Kajian Singkat Bulan Kitab Suci Nasional 2025 untuk Umat Katolik di Paroki St. Faustina Kowalska, Tajur Halang, Bogor
*)
1. Pendahuluan: Memahami Panggilan Ganda Gereja
Tahun 2025
Kajian singkat ini menyajikan sebuah eksposisi mendalam yang
menelaah Bulan Kitab Suci Nasional (BKSN) 2025 dalam konteks spesifik Paroki
St. Faustina Kowalska di Desa Tojong, Kecamatan Tajur Halang, Kabupaten Bogor.
BKSN 2025 adalah inisiatif pastoral terstruktur yang diselenggarakan oleh
Lembaga Biblika Indonesia (LBI) dengan tema sentral “Allah Sumber Pembaruan Relasi dalam Hidup,” berlandaskan pada nubuat
Kitab Nabi Zakharia dan Maleakhi 1. Secara bersamaan, Gereja
Katolik universal merayakan Tahun Yubileum 2025 yang dicanangkan oleh Paus
Fransiskus dengan tema “Peziarah
Pengharapan” (Pilgrims of Hope).
Tahun Yubileum ini secara resmi dibuka pada Misa Vigili Natal 24 Desember 2024
dan akan berakhir pada 6 Januari 2026.1
Urgensi dan relevansi kajian ini terletak pada pemahaman bahwa
hubungan antara BKSN 2025 dan Tahun Yubileum 2025 bukanlah suatu kebetulan,
melainkan sebuah sinergi pastoral yang terencana. BKSN 2025 berfungsi sebagai
alat yang menerjemahkan seruan Yubileum Paus Fransiskus yang bersifat global
dan teologis menjadi program praktis yang dapat dihayati oleh setiap umat di
tingkat paroki dan lingkungan.1 Hubungan ini dapat dipahami melalui sebuah alur kausalitas.
Paus Fransiskus menyerukan Yubileum sebagai “musim pengharapan” yang menuntut “pembaruan
rohani dan komitmen pada transformasi dunia”.1 Sebagai respons, LBI dan Komisi Kerasulan Kitab
Suci di seluruh keuskupan menetapkan BKSN 2025 dengan fokus pada “pembaruan
relasi” — dengan diri, sesama, keluarga, dan Allah—yang secara langsung mengemas
ulang panggilan Yubileum menjadi empat modul pendalaman praktis.1
Bagi umat di Paroki St. Faustina Kowalska, BKSN 2025 menjadi
kesempatan ideal untuk merayakan Yubileum secara nyata. Kegiatan pendalaman
BKSN memungkinkan umat untuk melaksanakan “peziarahan rohani” yang diserukan
Paus 1 melalui refleksi Kitab Suci dan
tindakan konkret di lingkungan sekitar. Hal ini menunjukkan bahwa peziarahan
tidak harus selalu melibatkan perjalanan fisik ke Roma, tetapi dapat dilakukan
melalui perjalanan spiritual yang mendalam di dalam komunitas sendiri.1
I. Nabi dan Nubuatnya
Kajian Bulan Kitab Suci Nasional 2025 berpusat pada nubuat dua
nabi dari Perjanjian Lama, yaitu Nabi
Zakharia dan Nabi Maleakhi. Keduanya
berkarya pada masa pasca-pembuangan Babel dan diutus oleh Allah untuk
membangkitkan kembali semangat umat Yahudi yang telah kehilangan gairah rohani.1
A. Nabi Zakharia
Nama “Zakharia” berarti “TUHAN mengingat”.21 Ia adalah
nabi ke-11 dari 12 nabi-nabi kecil.21 Zakharia juga merupakan seorang imam dari keluarga Ido 22, yang kembali dari pembuangan Babel bersama
Zerubabel.1 Ia berkarya sezaman dengan Nabi
Hagai, sekitar tahun 520-518 SM.21
Zakharia diutus untuk melayani
umat Yahudi yang telah kembali dari pembuangan Babel.21 Peran utamanya adalah mendorong
umat untuk membangun kembali Bait Allah kedua yang telah lama hancur.22 Saat itu, pembangunan Bait Allah tersendat karena
umat lebih sibuk dengan urusan pribadi dan menghadapi kesulitan ekonomi serta
