bunda Allah.
II MARIA ADALAH BUNDA ALLAH (THEOTOKOS)
Dalam Pengakuan Iman Nikea-Konstantinopel, yang merupakan Syahadat Utama disebutkan Yesus Kristus adalah : Anak Allah yang Tunggal….Terang dari Terang….Allah benar (sejati)….sehakikat dengan Bapa. Dan Anak Allah yang sama ini yang lengkap dengan atribut ke-Ilahi-anNya ….dilahirkan oleh Perawan Maria.
Dengan demikian bayi yang bersemayam dalam rahim Perawan Maria saat ia mengandung bukan manusia biasa namun Ilahi sejati, yaitu “Anak Allah Yang Tunggal”,
atau Firman Allah sendiri yang sedang menjelma atau sedang mengenakan kejasmanian manusia. .
Dengan demikian Maria tidak sekedar menjadi Ibu seorang manusia biasa, namun Ibu dan Bunda dari “Allah Sejati”,yaitu Firman Allah yang sedang menjelma dan menjadi manusia .
Yoh 1 : 14 àFirman itu telah menjadi manusia, dan diam diantara kita, dan kita telah melihat kemuliaanNya,yaitu kemuliaan yang diberikan kepadaNya sebagai Anak Tunggal Bapa.
Gal 4 : 4 à Tetapi setelah genap waktunya, maka Allah mengutus AnakNya, yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada hukum Taurat.
Luk 1: 35 à Jawab malaikat itu kepadanya :”Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah.
Luk 1 : 42 à lalu berseru dengan suara nyaring : “Diberkatilah engkau diantara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu”
III KODRAT YESUS KRISTUS
Dari pembahasan diatas kita tahu bahwa Bayi Yesus yang dikandung Bunda Maria adalah Firman Allah, Sang Logos (Putra Bapa) adalah Allah yang Sejati, yang Satu Dzat-hakekat, Satu Kodrat dengan Sang Bapa.
Yoh 1:1 àPada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah
Ia turun dari surga menjadi manusia, tetapi disaat yang sama Ia adalah sepenuhnya Ilahi dalam kodratNya.
Kodrat kemanusiaan Yesus diambil dari kodrat kemanusiaan Bunda Maria sehingga sepenuhnya manusiawi.
Fil 2 : 7 à …melainkan telah mengosongkan diriNya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia
Ibr 2 : 14 à Karena anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka,………
Jadi Yesus Kristus adalah Allah sejati dan manusia sejati, kedua kodratNya tidak mengalami perubahan, pemisahan dan pencampur-bauran. Inkarnasi juga tidak membentuk sebuah kodrat baru, kodrat campuran (Ilahi-manusiawi). Ia tetap Allah dalam kodratNya dengan segala atributNya dan Ia juga adalah manusia sejati dengan segenap intelektualitas dan kelemahannya. Allah dan manusia dalam satu Pribadi : Manunggale kawulo-Gusti.
Inilah yang terjadi dalam rahim Maria dari Nazaret. Allah menjadi manusia sejati, manusia seutuhnya dengan segala kerentanannya. Menjadi manusia berarti Ia menjadi makhluk biasa yang tidak kebal terhadap kelemahan dan kekurangan, walaupun pada saat yang bersamaan Ia adalah Allah Sang Pencipta langit dan bumi. Ke-IlahianNya sebagai Putera Bapa tidak menambah, mengurangi atau meng-imunkan kualitas kemanusiaan Yesus Kristus. Demikian pula kemanusiaan Yesus Kristus tidak mempengaruhi ataupun mencemari Ke-Ilahian Sang Firman Allah. Atau dengan kata lain Sang Firman Allah menjadi manusia tanpa merubah sesuatupun dalam kemanusiaanNya.
Dengan demikian Ia (Sang Firman) turut merasakan setiap kelemahan yang dialami manusia tanpa campur tangan Ke-Ilahian dalam diriNya. Dan melalui karya keselamatan yang Ia lakukan didalam kemanusiaanNya, Ia memulihkan kemanusiaan tersebut kembali kepada kemuliaannya yang semula, yaitu kemuliaan pada waktu Adam dan Hawa dijadikan.
Kalau begitu apa hubungannya dengan Maria ? Dalam hal ini Maria berperan dalam gereja sebagai pagar dogmatis, yaitu melalui Maria dijamin bahwa Kristus yang sepenuhnya Ilahi itu adalah benar-benar sepenuhnya manusia. Bahwa kodrat kemanusiaan itu benar-benar diambil oleh Allah dari Maria untuk ber-inkarnasi, tubuh manusia yang benar, bukan sekedar lambang ataupun maya. Melalui Maria kita tahu bahwa Allah benar-benar nyata datang sebagi manusia sejati dan tinggal beserta kita. Dengan demikian dalam Tuhan Yesus Kristus ada Satu Pribadi dengan Dua Kodrat, yaitu Kodrat Ilahi dan kodrat manusiawi, namun Ia tidak berdosa.
1 Yoh 3 : 5 à Dan kamu tahu, bahwa Ia telah menyatakan diriNya, supaya Ia menghapus segala dosa, dan didalam Dia tidak ada dosa.
2 Kor 5 : 21 à Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuatNya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.
IV PARTISIPASI MARIA DALAM MISTERI KESELAMATAN
Kita telah membahas tentang Inkarnasi, Bunda Allah dan Kodrat Yesus Kristus, dibawah ini akan diuraikan sekali lagi partisipasi Bunda Maria dalam Misteri Keselamatan yang dilakukan oleh Yesus Kristus seperti yang dinyatakan dalam Syahadat Nikea-Konstantinopel atau Syahadat Panjang
Firman Allah itu adalah Roh maka pada saat Ia menjelma menjadi manusia maka kemanusiaanNya pasti diambil dari Perawan Maria. Karena Firman Allah yang Roh itu tidak memiliki wujud kemanusiaan dan bukan manusia. Sebagai yang bukan manusia itu Ia turun dari surga….dilahirkan oleh Perawan Maria dan menjadi manusia. Berarti Maria telah ikut berpartisipasi dalam memberikan kemanusiaan kepada Firman Allah, agar Ia dapat disalibkan, wafat dan dimakamkan serta pada hari ketiga Ia bangkit menurut Kitab Suci. Dan tubuh yang telah diambil dari Perawan Maria dan dibangkitkan itu akhirnya dibawa naik ke surga serta duduk di sisi Bapa dan dengan tubuh yang telah dimuliakan yang asalnya dari Perawan Maria itulah nantinya Kristus akan kembali dengan mulia, mengadili orang yang hidup dan yang mati.
Kejasmanian yang menjadi sarana misteri keselamatan yang dilakukan oleh Firman Allah yang menjelma itu sebenarnya milik dan berasal dari Maria. Itulah sebabnya andil Maria bagi keselamatan manusia itu besar sekali, meskipun yang menjalankan keselamatan dengan mengalahkan kematian itu bukan pribadi Maria, tetapi pribadi Anak Allah yang telah mengambil kemanusiaanNya dari Perawan Maria. Jadi Maria bukan juruselamat, dan tidak pula ikut ambil bagian sebagai penebus.
Partisipasi Maria dalam misteri keselamatan ini bukan hanya sekedar pasif saja, dan bukan bertentangan dengan kehendak-bebasnya, namun sepenuhnya dan secara aktif melibatkan kehendak bebasnya. Ketika Malaikat Gabriel mewartakan bahwa Maria terpilih sebagai B u n d a dari Firman Allah yang menjelma (Luk 1: 31-35), adalah dalam hak dan kebebasan Maria sepenuhnya untuk menolak atau menerima tawaran dan pilihan tadi. Namun Maria memilih untuk taat dan menerima kehendak Ilahi ini secara sukarela :
Luk 1 : 38 à Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu”
V NUBUAT TENTANG MARIA
1. PERJANJIAN ALLAH KEPADA ADAM DAN HAWA
Pada saat Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa pada saat itu juga Allah Yang Mahapengasih sudah merencanakan keselamatan untuk umat manusia dengan menjanjikan keselamatan melalui AnakNya yang digenapi oleh Maria.
