Selasa, 08 Januari 2008

Misteri Maria Menurut St.Basilius Agung

Misteri Maria

Oleh St.Basilius Agung

Di dalam pengajaran tentang keselamatan kepada dunia luar dan di dalam Injil, Gereja tidak secara eksplisit menetapkan ajaran-ajarannya, meskipun ajaran-ajaran itu selalu hadir secara mistika di dalam Kitab-kitab Suci [l] seperti "harta karun yang tersembunyi di dalam tanah"[2]. Bertahun-tahun setelah kematian ibunda Yesuslah Perjanjian Baru, telah diselesaikan, meskipun begitu Perjanjian Baru tidak menyebut tentang ke-tetap-perawanan-nya, tahun-tahun akhir dari kehidupannya, dan pengangkatan serta penguburannya itu sendiri. "Ada banyak hal besar yang tidak tertulis di dalam Kitab-kitab dengan kata-kata yang sama tetapi telah dikumandangkan oleh para bapa gereja dan merupakan kekuatan yang setara dengan Kitab-kitab suci. Sebenarnya, rumusan "Putra adalah satu esensi (ηομοσιουσ) dengan Sang Bapa, sebagai contoh, tidak ditemukan di dalam Kitab-kitab yang terilham secara ilahi; rumusan tadi dijadikan jelas di kemudian hari oleh para bapa gereja, dan demikian pula rumusan mengenai Roh Kudus adalah Allah, dan bahwa Sang Kyriotokos adalah Theotokos. Ada hal lain juga dan memerlukan waktu lama untuk menyebutkan mereka satu per satu. Apabila mereka itu tidak diakui, penyembahan kita yang benar akan disangkal."[3]

Percaya dalam Kristus dan kebangkitannya dalam daging adalah hal pertama yang diperlukan sebagai batu penjurn dimana selurnh bangunan iman Kristen bertumpu. Tanpa ini, mustahilah untuk mendekati "banyak perkara lain yang akan mengambil tempat kemudian."[4] Pengalaman para rasul dan saksi mata mencatat misteri akhir Maria, sebagai contoh : sampai kepada kita di dalam tradisi Apostolik dan patristik dari Gereja. Maria meninggal setelah sekitar dua belas tahun setelah Kebangkitan Anaknya. Ia turun ke dunia dan menerima jiwa ibunya dan pada hari ke tiga, membangkitkan tubuhnya yang tak lapuk dari kuburan, mengangkat dia ke Gereja, mengangkat tubuh dan jiwanya. Sangat pantaslah apabila ia menerima buah-buah pertama dari kebangkitan Sang Sabda yang menjadi Daging, karena daging Sang Firman adalah daging bundaNya.

Apabila kita berbicara tentang misteri akhirnya, bagaimanapun, kita harus juga berbicara mengenai misteri dari Maria yang Selalu Perawan, mengenai Maria Sang Bunda Allah dan pada saat yang sama berbicara mengenai Sang Pensyafaat.[5] Berbicara mengenai salah satu gelarnya berarti membicarakan seluruh gelar itu. Untuk memisahkan salah satu gelar ini dari yang lain adalah kesalahan umum dari para penyelidik yang bagi pengalaman gerejawi Orthodox hal semacam itu adalah asing. Hal-hal ini adalah paradoks-paradoks dari Maria, yaitu mengenai keibuannya yang menjaga keperawanannya dan keperawanannya yang menjaga keibuannya, dan mengenai keberadaannya yang terbuat dari debu tanah walau demikian sebelum segala zaman menjadi yang bersama-sama menyebabkan penciptaan segala sesuatu. Paradoxa-nya adalah endoxa-nya atau misteri­-misteri yang mulia tak terpisahkan dari misteri yang satu dan agung, yaitu Inkarnasi, satu-satunya "hal baru di muka bumi" [6].

Keyakinan Orthodox kepada Maria, sebagaimana para bapa mengajar kita, dapat hidup hanya di dalam konteks Kristologi dan lnkarnasi, yaitu di dalam konteks dari siapa dan apa Yesus Kristus itu dan dari makna lnkarnasi dalam sejarah dan di dalam kehendak kekal Allah sebelum segala zaman. Anak yang dilahirkan Maria bukanlah manusia biasa yang begitu saja "diadopsi" oleh Sang Bapa, atau direbut setelah kelahirannya.