gangguan dari orang-orang Samaria.1 Nubuat Zakharia tidak hanya menyangkut pembangunan fisik Bait
Allah, tetapi juga pembangunan rohani umat.1 Dia menyerukan umat untuk kembali kepada Allah dan hidup dalam
kekudusan serta memiliki sikap moral yang jujur, sebagai persiapan bagi keselamatan
yang dijanjikan Tuhan.21 Sebagaimana nabi-nabi lain, nubuatnya juga mengandung ramalan Mesianik, termasuk nubuat tentang “Sang
Tunas” yang mengacu pada Yesus Kristus dan bahkan tentang pengkhianatan-Nya
dengan 30 keping perak.22
B. Nabi Maleakhi
Nama “Maleakhi” berarti “Utusan-Ku”.23 Ia adalah
nabi terakhir dari 12 nabi kecil dan penulis kitab terakhir di Perjanjian Lama.23 Maleakhi berkarya setelah pembangunan Bait Allah
kedua selesai (sekitar 515 SM), dan hidup sezaman dengan Ezra dan Nehemia.1
Setelah Bait Allah selesai dibangun, Nabi Maleakhi mendapati
umat dan para imam telah kehilangan semangat keagamaan.1 Ia diutus untuk memperbaiki kehidupan rohani
mereka.23 Maleakhi mengecam para imam
yang mempersembahkan kurban cemar dan menegur umat yang menipu Allah dengan
tidak memberikan persepuluhan.1 Ia juga menyoroti masalah perceraian dan perkawinan campur
dengan perempuan asing, yang dianggap sebagai pengkhianatan terhadap perjanjian
dengan Allah.1 Pesan sentralnya adalah
panggilan untuk bertobat, dengan menekankan pentingnya hubungan perjanjian
dengan Allah.25 Maleakhi juga menubuatkan
kedatangan utusan lain, yaitu Yohanes Pembaptis, yang akan mempersiapkan jalan
bagi kedatangan Mesias, Yesus Kristus.24
2. Pertemuan I: Membarui Relasi dengan Diri Sendiri
(Za. 1:1-6)
2.1. Landasan Biblika dan Pesan Inti
Pertemuan pertama BKSN 2025 berpusat pada perikop Zakharia
1:1-6, dengan pesan inti “Kembalilah
kepada-Ku, maka Aku pun akan kembali kepadamu”. Konteks historis perikop
ini sangat relevan. Nabi Zakharia diutus pada masa pasca-pembuangan Babel untuk
membangkitkan kembali semangat umat Yahudi yang telah kehilangan gairah rohani
dan sibuk dengan urusan pribadi, mengabaikan tugas penting untuk membangun
kembali Bait Allah.1 Pesan Zakharia adalah panggilan
mendesak untuk pertobatan, yang ia definisikan sebagai langkah esensial dan
pertama dalam pembaruan relasi dengan Tuhan dan diri sendiri. Seruan ini adalah
ajakan untuk meninggalkan “tingkah laku yang jahat dan perbuatan yang busuk”
(Za. 1:4) yang telah merusak hubungan mereka dengan Allah.1
2.2. Aplikasi Kontekstual di Paroki St. Faustina
Kowalska
Kajian ini menunjukkan bahwa identitas Paroki St. Faustina
Kowalska, yang didedikasikan kepada Santa Faustina Kowalska, merupakan anugerah
teologis yang sangat relevan dengan tema ini. Spiritual Kerahiman Ilahi, yang
menjadi inti paroki ini, secara inheren berfokus pada pertobatan pribadi dan
rekonsiliasi dengan Allah.4 Umat paroki dapat mengimplementasikan ajaran ini dengan
merenungkan Jalan Salib Kerahiman Ilahi yang ada di area paroki 4, menjadikannya “peziarahan pribadi” yang berpusat
pada pertobatan. Setiap perhentian dapat menjadi momen refleksi untuk
mengidentifikasi dan melepaskan kebiasaan buruk dalam hidup mereka. Lebih dari
itu, umat dapat mengamalkan sakramen Pengakuan Dosa, yang merupakan inti dari
Kerahiman Ilahi, sebagai aksi nyata dari pembaruan relasi dengan diri sendiri.
Dengan demikian, devosi paroki secara alami menuntun umat pada tema BKSN dan
Yubileum, yaitu pertobatan pribadi (pembaruan relasi dengan diri) dan
penerimaan pengampunan (pembaruan rohani) yang adalah “pintu” (Yesus) menuju
keselamatan.
2.3. Wawasan dan Praktik dari Gereja Katolik Global
Praktik serupa dalam pembaruan rohani dapat ditemukan di Gereja
Katolik global, terutama dalam Gerakan Pembaharuan Karismatik Katolik (PKK).1 PKK, yang lahir sebagai respons pasca-Konsili
Vatikan II, menekankan “Pembaptisan dalam Roh Kudus” sebagai pengalaman yang
mengarah pada “hubungan personal yang baru dan lebih dalam dengan Yesus,” menemukan
“kekuatan baru dalam doa,” dan “cinta baru pada Kitab Suci”.7 Gerakan ini menunjukkan bahwa pembaruan relasi
dengan diri sendiri adalah proses yang melibatkan pertobatan tanpa henti, yang
sejalan dengan panggilan Nabi Zakharia.6 Praktik-praktik karismatik, seperti penggunaan karunia-karunia
rohani, juga digunakan untuk membangun dan menguatkan iman umat.7 Ini menegaskan bahwa pembaruan diri bukanlah
sekadar konsep teologis, tetapi sebuah pengalaman spiritual yang nyata dan
transformatif.
3. Pertemuan II: Membarui Relasi dengan Sesama (Za.
7:1-14)
3.1. Landasan Biblika dan Pesan Inti
Pertemuan kedua BKSN 2025 berfokus pada perikop Zakharia 7:1-14,
di mana Nabi Zakharia menegur umat yang hanya berfokus pada ritual ibadah
lahiriah, seperti puasa, tetapi mengabaikan substansinya.1 Pesan intinya sangat jelas: ibadah sejati kepada
Allah tidak dapat dipisahkan dari keadilan dan kasih terhadap sesama, terutama
mereka yang rentan. Zakharia secara spesifik menyerukan umat untuk “menegakkan
hukum yang benar dan menunjukkan kasih setia dan kasih sayang satu sama lain,”
serta tidak “menindas janda dan anak yatim, pendatang dan orang miskin”.1
3.2. Aplikasi Kontekstual di Paroki St. Faustina
Kowalska
Kehidupan umat di Paroki St. Faustina Kowalska, yang berada di
Tajur Halang, Kabupaten Bogor, memberikan konteks unik untuk mengamalkan ajaran
ini. Daerah ini dikenal dengan kegiatan ekonomi mikro (UMKM), khususnya di
sektor kuliner dan kerajinan tangan.9 Umat paroki dapat mewujudkan ajaran Zakharia dengan terlibat
aktif dalam program-program paroki yang berfokus pada pemberdayaan UMKM lokal.
Ini merupakan wujud nyata dari “menolong orang miskin” dalam konteks modern, di
mana dukungan ekonomi dapat menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan
kesejahteraan.10
Selain itu, Paroki St. Faustina Kowalska juga dikenal memiliki
inisiatif toleransi antar-umat beragama, seperti kegiatan berbagi takjil dan
buka puasa bersama di bulan Ramadhan.13 Kegiatan ini adalah contoh nyata dari praktik “kasih sayang
satu sama lain” yang melampaui batas-batas keyakinan. Hal ini menunjukkan bahwa
ibadah umat tidak hanya terbatas di dalam gereja, tetapi juga diwujudkan dalam
kehidupan sosial yang harmonis, menjadikan paroki sebagai pusat keadilan sosial
dan persaudaraan. Semangat ini sejalan dengan seruan Paus Fransiskus dalam
Yubileum 2025 untuk “transformasi dunia” dan “mengubah hal-hal yang salah”.1
3.3. Wawasan dan Praktik dari Gereja Katolik Global
Dalam skala global, konsep pembaruan relasi dengan sesama
dipraktikkan dalam berbagai cara. Gerakan Pembaharuan Karismatik Katolik telah
memunculkan komunitas-komunitas yang disebut “covenant communities,” yang
berlandaskan pada komitmen spiritual yang kuat dan “kehidupan bersama yang
didasarkan pada baptisan dalam Roh Kudus”.8 Komunitas ini tidak hanya fokus pada doa, tetapi juga pada “pelayanan
sejati” dan evangelisasi, mempraktikkan ajaran sosial Gereja secara nyata.
Praktik ini menunjukkan bahwa ibadah dan doa menjadi sumber kekuatan untuk aksi
nyata dalam pelayanan, menciptakan komunitas yang relevan dan peduli terhadap
lingkungan sekitarnya.6
4. Pertemuan III: Membarui Relasi dalam Keluarga
(Mal. 2:10-16)
4.1. Landasan Biblika dan Pesan Inti
Pertemuan ketiga membahas perikop Maleakhi 2:10-16. Nabi
Maleakhi mengecam maraknya perceraian dan perkawinan campur di kalangan umat
Yahudi pasca-pembuangan.1 Pesan intinya adalah bahwa kesetiaan dalam pernikahan adalah
cerminan dari kesetiaan perjanjian dengan Allah. Pengkhianatan terhadap
pasangan, Maleakhi menegaskan, adalah dosa ganda: kepada pasangan dan kepada
Allah yang telah mempersatukan mereka. Tuhan membenci perceraian karena hal itu
merusak ikatan yang telah Ia persatukan.1
4.2. Aplikasi Kontekstual di Paroki St. Faustina
Kowalska
Paroki St. Faustina Kowalska, yang terletak di pinggiran kota
besar seperti Depok dan Jakarta, menghadapi tantangan modern yang kompleks.16 Tekanan ekonomi dan perubahan sosial sering kali
dapat menggerogoti stabilitas keluarga. Oleh karena itu, tema BKSN ini sangat
relevan. Paroki dapat mendorong praktik rohani keluarga yang konkret, seperti
doa rosario keluarga setiap malam, yang dapat menjadi fondasi spiritual untuk
menghadapi tantangan. Keberadaan Gua Maria di paroki 4 dapat menjadi titik fokus untuk menginspirasi
devosi ini.
Selain itu, Paroki dapat mengorganisir retret keluarga atau
pembaruan janji pernikahan dalam konteks Tahun Yubileum 2025. Praktik ini
disebutkan sebagai metode pembaruan dalam Gereja Katolik di luar negeri 17 dan dapat disesuaikan untuk konteks lokal. Dengan
mempraktikkan kesetiaan yang diserukan Maleakhi, umat tidak hanya memperkuat
ikatan keluarga mereka tetapi juga secara kolektif membangun Gereja lokal yang
lebih tangguh, mewujudkan panggilan Yubileum untuk “pembaruan rohani” dari unit terkecil Gereja: keluarga.