Kej 3 : 15 à Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturuanannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya.
Nubuatan dari Kitab Kejadian ini terkenal karena mempunyai makna Mesianik (menggambarkan kedatangan Juruselamat) karena itu ayat ini banyak disebut sebagai : “Proto-Evangelion” atau Injil Pertama, karena pada saat kejatuhan manusia yang pertama Allah sudah menjanjikan Injil atau Kabar Gembira tentang keselamatan.
Kata perempuan ini dalam bahasa Yunani adalah tis ginekos, yang berarti perempuan tertentu (bah. Inggris: certain). Jadi jelas bukan Hawa tetapi perempuan lain yang identitasnya paling tidak sudah diketahui oleh Allah.
Juga disebutkan dalam ayat tersebut antara keturunanmu (keturunan si ular) dan keturunannya (keturunan perempuan). Ini agak janggal sebab dalam budaya Semitik di Timur Tengah, keturunan selalu menurut garis laki-laki. Tetapi disini secara jelas yang dimaksud dengan “keturunannya” adalah keturunan perempuan. Dan dalam Kitab Suci Semitik (Yahudi, Kristen dan Islam) hanya ada satu perempuan saja yang diketahui mengandung tanpa benih laki-laki dan dia adalah Maria dari Nazaret.
2 PERJANJIAN KEPADA ABRAHAM
Proto-Evangelion ini makin diperjelas melalui Perjanjian Allah dengan Abraham mengenai keturunannya dalam jalur Ishak, yang melalui-Nya seluruh kaum di muka bumi akan diberkati :
Kej 12 : 1-3 àBerfirmanlah TUHAN kepada Abram :…..engkau akan menjadi berkat…. olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat.
Janji bahwa Abraham akan menjadi berkat bagi semua umat manusia itu akan terjadi melalui Perjanjian kekal Allah yang akan dilanjutkan melalui jalur Ishak :
Kej 17 : 19 à …engkau akan menamai dia Ishak, dan Aku akan mengadakan Perjanjian-Ku dengan dia menjadi perjanjian yang kekal untuk keturunannya.
Perjanjian kekal untuk keturunan Ishak inilah yang juga perjanjian kekal untuk keturunan Abraham itu juga :
Kej 22 : 18 à Oleh keturunanmulah semua bangsa akan mendapat berkat……
Jadi Abraham menjadi berkat bagi segenap bangsa melalui “keturunan” ini, dan “keturunan” ini tak lain adalah “keturunan” Ishak juga, yang baginya Perjanjian kekal Allah diperuntukkan. “Keturunan Abraham” dalam jalur Ishak ini dijelaskan dalam Alkitab sebagai berikut :
Gal 3 : 16 à Adapun kepada Abraham diucapkan segala janji itu dan kepada keturunannya. Tidak dikatakan “kepada keturunan-keturunannya” seolah-olah dimaksud banyak orang, tetapi hanya satu orang : “dan kepada keturunanmu”, yaitu Kristus.
Kristus-lah “Keturunan Abraham” itu. Maka sebagai Firman yang turun ke bumi menjadi keturunan Abraham, haruslah Dia dilahirkan oleh seorang wanita yang juga memiliki “gen” Abraham, serta berasal dari bangsa keturunan Abraham dari jalur Ishak.
Berdasarkan data Alkitab, Ibu Messias, Ibu Sang Peremuk Kepala Ular tak mungkin seorang wanita yang berasal dari bangsa apa saja, atau hanya kebetulan saja berasal dari bangsa Israel, sebab nubuat membatasi asal-usul Messias, jadi termasuk juga asal-usul Ibu yang melahirkan-Nya, yaitu dari keturunan Abraham dari jalur Ishak, yaitu dari bangsa Israel, bukan bangsa yang lain.
3. PERJANJIAN KEPADA DAUD
Kita tahu Abraham mempunyai dua orang anak, Ismael dan Ishak dan Ishak inilah yang memperanakkan Yakub yang disebut Israel. Dari keturunan Israel inilah akan lahir Daud, seorang raja dan nabi. Kepada Daud ini Allah menjanjikan kekekalan kerajaannya didalam diri keturunannya:
2 Sam 7 : 8-14 à …kepada hamba-Ku Daud : beginilah firman TUHAN semesta alam:….Aku akan membangkitkan keturunanmu yang kemudian, anak kandungmu, dan AKU akan mengokohkan kerajaannya untuk selama-lamanya. Aku akan menjadi Bapanya, dan ia akan menjadi anak-Ku.
Janji ini jelas bukan untuk Salomo, anak langsung dari Daud atau raja-raja Israel keturunan Daud lainnya sebab setelah Salomo meninggal kerajaan Daud itu pecah menjadi dua dan kemudian dilenyapkan oleh bangsa Assyria dan Babilonia. Maka janji yang mengatakan : “takhta kerajaannya untuk selama-lamanya” tidak dapat dikenakan kepada raja Israel keturunan Daud manapun. Jadi jelas mestinya akan ada keturunan Daud yang akan memiliki Kerajaan kekal dan kokoh yang sekaligus adalah Anak Allah, itulah Yesus Kristus
Luk 1:32-33 à “Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepadaNya takhta Daud, bapa leluhurNya, 33à dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan KerajaanNya tidak akan berkesudahan.”
Itulah sebabnya sebagai Almasih atau Messias selama hidup-Nya di atas bumi ini Yesus Kristus sering disebut sebagai Anak Daud.
Rom 1 : 3 à …tentang AnakNya, yang menurut daging diperanakkan dari keturunan Daud,….
2 Tim 2 : 8 à Ingatlah ini : Yesus Kristus, yang telah bangkit dari antara orang mati, telah dilahirkan sebagai keturunan Daud, itulah yang kuberitakan dalam Injilku.
Jika Messias yang “Keturunan Perempuan” dan “Keturunan Abraham” itu juga harus menjadi “Keturunan Daud”, maka perempuan yang menurunkan Messias itu disamping harus menjadi keturunan Abraham, harus pula berasal dari keturunan Daud. Perempuan Ibu Messias itu harus datang dari bangsa Israel keturunan Daud, bukan keturunan sembarang orang, bahkan jika wanita itu datang dari antara suku-suku didalam bangsa Israel itupun, dia harus dari jalur Daud.
Jadi jelas wanita Ibu Messias itu sudah tertentu orangnya sesuai dengan rencana Allah seperti yang dijanjikan-Nya. Allah tak berkarya secara acak atau sembarangan . Dia tak memilih Ibu Messias asal kena, namun memilih wanita yang sesuai dengan ciri-ciri yang telah diwahyukan kepada Adam dan Hawa, juga kepada Abraham dan Daud
Berarti Maria itu sudah ditentukan Allah dalam proses kelahiran Firman-Nya yang turun ke bumi sebagai manusia, sesuai dengan rencana dan janji-Nya
4. NUBUAT NABI
Dari data Alkitab telah diungkapkan tentang siapa Ibu Sang Messias melalui Perjanjian-perjanjian Allah kepada Adam-Hawa, Abraham, Ishak, Yakub dan Daud.
Lewat nubuat nabi Yesaya dipertegas bahwa perempuan yang akan melahirkan Sang Messias itu adalah seorang perempuan muda yang masih dara, yaitu gadis yang masih perawan,yang murni, suci, tidak pernah disentuh laki-laki. Dara muda ini berasal dari umat Yahudi keturunan Daud.
Yes 7 : 14 à Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda : Sesungguhnya seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel.
Mat 1: 23 à Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan mereka akan menamakan Dia Imanuel – yang berarti Allah menyertai kita.
Catatan : Dalam bahasa Yunani, yaitu bahasa asli Kitab Suci Perjanjian Baru dan Perjanjian Lama (Septuaginta) dituliskan untuk kedua ayat diatas “Parthenos” = perawan, gadis, sedangkan perempuan muda = “Neharis”
Perempuan muda yang masih dara atau perawan itulah yang akan menjadi Ibu Messias, yang adalah Imanuel, yaitu Allah yang menyertai kita karena :
Yoh 1 : 1 à Firman itu adalah Allah.
Berarti nubuat ini menunjuk kepada pribadi yang sudah tertentu, yang dalam keadaan perawan mengandung dan melahirkan, dan anaknyapun adalah Allah (Firman Allah) yang menyertai kita.
5. BERASAL DARI BETHLEHEM
Perempuan muda atau anak dara yang akan melahirkan Messias itu haruslah dari keturunan Daud. Kemungkinan acaknya akan makin dipersempit lagi dengan adanya nubuat tentang asal-usul Messias harus dari Bethlehem, sebagaimana yang dinubuatkan dalam Kitab Nabi Mikha sebagai berikut :
Mik 5 : 2 à Tetapi engkau, hai Bethlehem Efrata, hai kamu yang terkecil diantara kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagiKu seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala.
Catatan : Bethlehem berasal dari kata Beth dan Lehem, beth = bait = rumah, sedang lehem=lahim= daging
atau bisa dimaknai sebagai roti. Jadi Bethlehem secara harafiah bisa diartikan sebagai Rumah Daging. Kalau begitu jelas nubuat tentang Firman Allah menjadi Daging (Manusia) sudah sejak zaman Nabi Mika sudah dikatakan akan dipenuhi di kota Bethlehem.
Siapakah pemimpin kaum Yehuda yang akan bangkit dari Bethlehem yang permulaannya sudah “sejak purbakala, sejak dahulu kala” ini ? Itulah Yesus Kristus, Alkitab mengatakan demikian :
Ibr 7 : 14 à Sebab telah diketahui semua orang, bahwa Tuhan kita berasal dari suku Yehuda…….
Why 5 : 5 à Sesungguhnya singa dari Yehuda, yaitu tunas Daud telah menang…….
Yesus Kristus adalah Tunas Daud dan Ia berasal dari Yehuda, serta Ia berasal dari “purbakala, sejak dahulu kala”, karena sebenarnya Ia adalah Firman Allah yang kekal yang sudah ada sebelum dunia ini ada :
Yoh 17 : 5 à Oleh sebab itu, ya Bapa, permuliakanlah Aku padaMu sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadiratMu sebelum dunia ada
Demikian pula Dia lahir di Bethlehem, sebagaimana yang dikatakan :
Mat 2 : 1 à Sesudah Yesus dilahirkan di Bethlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes……
Dengan demikian Maria harus pula berada di Bethlehem ketika Yesus lahir. Dengan demikian makin mempersempit kemungkinan untuk berpendapat bahwa wanita yang akan melahirkan Yesus itu dapat dipilih secara acak.
Ia harus Perempuan yang melahirkan tanpa benih pria, ia harus keturunan Abraham dari jalur Ishak, ia harus keturunan Yakub sebab ia orang Israel, ia harus dari suku Yehuda, ia harus keturunan Daud, ia harus seorang anak dara dan ia harus berada di Bethlehem ketika Yesus lahir.
Syarat nubuat yang demikian tak bisa tidak hanya bisa digenapi oleh Maria saja. Kalau begitu, jelas Maria telah diketahui dan direncanakan Allah sejak awal kejatuhan Adam dan Hawa di Taman Eden.
VI PENGHORMATAN KEPADA BUNDA MARIA DALAM ALKITAB
Dari data Alkitab kita mempunyai alasan dan dasar kuat untuk membuat kita menghormati Bunda Maria.
1 DARI UCAPAN BUNDA MARIA SENDIRI :
Luk 1 : 48 àsebab Ia telah memperhatikan kerendahan hambaNya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia
.
Luk 1 : 49 à karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan namaNya adalah kudus.
Kata-kata “segala keturunan” berarti bahwa menghormati Sang Perawan ini adalah keyakinan yang sangat penting yang dimulai dari saat kelahiran Kristus dan akan berlanjut sampai tetap adanya keturunan manusia yang terakhir, diakhir zaman nanti.
Dari kedua ayat diatas kita akan menarik beberapa landasan Alkitabiah bagi theologi Kristen mengenai penghormatan kita terhadap Maria. Maria selalu mengaku dirinya sebagai “hamba Tuhan” atau “hamba Allah” seperti yang kita lihat dalam ayat dibawah ini,
Luk 1 : 38 à Kata Maria : “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu”. Lalu malaikat itu meninggalkan dia.
Dan sebagai hamba Tuhan atau hamba Allah, Maria berada dalam “kerendahan” yang tak memiliki apapun untuk dibanggakan. Namun justru dalam kerendahan dirinya itulah Allah “memperhatikan kerendahan hambaNya” itu melalui “perbuatan-perbuatan besar” kepada Maria. Perbuatan besar itu tadi adalah “pemilihan” Maria untuk menjadi Ibu dari Firman Allah yang menjelma, dan “dikenakanNya” benih kemanusiaannya oleh Firman Allah tadi sehingga penjelmaan Firman Allah sebagai bayi itu disebut sebagai “buah rahim” Maria , dan Maria sendiri disebut sebagai “Ibu Tuhan” seperti terlihat pada ayat Alkitab dibawah ini,
Luk 1 : 42 à ….lalu berseru dengan suara nyaring : “Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu”
Luk 1 : 43 à Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku ?
Perbuatan-perbuatan besar Allah ini adalah “misteri” penjelmaan Firman Allah menjadi manusia, sedangkan Maria sendiri tetap sebagai “hamba Allah” yang “rendah”.
Sehingga karena “perbuatan-perbuatan besar” Allah kepada Maria yang sebelumnya belum pernah terjadi dan sesudahnya tak akan pernah lagi terjadi adanya wanita lain yang mengalami seperti itu, maka Maria disebut sebagai “diberkati di antara semua perempuan” Artinya dari semua perempuan yang pernah hidup, baik sebelum maupun sesudah Maria, dia tetap satu-satunya yang terberkati.
Namun Maria dalam dirinya sendiri tetaplah “hamba Allah/Tuhan” yang “rendah”,
tapi karena “perbuatan-perbuatan besar” yang dilakukan Allah kepada Maria menyebabkan Maria menjadi yang terberkati dalam karya Penjelmaan Firman Allah dalam rahimnya.
Hal inilah yang dimaksud oleh Maria dalam kata-katanya dalam (Luk 1 : 48-49) di atas : “….mulai dari sekarang (yaitu, sejak peristiwa Penjelmaan Sang Firman Allah dalam rahimnya) segala keturunan (yaitu, selagi masih ada manusia dilahirkan sampai akhir jaman nanti) akan menyebut aku berbahagia ( bahasa aslinya, Yunani : makariousi me = menyampaikan salam bahagia bagiku), karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku….”
Jadi sejak peristiwa Inkarnasi Almasih dalam rahim Maria itu sampai akhir jaman nanti “segala keturunan” manusia akan menyampaikan salam bahagia kepada Bunda Maria.
2 PERNYATAAN SANTA ELISABET KEPADA BUNDA MARIA : (Lihat Luk 1 : 42-43 di atas).
Ketika itu umur St Elisabet kira-kira sama dengan umur ibunda Bunda Maria, yaitu St Anna, yaitu sekitar 70 tahun. Bagaimana mungkin seorang yang umurnya jauh lebih tua mengatakan “Siapakah aku ini .....?” kepada wanita yang jauh lebih muda. Itu menunjukkan bagaimana ia merasa tidak layak dikunjungi Maria jikalau Elisabet tidak melihat suatu kebesaran dan keagungan didalam diri Maria.