Jadi ketika Sang Juruselamat keluar dari rahim ibuNya, tidak ada seorangpun yang hadir untuk menyaksikan kehadirannya di dunia, bahkan Yusuf, sebagai ayahNya secara hukum, mungkin juga tidak menyaksikan kelahiranNya. Tidak ada seorang manusia fanapun yang ada dan menjadi saksi atas terjadinya keajaiban dari segala keajaiban ini, kelahiran yang paling istimewa di sepanjang sejarah manusia. Tidak seorangpun yang hadir untuk berbagi kebahagiaan atas peristiwa besar ini. Tidak ada seorangpun yang hadir untuk kemudian mengabarkan pada kerumunan orang-orang yang sedang berkumpul di Bethlehem untuk sensus bahwa Mesias yang telah lama dinantikan telah lahir, dan jaraknya hanya sepelemparan batu dari mereka. Dengan diam-diam dan tak terduga Allah dalam daging memasuki dunia dengan hanya disaksikan oleh ibuNya yang kudus. Hanya Maria yang telah diberkati untuk mengandung Dia selama sembilan bulan, yang sekarang diberkati untuk melihat Dia menyelinap ke dunia sebagai bayi tanpa dosa yang tak berdaya. Hanya Maria yang secara istimewa mewakili umat manusia untuk melihat dimulainya era baru. Maria lebih dari pantas untuk mendapatkan kehormatan tersebut, karena diantara seluruh penghuni dunia ini, hanya dialah yang tidak mempunyai dosa serius, hanya dia yang mentaati dan berbakti kepada Allah dengan segenap hatinya, segenap perasaan dan jiwanya.

Santo Lukas adalah seorang dokter yang berpengalaman, dan dalam posisi yang tepat untuk menggambarkan kelahiran yang unik tersebut. Dia mengajak kita untuk percaya, bahwa selama proses kelahiran Sang Juruselamat, tidak ada tangis, tidak ada desah kesakitan atau ketidak-enakan yang biasanya menyertai proses kelahiran manusia. Maria melahirkan Yesus tanpa rasa sakit. Lebih jauh lagi, dalam kelahiran tersebut, tidak merusak keperawanannya. Seperti pada waktu konsepsi yang tidak merusakkan keperawanannya, sekarang, amat logis bahwa Yesus keluar dari rahimnya tanpa merobek keperawanannya. Seperti sinar matahari yang menembus kaca jendela tanpa memecahkannya, begitu juga Yesus keluar dari rahim ibuNya tanpa merusakkan selaput daranya.

Sejak zaman rasul-rasul, orang-orang Kristen selalu menghormati gua tempat kelahiran Kristus sebagai tempat kudus, dan mereka seringkali berziarah ke tempat tersebut. Tapi mereka tidak lama menikmati hal tersebut. Pada tahun 135 M seorang Kaisar Roma, Hadrianus, yang merupakan musuh Gereja, mengunjungi Palestina dan menjadikan gua tersebut sebagai tempat pemujaan Dewa Adonis. Sungguh suatu perbuatan yang tidak beriman. Tempat yang paling kudus di dunia itu telah menjadi tempat penyembahan berhala. Dan tempat dimana bayi Yesus menangis telah berubah menjadi tempat dimana para penyembah berhala tersebut meratap kepada Dewi Venus.

Politik Hadrianus yang mengotori tersebut, tidak berhenti sampai disitu. Untuk melampiaskan kemarahannya kepada rakyat Yahudi yang memberontak kepada Roma, di bawah pimpinan Yosep Bar Kokbah, kaisar berusaha menjadikan rakyat Palestina sebagai penyembah berhala. Kemudian untuk menghina orang Kristen sekali lagi, ia mendirikan kuil pemujaan Dewi Aphrodit di Gunung Golgota, yaitu tempat dimana Yesus disalibkan, dan mengubah nama Yerusalem menjadi Aelia Capitolina.

Keberhasilan kaisar tersebut hanya sementara. Pada akhirnya, semua hal tersebut gagaL Ia tidak berhasil menghapuskan memori gua tersebut sebagai tempat kelahiran Yesus. Malahan penyembahan berhala yang dilakukan di gua tersebut memperkuat memori umat Kristen terhadap tempat ku....

[1] St. Basilius Agung membuat suatu perbedaan antara tulisan-tulisan pengajaran Gereja bagi khalayak atau pengajaran umum (kyrigma) dan ajaran-ajaran tak tertulis atau lisan yang diberikan "di dalam misteri oleh tradisi para Rasul." Pokok dari ajaran-ajaran ini, demikian ia berkata, adalah setara dengan "ajaran-ajaran tertulis" dan memiliki "otoritas yang sarna". Dogma-dogma (dogmata) yang "tak ditujukan untuk khalayak", "tak tertulis" adalah misteri­misteri kudus, "yang dijalankan dalam keheningan," tumbuh "dari tradisi yang sunyi dan mistika, ajaran-ajaran yang tak ditujukan kepada khalayak dan tak terlukiskan." (On the Holy Spirit, bab 28, MPG 32) Oleh karena itu, di dalam iman Orthodox, "mistik" dan "mistika" tidak ada hubungannya dengan semacam apa yang disebut "mistikisme"(klenik) tetapi menunjuk kepada empirik Gereja, hidup yang "tersembunyi" di dalam Roh yang tak bertempat tinggal.