4.3. Wawasan dan Praktik dari Gereja Katolik Global
Berbagai praktik rohani keluarga di luar negeri dapat dijadikan
inspirasi. Salah satu contohnya adalah “Family Holy Hour,” di mana seluruh
anggota keluarga berdoa bersama di hadapan Sakramen Mahakudus.17 Selain itu, banyak komunitas Katolik global
memanfaatkan teknologi sebagai alat pembaruan iman. Aplikasi digital, seperti
Ascension App atau eKatolik 18, menyediakan renungan harian, doa, dan materi katekese yang
dapat diakses dengan mudah, memungkinkan keluarga untuk menumbuhkan iman di
tengah kesibukan sehari-hari.
5. Pertemuan IV: Membarui Relasi dengan Allah (Mal.
3:13-18)
5.1. Landasan Biblika dan Pesan Inti
Pertemuan terakhir BKSN 2025 membahas perikop Maleakhi 3:13-18.
Nabi Maleakhi menghadapi umat yang merasa “sia-sia” beribadah kepada Allah
karena melihat orang fasik hidup makmur dan beruntung.1 Namun, Maleakhi menegaskan bahwa Allah akan membuat
“perbedaan” yang jelas antara orang benar dan orang fasik pada Hari
Penghakiman. Pesan kuncinya adalah bahwa ketaatan dan ibadah sejati memiliki
nilai kekal yang tidak dapat diukur dengan keuntungan duniawi. Ini adalah
panggilan untuk “takut akan Tuhan” dan menghormati-Nya, yang akan membuat umat
menjadi “milik kesayangan-Nya”.1
5.2. Aplikasi Kontekstual di Paroki St. Faustina
Kowalska
Tema ini sangat relevan di era modern, di mana umat, termasuk di
Paroki St. Faustina Kowalska, menghadapi godaan materialisme dan konsumerisme.16 BKSN 2025 mengingatkan mereka bahwa ibadah bukanlah
investasi untuk keuntungan finansial, melainkan ekspresi kasih dan persiapan
untuk kehidupan abadi. Dengan spiritualitas Kerahiman Ilahi yang menjadi
pelindung paroki, ketaatan pada kehendak Allah dapat dipahami sebagai wujud
kepercayaan pada janji-janji ilahi dan kasih-Nya yang tak terbatas. Partisipasi
aktif dalam Ekaristi juga menjadi esensial, karena Misa adalah puncak dari
ibadah sejati dan sumber kekuatan untuk menghadapi tantangan hidup. Ini adalah “peziarahan”
di tempat yang sama yang menguatkan komunitas.1 Devosi Kerahiman Ilahi mengajarkan bahwa meskipun
dalam penderitaan, pengharapan sejati tidak pernah mengecewakan, karena
keselamatan berasal dari kasih dan pengorbanan Kristus.1
5.3. Wawasan dan Praktik dari Gereja Katolik Global
Ajaran Paus Fransiskus menegaskan bahwa “harapan memanggil kita
untuk terusik oleh hal-hal yang salah dan menemukan keberanian untuk
mengubahnya”.3 Ini menunjukkan bahwa ibadah
sejati tidak bersifat pasif, tetapi menginspirasi aksi nyata untuk keadilan.
Gerakan PKK, dengan penekanan pada hubungan “satu-ke-satu” dengan Yesus 8 dan praktik doa spontan yang “memberi kemuliaan
kepada Allah Bapa” 7, memberikan contoh praktis
bagaimana hubungan personal dan ibadah yang hidup dapat menjadi antidot
terhadap keraguan dan sikap “sia-sia” dalam beriman. Ini membuktikan bahwa
hubungan dengan Allah adalah sebuah dinamika yang terus diperbarui dan bukan
sekadar rutinitas.