Ia juga menyebut Maria sebagai “Ibu Tuhan”. Lagi pula bagaimana hanya dengan mendengar salam dari Maria saja Elisabet langsung dipenuhi Roh Kudus dan menyebabkan bayi dalam rahimnya melonjak. Alangkah berkuasanya salam dari wanita muda ini.
Luk 1 : 41 à Dan ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang didalam rahimnya dan Elisabetpun penuh dengan Roh Kudus.
Sang Perawan Suci dihormati bukan hanya oleh manusia saja, tetapi juga oleh malaikat, yaitu oleh malaikat Gabriel,
Luk 1 : 28 à Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata : “Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau”
Kita perhatikan bahwa malaikat berbicara kepada Sang Perawan Maria dengan sikap jauh lebih hormat dibandingkan ketika berbicara dengan Zakharia sang imam (Luk 1 : 13)
VII MARIA MEMBANTU MENDOAKAN MANUSIA
Dapatkah Bunda Maria membantu mendoakan kita ? Untuk dapat menjawab pertanyaan ini marilah kita membahas terlebih dahulu beberapa hal dibawah ini :
1 MANUSIA HIDUP WALAUPUN SUDAH MATI
Kitab Suci mengatakan orang tetap hidup walaupun telah mati.
Mat 22 : 31 à Tetapi tentang kebankitan orang-orang mati tidakkah kamu baca apa yang difirmankan Allah, ketika Ia bersabda :
Mat 22 : 32 à Akulah Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub ? Ia bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup.
Mrk 12 : 26 à Dan juga tentang bangkitnya orang-orang mati, tidaklah kamu baca dalam kitab Musa, tentang semak duri, bagaimana bunyi firman Allah kepadanya : Akulah Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub ?
Mrk 12 : 27 à Ia bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup.....
Pada saat ayat-ayat diatas ditulis Abraham, Ishak dan Yakub sudah lama meninggal, tapi walaupun demikian Allah mengatakan DiriNya sebagai Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub dan sekaligus menyatakan sebagai Allah orang hidup. Jadi Allah menyatakan Abraham, Ishak dan Yakub yang telah mati itu sebagai masih hidup.
Hal serupa dinyatakan oleh Tuhan Yesus dalam Injil Yohanes sebagai berikut :
Yoh 11: 25 à Jawab Yesus :”Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepadaKu, ia akan hidup walaupun ia sudah mati,
Yoh 11 : 26 à dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepadaKu, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini ?”
Dimana orang-orang yang telah meninggal ini berada ? Mereka berkumpul di Bukit Sion di Yerusalem sorgawi,
Ibr 12 : 22-23 à Tetapi kamu sudah datang ke Bukit Sion, ke kota Allah yang hidup, Yerusalem sorgawi dan kepada beribu-ribu malaikat, suatu kumpulan yang meriah, dan kepada jemaat (gereja) anak-anak sulung, yang namanya terdaftar di sorga, dan kepada Allah, yang menghakimi semua orang dan kepada roh-roh orang-orang benar yang telah menjadi sempurna,
Ef 2 : 6 à dan didalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan kita juga dan memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga,
Bukan saja yang telah meninggal yang berkumpul di Bukit Sion tapi ternyata yang masih hiduppun sudah datang . Berarti Tubuh Mulia, yaitu Kristus yang sekarang di sorga itu juga Kepala bukan hanya dari mereka yang sudah di sorga, namun juga yang berada di bumi dalam Gereja yang satu, berarti sorga dan bumi itu telah dipersatukan dengan Kristus sebagai Kepala seperti dinyatakan dalam ayat dibawah ini,
Ef 1 : 10 à sebagai persiapan kegenapan waktu untuk mempersatukan di dalam Kristus sebagai Kepala segala sesuatu, baik yang di sorga maupun yang di bumi.
Karena itu anggauta Gereja di bumipun disebut sebagai orang-orang kudus,
Rom 1 : 7 à Kepada kamu sekalian yang tinggal di Roma, yang dikasihi Allah, yang dipanggil dan dijadikan orang-orang kudus ......
Kis 9 : 32 à Pada waktu itu Petrus berjalan keliling, mengadakan kunjungan ke mana-mana. Dalam perjalanan itu ia singgah juga kepada orang-orang kudus yang di Lida
2 SALING MEMBANTU MENDOAKAN DIANTARA UMAT
Saling membantu mendoakan diantara umat merupakan hal biasa, bahkan sangat dianjurkan oleh para Rasul. Marilah kita periksa beberapa ayat di bawah ini,
Yak 5 : 16 à Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.
2 Tes 3 : 1 à Selanjutnya, saudara-saudara, berdoalah untuk kami,.....
Ibr 13 : 18 à Berdoalah terus untuk kami;......
Ef 6 : 18 à …berdoalah setiap waktu dalam Roh dan berjaga-jagalah didalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang kudus.
Permohonan untuk saling mendoakan itu begitu banyak di dalam Alkitab, dan secara prinsip kita melihat bahwa orang kudus itu saling mendoakan. Orang kudus meminta doa ummat, dan tentunya ummat boleh meminta kepada orang kudus untuk didoakan. Dengan demikian tampaklah kesatuan Gereja itu, yaitu yang di dunia maupun yang di sorga dalam hidup doa ini.
Orang-orang kudus ini tidak berwujud fisik, tetapi berwujud roh-roh dan mereka disebut Gereja, berarti mereka ada secara nyata, sama nyatanya dengan kita hanya dalam dimensi alam yang lain.
Ibr 12 : 23 à ….roh-roh orang orang benar yang telah menjadi sempurna.
Jadi jelas kalau mendoakan dan minta didoakan antara ummat gereja yang masih di dunia ini sangat dianjurkan, apalagi terhadap orang-orang benar yang telah menjadi sempurna,yaitu orang-orang kudus yang telah di alam lain.
Kita tahu dari semua orang kudus, Bunda Maria-lah yang paling kudus dan paling ditinggikan. Jadi minta bantuan doa dari Bunda yang terkudus ini memang sudah pada tempatnya dan sangat dianjurkan.
3 KEPENGANTARAAN BUNDA MARIA TIDAK SAMA DENGAN
KEPENGANTARAAN KRISTUS
Uraian diatas menerangkan kepengantaraan Bunda Maria, orang-orang kudus dan para malaikat adalah dalam membantu mendoakan dan berdoa syafaat untuk kita manusia. Jadi tidak ada sangkut paut dengan kepengantaraan penebusan dan keselamatan yang banyak disalah mengerti oleh banyak orang.
Berbeda dengan kepengantaraan Kristus yang benar-benar adalah kepengantaraan Penebusan dan Keselamatan. Dan untuk ini Tuhan Yesus adalah satu-satunya Pengantara
antara manusia dan Allah,
1 Tim 2 : 5 à Karena Allah itu esa dan esa pula yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus
1 Tim 2 : 6 à yang telah menyerahkan diriNya sebagai tebusan bagi semua manusia…..
Ibr 9 : 15 à Karena itu Ia adalah Pengantara dari suatu perjanjian yang baru, supaya mereka yang terpanggil dapat menerima bagian kekal yang dijanjikan, sebab Ia telah mati untuk menebus pelanggaran-pelanggaran yang telah dilakukan selama perjanjian yang pertama.
Mat 20:28 à …sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawaNya menjadi tebusan bagi banyak orang.
