Banyak orang Kristen terlanjur mempercayai bahwa tanggal 25 Desember yang dirayakan sebagai hari kelahiran Yesus Kristus adalah hari penyembahan dewa Matahari Romawi atau hari saturnalia Romawi. Apakah benar demikian adanya? Apakah benar Kepausan Romawi di abad-abad pertama menetapkan tanggal 25 Desember semata-mata demi memurnikan hari penyembahan Dewa Matahari (Sol Invictus) dengan kelahiran Matahari Sejati Yesus Kristus?
Begini ceritanya, menurut beberapa ahli sejarah kalender baik dari kalangan gereja maupun para astronom ternyata setelah mengkaji dokumen-dokumen lama Gereja menyatakan bahwa tanggal 25 Desember itu adalah HASIL PERHITUNGAN dari penanggalan KRISTEN KOPTIK MESIR yang menggunakan tarikh atau penanggalan berdasarkan bintang. Karena Gereja Koptik Mesir pada zaman Romawi menjadi gereja yang teraniaya, maka tarikh Koptik yang ditandai dengan peredaran bintang Sirius, disebut dengan Tahun Kesyahidan (Anno Martyri), yang tidak termasuk tahun syamsiah (matahari) ataupun qamariyah (bulan), tetapi disebut tahun kawakibiyah (tahun bintang). Bintang Sirius adalah bintang yang paling terang dalam beberapa jenis bintang yang dikenal dalam sejarah Mesir kuno.
Karena pada masa Yesus lahir dan hidup, Mesir termasuk yang sudah lebih dulu maju dalam soal ilmu perbintangan. Kita ambil contoh 3 orang Majusi yang berhasil menjumpai bayi Yesus karena mengikuti peredaran bintang. Karena masyarakat Mesir cukup maju dan agama Kristen sudah menyebar sampai ke sana (dhi Tradisi Kristen Orthodox Koptik) maka otomatis pihak kepausan Romawi di abad 3 dan 4 menerjemahkan hasil penanggalan mereka ke formula KALENDER JULIAN. Hasilnya di dapat adalah tanggal 25 Desember. Kebetulan tanggal ini BERTEPATAN dengan hari penyembahan dewa Matahari. Dengan demikian, hari kelahiran Yesus tersebut secara teknik penyebaran agama Kristen waktu itu sangat cocok buat kaum pagan agar mereka mau memeluk agama Kristen. Hari kelahiran Yesus seakan-akan menjadi MATAHARI SEJATI dimana YESUS ini semacam DEWA atau TUHAN yang jauh lebih sakti dan berkuasa dari masyarakat pagan yang menyembah Sol Invictus. Jadi semacam gimmick marketing-nya orang-orang Kristen jaman dulu supaya mereka dapat mengkristenkan kaum kafir atau pagan.
Silahkan lihat artikel penanggalan bintang Sirius di http://www.halexandria.org/dward108.htm; http://www.andrewfanous.com/CopticCorner/CopticCalendar.htm; http://www.copticchurch.net/easter.html
Rgds,
Leonard T. Panjaitan
Semoga Mereka Menjadi Satu. Blog ini didedikasikan buat upaya-upaya terjadinya Persatuan Gereja antara Roma Katolik, Orthodox dan Protestan. Marilah kita berdoa kepada Allah Tritunggal dan Bunda Theotokos agar Tanggal Paskah antara Katolik dan Orthodox menjadi sama.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
♥ HATIMU MUNGKIN HANCUR, NAMUN BEGITU JUGA HATIKU
♥ *HATIMU MUNGKIN HANCUR, NAMUN BEGITU JUGA HATIKU* sumber: https://ww3.tlig.org/en/messages/1202/ *Amanat Yesus 12 April 2020* Tuhan! Ini ...
-
Menuju Persatuan Gereja yang Visible dan Penuh Oleh Leonard T. Panjaitan ...
-
Bidat Nestorian dan Konsili Ekumenis Ketiga Oleh St. Yohanes Maximovitch Ketika semua orang yang berani berbicara melawan kekudusan d...
-
Latin Mass (You can print this Missal - There are approximately 16 pages) Ordinary of the Mass 1962 edition of the Tridentine ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar