Jumat, 24 Oktober 2008

Delegasi Orthodox Memandang Misi Paus sebagai Tugas Persatuan

Delegasi Orthodox Memandang Misi Paus sebagai Tugas Persatuan

Delegasi mengatakan Bahwa Masyarakat Yang lelah Memerlukan Suara Kristen Yang Bersatu

Diterjemahkan oleh Leonard T. Panjaitan

VATICAN CITY, 12 Oktober 2008 (Zenit.org).- Wakil dari Gereja Orthodox yang menyampaikan amanatnya (pidato) pada Sinode Uskup dunia (Vatikan) berbicara tentang Uskup Roma sebagai tanda persatuan diantara umat Kristen.

Arkhimandrit Ignatios Sotiriadis, delegasi fraternal (persaudaraan-red) dari Gereja Orthodox Negara Yunani (Greece-red), berbicara pada hari Sabtu lalu di Sinode tersebut, yang memfokuskan topik pada Sabda Allah dalam hidup dan misi Gereja.

Amanat Arkimandrit tersebut membuat tepuk tangan yang lebih meriah dibandingkan dengan amanat-amanat lainnya dalam minggu pertama sinode tersebut.

“Bapa Suci,” sang Arkimandrit berkata, “masyarakat kita sekarang lelah dan sakit. Mereka mencari namun tidak menemukan ! Mereka haus namun tidak terpuaskan. Masyarakat memerlukan kita orang-orang Kristen – baik Katolik, Orthodox, Protestan, atau pun Anglican – yakni sebuah kesaksian, yaitu suara persatuan. Di sini terbentang tanggungjawab kita sebagai pastor dari Gereja-gereja di abad 21.”

“Di sini,” lanjut pastor Orthodox itu, “adalah misi utama dari Uskup Pertama Kekristenan, tentang dia yang memimpin dalam kasih, dan di atas semuanya, yakni seorang Paus yang menjadi Pengajar Teologi : akan menjadi tanda yang kelihatan (visible-ing) dari persatuan dan memimpin umat Kristen di bawah bimbingan Roh Kudus dan menurut Tradisi Suci, bersama dengan kebijaksanaan, kerendahan-hati dan dinamisme, bersama dengan seluruh uskup di dunia, yang merupakan pengganti para rasul, seluruh umat manusia menuju kepada Kristus Sang Penebus”.

“Hal ini adalah kerinduan yang mendalam bagi mereka yang dengan pedihnya merindukan di dalam hati mereka akan Gereja yang tak terpecah-belah seperti “Una, Sancta, Catholica et Apostolica (Gereja yang Satu, Kudus, Katolik dan Apostolik),” beliau menyimpulkanya demikian. “Tetapi hal ini menjadi kerinduan mereka juga yang, sekali lagi di dunia yang tanpa Kristus ini, dengan penuh semangat, dengan kepercayaan dan iman kepada Sang Putra, mengulangi kata-kata para rasul “Tuhan, kepada siapa lagi kami pergi ? Engkau memiliki kata-kata hidup yang kekal !

Kamis, 23 Oktober 2008

Pemimpin Orthodox menyarankan “persatuan dwirangkap” bagi Gereja Katolik Timur

http://www.catholicculture.org/news/features/index.cfm?recnum=59186

Pemimpin Orthodox menyarankan “persatuan dwirangkap” bagi Gereja Katolik Timur

Diterjemahkan oleh Leonard T. Panjaitan

Konstantinopel, 19 Juni 2008 (CWNews.com) – Patriak Orthodox Konstantinopel telah menyokong usulan dari Kepala Gereja Katolik Ukraina terhadap sistem “persatuan dwirangkap (dual unity-Ing.)” dimana Gereja-gereja Katolik Bizantin dapat menjalin persatuan penuh baik dengan Konstantinopel maupun Roma.

Patriak Konstantinopel Bartolomeus I menyambut baik proposal tersebut dalam sebuah interview dengan majalah Cyril and Methodius, seperti yang dilaporkan oleh RISU. Pemimpin besar dunia Orthodox ini menyarankan bahwa pendekatan “persatuan dwirangkap” akan menghasilkan sesuatu yang berkaitan erat dengan situasi dunia Kristen pada millennium pertama, sebelum timbulnya perpecahan antara Roma dan Konstantinopel.

Kardinal Kiev Lubomyr Husar, seorang Uskup Agung Gereja Katolik Ukraina – yang merupakan Gereja terbesar dari Gereja-gereja Katolik Timur – telah menawarkan kemungkinan bahwa Umat Bizantin boleh menjalin persatuan dengan Kepatriakan Ekumenis tanpa harus memutus hubungan dengan Tahta Suci (Vatikan-red). Patriak Bartolomeus I menyatakan adanya kepentingan yang berbeda dalam usulan ini, dengan mengatakan bahwa “Gereja induk di Konstantinopel membuka pintu secara terbuka bagi kembalinya seluruh mantan putra-putriNya”.

Patriak Bartolomeus mengakui bahwa pemulihan persatuan akan membutuhkan studi dan perbedaan penting yang ada harus diatasi. Namun demikian, beliau mengamati bahwa langkah besar telah diambil untuk mengatasi perbedaan tersebut – khususnya adalah pencabutan dekrit ekskomunikasi yang dikeluarkan baik oleh Roma maupun Konstantinopel terhadap satu sama lain pada tahun 1054.

Pada saat teolog Katolik dan Orthodox melanjutkan usaha-usaha mereka untuk mencapai kesepakatan terhadap masalah doktrinal, Patriak Bartolomeus berkata, “orang-orang di akar rumput harus bersama-sama kembali lagi”. Dia menunjuk kepada ide “persatuan dwirangkap” sebagai langkah ke depan yang mungkin dicapai dalam hal praktek persatuan ini.

Kardinal Husar, Pemimpin Gereja Katolik Ukraina, telah mengusulkan di masa lalu bahwa Gereja Orthodox (alur utama-red) dan Gereja Katolik Bizantin Ukraina harus bersatu di bawah satu kepemimpinan kepatriakan. Usulan provokatif ini secara khusus menarik perhatian dengan dua alasan, yakni :

Pertama, Umat Katolik Bizantin di Ukraina bergumul selama bertahun-tahun – khususnya sejak bangkitnya Gereja dari bayangan represi Komunis – bahwa Gereja Katolik Ukraina seharusnya memiliki sebuah status kepatriakan. Baik Paus Yohanes Paulus II maupun Paus Benediktus XVI telah menyatakan simpati terhadap usulan tersebut. Gereja Katolik Ukraina degan ritus Bizantin-nya secara substansial berjumlah lebih besar dibandingkan dengan gereja-gereja Katolik lainnya yang telah memiliki kepatriakan, termasuk Gereja Maronit, Kaldea, Syria, Armenia dan gereja-gereja Katolik Koptik. Namun demikian, Kiev bukanlah tahta patriakal secara historis seperti halnya Antiokia atau Alexandria. Dan pengakuan akan adanya kepatriakan Katolik Ukraina ini akan membuat provokasi dengan Gereja Orthodox Rusia, selama ini sering mengeluh tentang aktivitas Gereja Katolik Bizantin di Ukraina.

Kedua, Gereja Orthodox di Ukraina (alur utama-red) ternyata terpecah-belah, dengan adanya tiga kelompok kepatriakan yang saling bertikai demi mencari pengakuan dari umat beriman Bizantin, yakni sbb :

1. Kelompok pertama, Gereja Orthodox Ukraina – dengan Kepatriakan Kiev dipimpin oleh Patriak Filaret, yang pernah diakui oleh Moskow tetapi akhirnya pecah dengan Gereja Orthodox Rusia setelah Ukraina meraih kemerdekaan negaranya.

2. Kelompok kedua , Gereja Orthodox Ukraina – dengan Kepatriakan Moskow dimana kelompok ini tetap mempertahankan ikatan dengan Orthodoksi Rusia.

3. Kelompok ketiga, Gereja Orthodox Autokepalus Ukraina (otonom-red), jumlah umatnya lebih kecil dibandingan dengan dua kelompok di atas, namun sering berdampingan dengan Kepatriakan Kiev untuk membentuk sebuah kepatriakan yang tunggal, dimana mereka berusaha menyatukan diri dengan Gereja Orthodox Ukraina yang independen dari pengaruh Moskow.