Untuk dapat menjadi Pengantara antara Allah dan manusia dan tebusan bagi semua orang, Yesus harus mempunyai sepenuhnya kodrat Ilahi dan sepenuhnya kodrat manusiawi agar dapat menghubungkan antara Allah dan manusia,
Kol 2 : 9 à Sebab dalam Dialah berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Allah-an.
Ibr 2 : 17 à Itulah sebabnya, maka dalam segala hal Ia harus disamakan dengan saudara-saudaraNya, supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa.
Fil 2 : 7 à …melainkan telah mengosongkan diriNya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan menusia.
Dari ayat-ayat diatas ternyata Yesuslah satu-satunya yang memiliki dua kodrat tersebut dan menjadi Pengantara antara Allah dan manusia, dan bukan pengantara doa seperti Bunda Maria.
VIII MARIA SELALU PERAWAN
Masalah keperawanan Maria merupakan topic yang controversial bukan saja datang dari pengikut Protestan tapi juga antara kaum Katholik sendiri. Bagi saudara saudara kita yang Protestan soal keperawanan Bunda Maria adalah tidak penting dan mereka tidak perduli dan merasa tidak mempunyai kepentingan apapun.
Sementara sebagian besar umat Katholik atau boleh dikatakan seluruhnya mempercayai Bunda Maria selalu atau tetap Perawan, baik sebelum mengandung, selama mengandung dan setelah melahirkan Sang Juru Selamat (Semper Virgine).
Banyak hal yang perlu dijelaskan untuk menjawab pertanyaan dan keberatan dari kelompok yang tidak percaya atau yang meragukan mengenai Ketetap-perawanan Bunda Maria sebagai berikut:
1 KATA “SAMPAI”
Injil Matius mencatat :
Mat 1 : 24-25 : à Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintakan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagi isterinya, tetapi tidak bersetubuh dengan dia sampai ia melahirkan anaknya laki-laki dan Yusuf menamakan Dia Yesus.
Kedua ayat di atas selalu dipakai untuk menentang pengajaran Gereja tentang Keperawanan Maria yang kekal. Menurut mereka kata “sampai” disini berarti setelah Maria melahirkan Yesus, maka Yusuf bersetubuh dengan Maria dan melahirkan saudara-saudara Yesus.
Dalam bahasa Yunani, kata “sampai” ini digunakan kata “eos” yang dalam terjemahan di atas mempunyai arti “sampai pada waktu yang tidak terbatas” atau lebih tepat diterjemahkan sebagai “Sampaipun”.
Kata “eos” ini dipakai juga didalam ayat-ayat yang berbeda, contoh yang paling jelas seperti terdapat pada ayat-ayat berikut ini,
Mat 28 : 19-20 à Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai (eos) kepada akhir zaman.
Tentunya disini “sampai” atau “eos” diartikan “sampai kapanpun” atau untuk waktu yang tidak terbatas Yesus menyertai kita .
Mari kita lihat ayat yang lain,
Ibr 1 : 13 à Dan kepada siapakah di antara malaikat itu pernah Ia berkata:”Duduklah disebelah kanan-Ku, sampai (eos) Kubuat musuh-musuh-Mu menjadi tumpuan kaki-Mu?”
Disini kata “sampai” (eos) tidak berarti setelah semua musuh-musuh Kristus diletakkan dibawah kaki Kristus, Kristus akan berhenti duduk di sebelah kanan Allah Bapa.
Satu contoh ayat lagi dari Kitab Perjanjian Lama,
Ul 34 : 6 à Dan dikuburkanNya-lah dia (Musa) disuatu lembah di tanah Moab, ditentangan Bet-Peor, dan tidak ada orang yang tahu kuburnya sampai (eos) hari ini.
Ini tidak berarti orang tidak tahu kubur Musa hanya sampai hari ini saja dan besok akan tahu, tapi untuk selamanya orang tidak tahu dimana kubur Musa.
Demikian pula dalam Injil Matius diatas,
Mat 1 : 24-25 à Ia mengambil Maria sebagai isterinya, tetapi tidak bersetubuh dengan dia sampai (eos) ia melahirkan anaknya laki-laki dan Yusuf menamakan Dia Yesus.
Berarti setelah Maria melahirkan Yesus, Yusuf tetap tidak bersetubuh dengan Maria .Inilah yang menjadi dasar pengajaran Gereja mengenai keperawanan kekal Bunda Maria.
2 SAUDARA SAUDARA YESUS
Mrk 6 : 3 à Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria, saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon ? Dan bukankah saudara-saudaraNya yang perempuan ada bersama kita ? Lalu mereka kecewa dan menolak Dia.
Alkitab menyebut Yakobus, Yoses (Yusuf), Yudas dan Simon adalah saudara-saudara Yesus tapi tidak pernah menyebut mereka anak-anak Maria sebab mereka memang bukan anak-anak Maria.
Dalam bahasa Yunani kata saudara adalah adelphos yang berarti satu rahim atau berasal dari rahim yang sama, atau berarti saudara kandung. Tetapi dengan berjalannya waktu kata adelphos atau saudara ini berkembang dan memiliki arti baru untuk bermacam-macam penggunaan, yaitu: 1 Saudara kandung, 2 Saudara sebangsa, 3 Saudara dalam hubungan kekerabatan atau famili, 4 Saudara dalam kasih.
Dalam Kitab Suci-pun kata adelphos atau saudara dipakai untuk ke-empat macam penggunaan tersebut,
1 Saudara kandung,
Contoh saudara kandung : Esau dan Yakub, Petrus dan Andreas, Yakobus dan Yohanes.
2 Saudara sebangsa,
Ul 17 : 15 à Maka hanyalah raja yang dipilih Allah, Tuhanmu, yang harus kauangkat atasmu. Dari tengah-tengah saudara-saudaramu haruslah engkau mengangkat seorang raja atasmu; seorang asing yang bukan saudaramu tidaklah boleh kau angkat atasmu.
Rom 9 : 3,4 à Bahkan aku mau terkutuk dan terpisah dari Kristus demi saudara-saudaraku, kaum sebangsaku secara jasmani. Sebab mereka adalah orang Israel.
3 Saudara sebagai hubungan kekerabatan atau famili,
Kej 13 : 8 (Terjemahan lama) à Maka berkatalah Abram kepada Lot :”Janganlah kiranya ada perkelahian antara aku dan engkau, dan antara para gembalaku dan para gembalamu, sebab kita ini bersaudara”
Kej 14 : 16 (Terjemahan lama) à Dibawanyalah kembali segala harta benda itu; juga Lot, saudaranya itu.
Kita tahu bahwa Lot adalah kemenakan Abraham, tetapi dalam ayat di atas Abraham menyebut Lot dengan sebutan “saudara”
4 Persaudaraan oleh kasih,
Yoh 20 : 17 à Kata Yesus kepadanya :”Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudaraKu dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada BapaKu dan Bapamu, kepada AllahKu dan Allahmu”
Kalau Yakobus, Yoses (Yusuf), Yudas dan Simon bukan anak Bunda Maria, anak siapakah mereka ? Mari kita selidiki ayat-ayat Alkitab tentang kejadian disekitar kubur Yesus dibawah ini :
Mrk 16 : 1 à Setelah lewat hari Sabat, Maria Magdalena dan Maria ibu Yakobus, serta Salome membeli rempah-rempah untuk pergi ke kubur dan meminyaki Yesus
Mat 27 : 61 à Tetapi Maria Magdalena dan Maria yang lain tinggal disitu duduk didepan kubur itu.
Mat 28 : 1 à Setelah hari Sabat lewat, menjelang menyingsingnya fajar pada hari pertama minggu itu, pergilah Maria Magdalena dan Maria yang lain, menengok kubur itu.
Mat 27: 5 à Di antara mereka terdapat Maria Magdalena, dan Maria ibu Yakobus dan Yusuf, dan ibu anak-anak Zebedeus.