[2] Matius 13:44

[3) Theodoros Studites, Second Refutation of the Iconomachs, MPG 99, 365C.

[4) Modestus dari Yerusalem, Encomium on the Dormition, MPG 86-2, 3312B.

[5) Bdk. Bab X di bawah ini. Gelar ini sesuai dengan yang digunakan Μεσιτρια

oleh para bapa gereja.

[6) Imamat 1:9 pasal-pasal Perjanjian Lama di sini adalah dari edisi Septuaginta

Yunani (LXX) (abad ke 2 SM), Perjanjian Lama yang resmi digunakan dalam

Gereja Orthodox.

Sumber : Synaxis Gereja Orthodox Indonesia Edisi November tahun 2007

Senin, 26 November 2007

Paus Benediktus XVI Menentang Buku Harry Potter

Pope Opposes Harry Potter Novels - Signed Letters from Cardinal Ratzinger Now Online

RIMSTING, Germany, July 13, 2005 (LifeSiteNews.com) - LifeSiteNews.com has obtained and made available online copies of two letters sent by Cardinal Joseph Ratzinger, who was recently elected Pope, to a German critic of the Harry Potter novels. In March 2003, a month after the English press throughout the world falsely proclaimed that Pope John Paul II approved of Harry Potter, the man who was to become his successor sent a letter to a Gabriele Kuby outlining his agreement with her opposition to J.K. Rowling's offerings. (See below for links to scanned copies of the letters signed by Cardinal Ratzinger.)

As the sixth issue of Rowling's Harry Potter series - Harry Potter and the Half-Blood Prince - is about to be released, the news that Cardinal Joseph Ratzinger expressed serious reservations about the novels is now finally being revealed to the English-speaking world still under the impression the Vatican approves the Potter novels.

In a letter dated March 7, 2003 Cardinal Ratzinger thanked Kuby for her "instructive" book Harry Potter - gut oder böse (Harry Potter- good or evil?), in which Kuby says the Potter books corrupt the hearts of the young, preventing them from developing a properly ordered sense of good and evil, thus harming their relationship with God while that relationship is still in its infancy.

"It is good, that you enlighten people about Harry Potter, because those are subtle seductions, which act unnoticed and by this deeply distort Christianity in the soul, before it can grow properly," wrote Cardinal Ratzinger.

The letter also encouraged Kuby to send her book on Potter to the Vatican prelate who quipped about Potter during a press briefing which led to the false press about the Vatican support of Potter. At a Vatican press conference to present a study document on the New Age in April 2003, one of the presenters - Fr. Peter Fleedwood - made a positive comment on the Harry Potter books in response to a question from a reporter. Headlines such as "Pope Approves Potter" (Toronto Star), "Pope Sticks Up for Potter Books" (BBC), "Harry Potter Is Ok With The Pontiff" (Chicago Sun Times) and "Vatican: Harry Potter's OK with us" (CNN Asia) littered the mainstream media.

In a second letter sent to Kuby on May 27, 2003, Cardinal Ratzinger "gladly" gave his permission to Kuby to make public "my judgement about Harry Potter."

The most prominent Potter critic in North America, Catholic novelist and painter Michael O'Brien commented to LifeSiteNews.com on the "judgement" of now-Pope Benedict saying, "This discernment on the part of Benedict XVI reveals the Holy Father's depth and wide ranging gifts of spiritual discernment." O'Brien, author of a book dealing with fantasy literature for children added, "it is consistent with many of the statements he's been making since his election to the Chair of Peter, indeed for the past 20 years - a probing accurate read of the massing spiritual warfare that is moving to a new level of struggle in western civilization. He is a man in whom a prodigious intellect is integrated with great spiritual gifts. He is the father of the universal church and we would do well to listen to him."


English translations of the two letters by Cardinal Ratzinger follow:

Joseph Cardinal Ratzinger
Vatican City
March 7, 2003


Esteemed and dear Ms. Kuby!

Many thanks for your kind letter of February 20th and the informative book which you sent me in the same mail. It is good, that you enlighten people about Harry Potter, because those are subtle seductions, which act unnoticed and by this deeply distort Christianity in the soul, before it can grow properly.

I would like to suggest that you write to Mr. Peter Fleedwood, (Pontifical Council of Culture, Piazza S. Calisto 16, I00153 Rome) directly and to send him your book.

Sincere Greetings and Blessings,

+ Joseph Cardinal Ratzinger

=======================

Joseph Cardinal Ratzinger
Vatican City
May 27, 2003

Esteemed and dear Ms. Kuby,


Somehow your letter got buried in the large pile of name-day , birthday and Easter mail. Finally this pile is taken care of, so that I can gladly allow you to refer to my judgment about Harry Potter.


Sincere Greetings and Blessings,

+ Joseph Cardinal Ratzinger


Links to the scanned copies of the two signed letters by Cardinal Ratzinger (in German) - In PDF format:
http://www.lifesite.net/ldn/2005_docs/ratzingerlet...
http://www.lifesite.net/ldn/2005_docs/ratzingerper...

See LifeSite's Harry Potter resource section at:
http://www.lifesite.net/features/harrypotter/


10 Argumen Melawan Harry Potter

Sumber : http://www.lifesite.net/ldn/2005/jul/05071301.html

Diterjemahkan oleh Leonard T. Panjaitan

10 [Sepuluh] Argumen Melawan Harry Potter – Ditulis oleh Seorang Wanita Yang Melakukan Korespondensi dengan Kardinal Ratzinger

Gabriele Kuby author of Harry Potter: Good or Evil

Gabriele Kuby Penulis Tentang Harry Potter : Baik atau Jahat

1. Harry Potter adalah proyek dengan terma global yang panjang untuk mengubah suatu budaya. Di generasi muda saat ini, sikap untuk menahan diri terhadap magis dan klenik [occult] sedang dihancurkan. Dengan demikian, ada semacam kekuatan yang masuk kembali ke dalam masyarakat yang mana Kekristenan telah mengatasinya.

2. Hogwarts, sebuah sekolah magis dan ilmu sihir, adalah sebuah dunia kekerasan dan horor yang tertutup, dunia kutukan dan pesona, dunia ideologi rasis dan korban darah, kejijikan dan obsesi. Terdapat suatu atmosfir ancaman yang berkesinambungan yang mana para pembaca tidak dapat melewatkannya.

3. Sementara Harry Potter muncul pada awalnya untuk melawan kejahatan, tapi nyatanya kemiripan antara Dia dengan Voldermort, musuh besarnya dalam cerita tersebut, lama-lama menjadi semakin jelas. Dalam Volume kelima, Harry sedang kerasukan Voldermort, yang mengakibatkan timbulnya gejala-gejala disintegrasi kepribadian.

4. Dunia manusia mengalami degradasi, dunia para tukang sihir menjadi dimuliakan.

5. Tidak ada dimensi transendental yang positif. Hal-hal supernatural seluruhnya bersifat demonic [iblis-jahat]. Simbol-simbol ilahi dinodai.

6. Harry Potter bukanlah kisah atau cerita dongeng modern. Dalam cerita-cerita dongeng, para tukang sihir adalah figur iblis yang ambigu. Pahlawan melepaskan kekuatan mereka melalui kebaikan. Dalam cerita ini dunianya Harry Potter, tidak ada karakter yang berusaha keras secara konsisten untuk mencapai kebaikan. Karena apa yang nampaknya menjadi tujuan yang baik maka cara-cara jahat akan digunakan.

7. Kuasa pembeda untuk membedakan hal yang baik dengan yang jahat dari para para pembaca dihalang-halangi melalui manipulasi emosional dan kebingungan intelektual.

8. Hal ini adalah suatu serangan terhadap generasi muda, merayu mereka secara penuh permainan ke dalam sebuah dunia sihir dan klenik, lalu mengisi imajinasi anak-anak muda dengan gambar dari sebuah dunia dimana iblis berkuasa yang daripadanya tidak ada jalan keluar malah sebaliknya, dunia iblis digambarkan begitu diinginkan.

9. Mereka yang menilai berbagai pendapat tentang Harry Potter boleh menentang kuasa yang hampir besar sekali yang menekan kelompok anak-anak tersebut, yang sedang dikerjakan melalui korporasi raksasa dan serangan multi media – salah satunya menayangkan elemen-elemen dari pencucian otak secara totaliter.

10. Karena melalui buku-buku Harry Potter ini maka iman kepada Allah yang penuh kasih secara sistematis dirusakkan, bahkan dihancurkan dalam diri orang-orang muda melalui “nilai-nilai” palsu dan penghujatan terhadap Kebenaran Judeo-Kristen. Pengenalan buku-buku ini di sekolah-sekolah tidak bisa ditolerir. Para orang tua seharusnya menolak ijin bagi anak-anak mereka untuk mengambil bagian dalam indoktrinasi Harry Potter demi alasan iman dan hati nurani.

♥ HATIMU MUNGKIN HANCUR, NAMUN BEGITU JUGA HATIKU

 ♥ *HATIMU MUNGKIN HANCUR, NAMUN BEGITU JUGA HATIKU* sumber: https://ww3.tlig.org/en/messages/1202/ *Amanat Yesus 12 April 2020* Tuhan! Ini ...