Selasa, 21 Oktober 2008

PATRIAK KONSTANTINOPEL MENYAMPAIKAN PIDATO PADA SINODE USKUP GEREJA ROMA KATOLIK



http://212.77.1.245/news_services/press/vis/dinamiche/c2_en.htm

PATRIAK KONSTANTINOPEL MENYAMPAIKAN PIDATO PADA SINODE USKUP GEREJA ROMA KATOLIK

Diterjemahkan oleh Leonard T. Panjaitan

Vatican City, 18 Oktober 2008 (VIS) – Di dalam Kapel Sistina jam 5 sore, hari Sabtu ini, Bapa Suci memimpin misa Verpers pertama (misa petang hari – red) dalam liturgi Hari Minggu Biasa ke-29, yang menandai partisipasi Patriak Ekumenis Konstantinopel Bartolemus I dalam Sidang Umum Biasa dari Sinode para Uskup yang tengah berlangsung saat itu.

Seremoni yang dihadiri oleh lebih dari 400 kardinal, uskup, imam, dan kaum religius serta umat awam dimulai dengan kata pengantar singkat oleh Paus Benediktus XVI.

Dalam pidato pengantarnya yang berbahasa Inggris, Bartolomeus I menekankan bagaimana “pertemuan ini adalah yang pertama kali dalam sejarah ketika seorang Patriak Ekumenis diundang untuk menyampaikan pidato pada acara Sinode Uskup-uskup Gereja Roma Katolik, sehingga ini menjadi ‘bagian dari kehidupan’ Gereja bersaudara di tingkat yang tinggi”. Kami menilai hal ini sebagai manifestasi dari karya Roh Kudus yang membawa Gereja-gereja kita lebih dekat dan memiliki hubungan yang lebih dalam satu sama lain, dimana pertemuan ini adalah suatu langkah menuju pemulihan persatuan penuh kita bersama.

“Hal ini telah diketahui bersama bahwa Gereja Orthodox melekatkan dirinya pada pentingnya fundamental sistem eklesiologikal sinode. Bersama dengan primat, sinodalitas membentuk tulang punggung pemerintahan dan organisasi Gereja….Dengan demikian, pada kesempatan berpidato dihadapan Sinode ini, harapan kami sedang tumbuh bahwa suatu saat akan datang ketika dua Gereja kita akan secara penuh menyatu dalam fungsi primat dan sinodalitas dari kehidupan Gereja, yang mana komisi bersama teologis dari kedua Gereja sedang meluangkan waktunya untuk melakukan studi terhadap masalah tersebut”.

“Kami telah mengeksplorasi”, Patriak menyimpulkan, “bahwa ajaran patristik dari pengertian spiritual, yang membedakan antara kuasa mendengarkan dengan kuasa berbicara dalam Sabda Allah di Kitab Suci, memahami Sabda Allah dalam ikon dan sifat, begitu juga menghayati dan berbagi Sabda Allah dalam orang-orang kudus dan sakramen. Namun, agar dapat tetap tinggal secara benar terhadap kehidupan dan misi Gereja, maka kita harus secara pribadi ikut dirubah oleh Sabda Allah tersebut. Gereja harus mengikuti sang bunda (Maria-red), yang kedua-duanya dipelihara dan diberi makan melalui makanan yang bunda makan. Apa pun yang tidak memberikan makan dan menumbuhkan setiap orang maka hal ini tidak dapat menumbuhkan kita juga. Ketika dunia tidak berbagi suka cita Kebangkitan Kristus, maka ini adalah suatu tuduhan bagi integritas dan komitmen kita bersama kepada Sabda Allah yang hidup.

Menyambung pidato Patriak tadi, Paus Beneditus XVI berterima kasih kepadanya atas kata-katanya yang menguatkan dia bahwa peranan primat dan sinodalitas akan dipelajari dan diteliti secara seksama oleh Sinode Uskup ini. “Peristiwa ini adalah pengalaman yang menggembirakan”, Paus berkata, “suatu pengalaman persatuan, meskipun tidak sempurna namun riil dan mendalam. Saya berpikir kepada diri saya sendiri : Bapa-bapa Gerejamu, yang engkau kutip secara mendalam adalah juga bapa-bapa Gereja kami, dan bapa-bapa Gereja kami adalah bapa-bapa Gereja kalian juga. Dan apabila kita berbagi Bapa-bapa yang sama lantas bagaimana kita tidak menjadi saudara ?”.

AC/VESPERS/BARTHOLOMEW IVIS 081020 (460)

♥ HATIMU MUNGKIN HANCUR, NAMUN BEGITU JUGA HATIKU

 ♥ *HATIMU MUNGKIN HANCUR, NAMUN BEGITU JUGA HATIKU* sumber: https://ww3.tlig.org/en/messages/1202/ *Amanat Yesus 12 April 2020* Tuhan! Ini ...