Parallel dengan ayat terakhir ini adalah :
Mrk 15 : 47 à Maria Magdalena dan Maria ibu Yoses melihat dimana Yesus dibaringkan
Dari ke 5 ayat diatas nama Maria Magdalena selalu disebut dan yang selalu menyertai Maria Magdalena adalah “Maria yang lain” atau “Maria ibu Yakobus” atau “Maria ibu Yoses” atau “Maria ibu Yakobus dan Yusuf”
Yoses adalah nama Yunani dari Yusuf, jadi Yoses sama dengan Yusuf. Ternyata dari ayat-ayat diatas terbukti bahwa ibu dari Yakobus dan Yoses atau Yusuf yang disebut “saudara-saudara Yesus” juga bernama Maria dan disebut juga sebagai Maria yang lain, bukan Maria ibu Yesus.
Dari kejadian disekitar penyaliban Tuhan Yesus tercatat di Alkitab sebagai berikut,
Luk 23 : 49 à Semua orang yang mengenal Yesus termasuk perempuan-perempuan yang mengikuti Dia dari Galilea, berdiri jauh-jauh dan melihat semuanya itu.
Luk 24 : 10 à Perempuan-perempuan itu adalah Maria dari Magdala, dan Yohana dan Maria ibu Yakobus.
Yoh 19 : 25 à Dan dekat salib Yesus berdirilah ibu-Nya, dan saudara ibu-Nya, Maria isteri Kleopas, dan Maria Magdalena.
Dari ayat-ayat tersebut diatas Maria ibu Yakobus dan Yoses (Yusuf) juga disebut sebagai Maria yang lain yang ternyata juga sebagai isteri Kleopas, selalu beserta Maria Magdalena dalam peristiwa penyaliban, kematian dan penguburan Yesus.
Kalau begitu Yakobus dan Yoses (Yusuf) adalah anak Maria isteri Kleopas, berarti kemenakan Maria ibu Yesus. Jadi yang disebut saudara-saudara Yesus ternyata adalah saudara sepupu Yesus atau saudara dalam hubungan kekerabatan (famili), bukan saudara kandung.
Itulah sebabnya gereja menyatakan Maria “Selalu Perawan” karena Maria tidak mempunyai anak lain selain Yesus.
Bukti lain lagi bahwa Maria tidak mempunyai anak lagi selain Yesus, dapat kita jumpai dalam,
Yoh 19 : 26-27 à Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya disampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya:”Ibu, inilah anakmu !” Kemudian kata-Nya kepada murid-Nya : “Inilah ibumu!” Dan sejak saat itu murid itu menerima dia di dalam rumahnya.
Bagi orang Yahudi sangat tidak lazim bagi seorang ibu yang masih mempunyai anak kandung untuk tinggal dan hidup dengan orang lain yang bukan anaknya. Jadi permintaan Yesus agar ibu-Nya tinggal dan hidup bersama Yohanes membuktikan bahwa Maria tidak punya anak lain kecuali Yesus sendiri.
3 ANAK SULUNG
Argumentasi lain yang dipakai untuk membuktikan bahwa Bunda Maria mempunyai anak yang lain, yalah pernyataan didalam Alkitab yang menyebut Yesus sebagai anak sulung, artinya Yesus mempunyai adik-adik.
Luk 2 : 7 à dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya dalam palungan,....
Luk 2 : 21-24 à Dan ketika genap delapan hari dan Ia harus disunatkan, Ia diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibu-Nya. Dan ketika genap waktu pentahiran, menurut hukum Taurat Musa, mereka membawa Dia ke Yeruslem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan, seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan : Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah, dan untuk mempersembahkan kurban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati.
Jadi disimpulkan, setelah Yesus lahir, Maria berhubungan dengan Yusuf suaminya, dan melahirkan anak-anak lain selain Yesus, sehingga Bunda Maria tidak “Tetap Perawan”.
Tetapi dalam bahasa hukum Taurat : anak laki-laki sulung tidak diartikan, bahwa sesudah anak yang sulung itu pasti ada adiknya yang menyusul. Mari kita memeriksa ayat Alkitab di bawah ini,
Kel 13 : 12 à Kuduskanlah bagi-Ku semua anak sulung, semua yang lahir dahulu dari pada kandungan orang Israel, baik pada manusia maupun pada hewan, Akulah yang empunya mereka.... maka haruslah engkau persembahkan bagi Tuhan segala yang lahir terdahulu dari kandungan, juga setiap kali ada hewan yang kaupunyai beranak pertama kali – anak jantan yang sulung adalah bagi Tuhan.
Jadi yang diartikan sebagai anak sulung ialah anak yang membuka kandungan ibunya untuk pertama kalinya, tanpa harus si ibu mempunyai anak berikutnya.
IX TIPOLOGI (PRALAMBANG) & NUBUAT TENTANG KEPERAWANAN
BUNDA MARIA DALAM KITAB SUCI
Tipologi adalah pencocokan atau pralambang tipe-tipe orang, keadaan, kejadian dan sebagainya di Kitab Perjanjian Lama dengan tipe-tipe orang, keadaan, kejadian dan sebagainya di Kitab Perjanjian Baru, contoh : pribadi-pribadi nabi dalam KPL sebagai tipologi Messias dalam KPB, terutama Musa.
Ada banyak tipologi tentang Bunda Maria dalam kaitannya dengan Inkarnasi Firman Allah dalam dirinya terutama tentang ke-Perawanan-nya yang kekal.
1 SORGA KEDUA
Dengan peristiwa inkarnasi Allah didalam Firman-Nya yang kekal telah bersemayam dalam rahim Maria, padahal Allah Maha tak terhingga dan tak terbatas seperti yang dikatakan oleh Alkitab dibawah ini,
1 Raj 8 : 27 à“Sesungguhnya langit (sorga), bahkan langit (sorga) yang mengatasi segala langit (segala sorga)-pun tidak dapat memuat Engkau......”
Sorga sendiri tak dapat memuat Allah, namun dalam rahim Maria, Allah Sang Firman telah termuat dan terkandung, itulah sebabnya Maria dalam bahasa theologis disebut “Lebih Luas dari Sorga” (Platytera Toon Ouranoon) bahkan disebut “Sorga Kedua”
2 SEBUTAN BUNDA MARIA
Kota Sion adalah kota dimana Allah bersemayam, maka dengan bersemayam-Nya Firman Allah didalam rahimnya, maka Gereja juga menyebut Maria sebagai “Kota Allah” atau “Sion” bahkan disebut “Putri Sion”
Mzm 87 :3,5 à Hal-hal yang mulia dikatakan tentang engkau, ya Kota Allah.....
Tetapi tentang Sion dikatakan :”Seorang demi seorang dilahirkan didalamnya, dan Dia, Yang Mahatinggi menegakkannya”
Bunda Maria juga disebut “Bait Allah” karena Firman Allah telah berdiam didalam rahimnya. Dengan demikian Bunda Maria merupakan cikal bakal Gereja. Itulah sebabnya Bunda Maria diberi gelar sebagai Bunda Gereja yang akan melahirkan Gereja yang sesungguhnya, yaitu Tubuh Kristus, umat Allah.
Ef 1 : 23 à Jemaat (Gereja) yang adalah tubuh-Nya, yaitu kepenuhan Dia, yang memenuhi semua dan segala sesuatu.
Kol 1 : 18 à Ia-lah kepala tubuh, yaitu jemaat (gereja). Ia-lah yang sulung, yang pertama bangkit dari antara orang mati, sehingga Ia yang lebih utama dalam segala sesuatu.
Ef 5 : 30 à karena kita adalah anggota tubuhNya
Selanjutnya marilah kita teliti ayat-ayat Alkitab dibawah ini,
2 Kor 11: 2 à Sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu ilahi. Karena aku telah mempertunangkan kamu sebagai perawan suci kepada Kristus
Gal 4 : 26,27 à Tetapi Yerusalem sorgawi adalah perempuan yang merdeka, dan ialah ibu kita. Karena ada tertulis.......bersorak-sorailah, hai engkau yang tidak pernah menderita sakit bersalin
Jadi Maria mempunyai peranan sekaligus sebagai seorang ibu dan seorang perawan, yang dilambangkan sebagai Kota Allah atau Sion, yaitu Yerusalem Baru atau Yerusalem Sorgawi yang adalah lambang Gereja itu sendiri.
Peran Bunda Maria sebagai Bunda Gereja dipertegas oleh Tuhan Yesus sendiri ketika Ia disalib,
Yoh 19 : 26,27 à Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya: ”Ibu, inilah, anakmu!” Kemudian kata-Nya kepada murid-Nya: ”Inilah ibumu!” Dan sejak saat itu murid itu menerima dia di dalam rumahnya.
Dengan jelas Tuhan Yesus menyatakan kepada muridNya : “ Ibu inilah anakmu (rasul-rasul atau orang percaya) dan…….kepada muridNya (rasul-rasul atau orang percaya) ….” Inilah ibumu” (Bunda Maria).
Itulah sebabnya kita sebagai murid-murid Tuhan (orang percaya) secara eklesiologis mempunyai seorang ibu yaitu Bunda Maria, Bunda orang percaya.
Catatan: 1 2 Kor 11 : 2 à Menggambarkan hubungan cinta kasih antara Kristus sebagai Pengantin Pria dan Gereja atau masing-masing orang Kristen, yaitu umat sebagai Perawan Suci.
Karena Bunda Maria merupakan Bait Allah atau cikal bakal Gereja, bahkan sebagai Gereja itu sendiri, maka Perawan Suci dalam ayat ini menggambarkan juga Bunda Maria sendiri.
2 Bandingkan Gal 4 : 27 diatas dengan Yes 66 : 7 à Sebelum menggeliat sakit, ia sudah bersalin, sebelum mengalami sakit beranak, ia sudah melahirkan anak laki-laki.
Ini adalah nubuat dari Bunda Maria yang tidak mengalami kesakitan pada waktu melahirkan karena telah disucikan dari dosa pada saat ia mengandung Yesus (lihat Kej 3 : 16). Juga diimani bahwa Sang Bayi Yesus yang adalah Firman Allah Sang Pencipta dan Pemelihara tidak akan merusak rahim BundaNya, sehingga Bunda Maria tetap perawan setelah melahirkan.
Maria, Perawan Suci adalah Gereja, Pengantin Anak Domba sendiri dan sekaligus Bunda Gereja..
Sebagai Bunda Gereja, yaitu Ibu yang melalui pelayanan pemberitaan dan sakramennya manusia dilahirkan baru lewat sakramen Baptisan di dalam Kristus oleh Roh Kudus seperti dinyatakan oleh ayat ayat dibawah ini,
Rom 6 : 3-4 à Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya? Dengan demikian telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian,supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup baru.
Kis 2 : 42 à Mereka bertekun dalam pengajaran (warta firman) rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti (Ekaristi) dan berdoa.
3 NUBUAT PINTU BAIT ALLAH YANG TETAP TERTUTUP
Firman Allah telah menjelma menjadi manusia di dalam rahim Bunda Maria dan menjadikan rahim Maria sebagai Bait-Nya. Dari Maria ini Ia mengambil jasad daging jasmaninya sehingga daging Maria yang diambil oleh Firman untuk berinkarnasi itu selamanya merupakan Bait-Nya.
Bait Allah dipandang sebagai lambang dari rahim Maria yang didalamnya itu bersemayam Sang Firman Allah selama sembilan bulan.
Nubuat nabi Yehezkiel tentang Pintu Gerbang Bait Allah yang “harus tetap tertutup” dipandang oleh gereja sebagai nubuat keperawanan yang kekal dari Bunda Maria,
Yeh 44 : 1-3 à Kemudian Ia membawa aku kembali ke Pintu Gerbang luar dari Tempat Kudus, yang menghadap ke Timur, gerbang itu tertutup. Lalu TUHAN berfirman kepadaku : Pintu Gerbang ini harus tetap tertutup, jangan dibuka dan jangan seorangpun masuk dari situ, sebab TUHAN Allah Israel, sudah masuk melaluinya; karena itu gerbang itu harus selalu tertutup. Hanya Raja itu, oleh karena Ia Raja boleh duduk disana, makan santapan di hadapan TUHAN. Raja itu akan masuk melalui Balai Gerbang dan akan keluar dari situ.
Pintu Gerbang itu adalah lambang pintu kewanitaan Maria. Tuhan telah melewati Pintu Gerbang itu adalah lambang dari Firman Allah yang telah menjelma dan dilahirkan melalui pintu kewanitaan Maria.
Oleh karena itu sebagaimana Pintu Gerbang Bait Allah yang telah dilewati oleh Tuhan itu tak boleh dilewati oleh siapapun, maka demikianlah Pintu Gerbang dari Firman Allah dalam penjelmaan-Nya inipun tak boleh dilewati orang lain siapapun.
Artinya tak boleh ada orang lain selain Yesus Kristus yang dilahirkan oleh Maria lewat Pintu Gerbang itu, Pintu Gerbang itu harus tetap tertutup setelah dilewati Tuhan. Demikian pula Maria harus tetap perawan setelah melahirkan Yesus.
4 BANI ISRAEL MELEWATI LAUT TEBERAU
Nama Israel adalah nama yang diberikan oleh Allah kepada Yakub,
Kej 35 : 10 à Firman Allah kepadanya:”Namamu Yakub; dari sekarang namamu bukan lagi Yakub, melainkan Israel, itulah yang akan menjadi namamu.” Maka Allah menamai dia Israel.
Nama Israel ini akhirnya dipakai sebagai nama resmi untuk menyebut nama bangsa pilihan Allah ini.
Alasan mengapa Israel dipakai sebagai tipologi Kristus adalah sebagai berikut :
1 -Israel atau Yakub mempunyai dua belas orang anak yang kelak akan menjadi Bapak dari kedua belas nama suku Israel sampai sekarang.
-Yesus mempunyai dua belas orang rasul atau murid.
2 Untuk menghindarkan bahaya yang mengancam diri Israel dan Yesus keduanya mengungsi ke Mesir.
3 Kedua-duanya dipanggil oleh Allah dari Mesir :
Hos 11 : 1 à Ketika Israel masih muda, Kukasihi dia, dan dari Mesir Kupanggil anak-Ku itu.
Mat 2 : 15 à ….dan tinggal di sana hingga Herodes mati. Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi:”Dari Mesir Kupanggil Anak-Ku.”
Bani Israel keluar dari Mesir dibawah pimpinan Musa, waktu sampai di tepi Laut Teberau dengan pertolongan Allah Musa membelah laut itu hingga terjadi celah kering dimana bangsa Israel dapat lewat dengan selamat.
Setelah bangsa Israel lewat seluruhnya, laut itu kembali menyatu dan menutup celah tersebut dan menenggelamkan pasukan Firaun yang mengejarnya.
Ini oleh Gereja dianggap sebagai tipologi rahim Maria yang menutup kembali setelah bayi Yesus melaluinya waktu lahir.
5 SEMAK BELUKAR YANG TAK TERBAKAR
Dalam Kitab Keluaran dikisahkan ketika Musa lari dari Mesir ia ditampung oleh seorang bernama Yitro, yang akhirnya menjadikan Musa sebagai menantunya. Yitro juga mempekerjakan Musa sebagai gembala dari ternaknya, dimana Musa biasa membawa ternaknya ke gunung Horeb. Disana Allah menampakkan diri kepada Musa dalam bentuk semak belukar yang menyala tetapi tidak terbakar.
Kel 3 : 2 à Lalu Malaikat Tuhan menampakkan Diri kepadanya di dalam nyala api yang keluar dari semak duri. Lalu ia melihat dan tampaklah : semak duri itu menyala, tetapi tidak dimakan api.
Gereja melihat Semak Duri yang menyala tapi tidak terbakar ini sebagai tipologi Maria. Api yang menyala itu sebagai ke-Ilahi-an Sang Firman, sedang semak belukar yang mudah terbakar sebagai rahim Bunda Maria yang mudah lapuk dan binasa.
Peristiwa ini menggambarkan rahim Perawan Maria yang tidak hancur atau rusak ketika mengandung Firman Allah dan melahirkanNya, dan menyatakan ketetap-perawanan Bunda Maria
X BUNDA MARIA DIANGKAT KE SORGA DENGAN TUBUH DAN . JIWANYA
1 KEBANGKITAN ORANG MATI
Setiap orang yang mati akan dibangkitkan dengan tubuh dan jiwanya pada kedatangan Kristus yang kedua kali seperti yang tertulis di Alkitab berikut ini,
Yoh 5 : 29 à …dan mereka yang telah berbuat baik akan keluar dan bangkit untuk hidup yang kekal, tetapi mereka yang telah berbuat jahat akan bangkit untuk dihukum.
Rom 8 : 11 à Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana oleh RohNya, yang diam di dalam kamu.
1 Kor 15 : 29 à Jika tidak demikian, apakah faedahnya perbuatan orang-orang yang dibaptis bagi orang mati? Kalau orang mati sama sekali tidak dibangkitkan, mengapa mereka mau dibaptis bagi orang-orang yang telah meninggal.
2 MENYATU ATAU MANUNGGAL DENGAN TUBUH KEMULIAAN KRISTUS
Pada akhir zaman tubuh orang benar akan dibangkitkan dan akan menyatu atau manunggal dengan Tubuh Kemuliaan Kristus yang sekarang sudah berada di sorga. Hal ini diberitakan oleh Alkitab sebagai berikut,
Flp 3 : 20,21 à …..kewargaan kita adalah di dalam sorga, dan dari situ kita manantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat yang akan mengubah tubuh kita yang hina ini sehingga serupa dengan TUBUH-NYA yang mulia....
Kol 3 : 4 à Apabila Kristus, yang adalah hidup kita, menyatakan diri kelak, kamupun akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan.
2 Pet 1 : 4 à Dengan jalan itu Ia telah menganugerahkan kepada kita janji-janji yang berharga dan sangat besar, supaya olehnya kamu kamu boleh mengambil bagian dalam KODRAT ILAHI,……
1 Yoh 3 : 2 à Saudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diriNya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaanNya yang sebenarnya.
3 ANAK SULUNG DALAM HUBUNGAN DENGAN KESELAMATAN
Ada banyak sebutan Anak Sulung untuk Yesus didalam Alkitab tapi ini dalam konteks Keselamatan dimana Yesus adalah yang pertama atau yang sulung yang naik ke sorga dengan Tubuh Kemuliaan-Nya, yang kemudian akan diikuti oleh semua orang benar sebagai anak-anakNya pada waktu kedatanganNya yang kedua, seperti dinyatakan Alkitab dibawah ini,
Rom 8 :29 à Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu manjadi yang sulung diantara banyak saudara.
1 Kor 15 : 20 à Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal.
1 Kor 15 : 23 à Tetapi tiap-tiap orang menurut urutannya : Kristus sebagai buah sulung; sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya pada waktu kedatangan-Nya.
Kol 1 : 18 à Ia-lah kepala tubuh, yaitu jemaat (gereja). Ia-lah yang sulung, yang pertama bangkit dari antara orang mati, sehingga Ia yang lebih utama dalam segala sesuatu.
Tuhan Yesus adalah orang pertama atau yang sulung yang masuk ke sorga dengan Tubuh KemuliaanNya. Siapakah kiranya orang berikutnya tanpa menunggu sampai akhir zaman ? Gereja mengimani orang tersebut adalah Bunda Maria dengan fakta bahwa,
1 Pada waktu di dunia Bunda Maria telah bersatu sepenuhnya dengan Puteranya, yaitu pada saat inkarnasi.
2 Pada peristiwa inkarnasi Tuhan Yesus mengambil kemanusiaanNya sepenuhnya dari Bunda Maria
3 Kemanusiaan Bunda Maria yang dikenakan Tuhan Yesus itulah yang dibawa ke sorga setelah kebangkitanNya dari kematian berupa Tubuh KemuliaanNya.
Dengan melihat fakta di atas tidak mungkin Tuhan Yesus meninggalkan asal muasal tubuh jasmaniNya didunia tanpa mengangkatnya ke sorga pada saat Bunda Maria wafat. Itulah sebabnya gereja mengimani setelah wafat Bunda Maria diangkat ke sorga dengan tubuh dan jiwanya.
XI RATU SORGA
Dalam beberapa naskah liturgis dan kidung-kidung Gereja Maria disebut sebagai Ratu Sorga. Ini bukan berarti Maria adalah Penguasa Sorga, sebagai Dewi berhala atau isteri Dewa Penguasa Langit, namun dalam kaitannya dengan keselamatan.
Alkitab mengajarkan sebagai berikut,
Rom 8 : 17 à Dan jika kita adalah anak , maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia
Ibr 1 : 2 à maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta.
Kita adalah ahli waris yang akan menerimanya bersama-sama Kristus, maka di dalam Kristus kita-pun mendapatkan segala yang ada yang dimiliki oleh Kristus.
Kalau Kristus adalah Raja segala raja,
Why 19 :16 à Dan pada jubah-Nya dan paha-Nya tertulis suatu nama, yaitu:”Raja segala raja dan Tuan di atas segala tuan”
Maka kita adalah,
Why 1 : 6 à dan yang telah membuat kita menjadi suatu kerajaan, menjadi imam-imam bagi Allah, Bapa-Nya....
Why 5 : 10 à Dan Engkau telah membuat mereka menjadi suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi Allah kita, dan mereka akan memerintah sebagai raja dibumi.
Kita menjadi suatu kerajaan artinya kita-pun ikut menjadi raja di dalam kemuliaan Kristus itu. Dan ini terjadi ketika kita telah mengalami panunggalan di dalam kemuliaan Kristus, yang termasuk Bunda Maria di dalamnya,
Ibr 12 : 22-23 à Tetapi kamu sudah datang ke Bukit Sion, ke kota Allah yang hidup, Yerusalem sorgawi dan kepada beribu-ribu malaikat, suatu kumpulan yang meriah, 23 à dan kepada jemaat anak-anak sulung, yang namanya terdaftar di sorga, dan kepada Allah, yang menghakimi semua orang, dan kepada roh-roh orang-orang benar yang telah menjadi sempurna.
Bagi mereka yang percaya bahwa Bunda Maria telah diangkat ke sorga dalam kemuliaan sudah terjadi sekarang dan tak perlu menunggu hari kebangkitan nanti.
Dengan demikian kita dan “roh-roh orang benar yang telah menjadi sempurna” secara realita, ikut ambil bagian dalam kerajaan Kristus, dan kita adalah raja-raja itu, apalagi para orang kudus itu.
Jika para orang kudus semuanya adalah “raja-raja” dalam kemuliaan Kristus, bukankah Maria juga “raja” ? Hanya karena dia adalah seorang wanita sebutannya bukan raja, tapi “ratu”
Para roh orang-orang benar itu berada di Yerusalem Sorgawi (Ibr 12 : 22), jadi mereka bisa disebut “raja-raja Sorgawi” dan Maria adalah “Ratu Sorga”.