6. Kesimpulan dan Rekomendasi Aksi Nyata
Bulan Kitab Suci Nasional 2025 adalah respons pastoral yang
relevan dan mendesak terhadap perayaan Tahun Yubileum 2025. Melalui empat
pertemuan pendalaman, BKSN 2025 menawarkan kerangka kerja yang solid bagi umat
Paroki St. Faustina Kowalska untuk menghidupi seruan Paus Fransiskus untuk “pembaruan
rohani dan transformasi dunia”.1 Kekhasan paroki ini - seperti devosi Kerahiman Ilahi, inisiatif
toleransi antar-umat beragama, dan dukungan terhadap UMKM local - menjadikannya
model paroki yang menghidupi semangat Yubileum sebagai “Peziarah Pengharapan.”
Berikut adalah rekomendasi aksi nyata yang dapat diterapkan oleh
Paroki St. Faustina Kowalska sebagai kelanjutan dari kajian ini:
|
Pertemuan BKSN |
Tema & Ayat Kitab Suci |
Keterkaitan dengan Ajaran Yubileum 2025 |
Contoh Nyata dari Paroki St. Faustina Kowalska |
Contoh Teori & Praktik Gereja Katolik Global |
Rekomendasi Aksi Nyata Parokial |
|
Pertemuan I |
Pembaruan Relasi dengan Diri Sendiri (Za. 1:1-6) |
Pembaruan
Rohani, Pengampunan dosa (Yubileum) 1 |
Devosi
Kerahiman Ilahi, Jalan Salib Kerahiman Ilahi 4 |
Pembaharuan
Karismatik Katolik, “Pembaptisan dalam Roh Kudus” 7 |
Mengundang
umat untuk berziarah di Jalan Salib Kerahiman Ilahi paroki sebagai bagian
dari “peziarahan rohani” Yubileum. |
|
Pertemuan II |
Pembaruan Relasi dengan Sesama (Za. 7:1-14) |
Komitmen
pada Transformasi Dunia, Keadilan sosial 1 |
Inisiatif
toleransi antar-umat beragama (berbagi takjil), Umat dengan UMKM 9 |
Pelayanan
sejati, Komunitas berbasis komitmen (covenant
communities) 6 |
Mengadakan
“Bazar Kasih” atau pelatihan digital marketing bagi UMKM umat, sebagai wujud
nyata keadilan sosial.9 |
|
Pertemuan III |
Pembaruan Relasi dalam Keluarga (Mal. 2:10-16) |
Pembaruan
rohani dari unit terkecil Gereja 1 |
Doa
Rosario di Gua Maria paroki, Tantangan hidup modern sebagai paroki pinggir
kota 4 |
“Family
Holy Hour,” Pembaruan Janji Pernikahan 17 |
Mendorong
Lingkungan/Wilayah untuk mengorganisir doa rosario keluarga mingguan.
Mengadakan sesi pembaruan janji pernikahan di paroki dalam konteks Yubileum. |
|
Pertemuan IV |
Pembaruan Relasi dengan Allah (Mal. 3:13-18) |
Peziarahan
Pengharapan, Pengharapan tidak mengecewakan (Spes non confundit) 1 |
Devosi
Kerahiman Ilahi yang menantang mentalitas “sia-sia”, Partisipasi Ekaristi 1 |
Hubungan
personal dengan Yesus, Penggunaan aplikasi rohani (Ascension App, eKatolik) 8 |
Mengadakan
sesi khusus untuk kaum muda (OMK) dan keluarga muda tentang pentingnya
Ekaristi, dan mempromosikan penggunaan aplikasi rohani untuk refleksi Kitab
Suci harian. |
Dengan mengimplementasikan rekomendasi ini, Paroki St. Faustina
Kowalska tidak hanya akan menyelesaikan program BKSN 2025 secara formal, tetapi
juga secara substantif menghidupi dan mewujudkan panggilan global Paus
Fransiskus untuk menjadi “Peziarah Pengharapan” di tengah tantangan zaman.
Aksi-aksi ini akan memperkuat iman umat dan menegaskan paroki sebagai “jembatan
persaudaraan” dan komunitas yang relevan dengan tantangan kontemporer.14
Referensi:
1.
Dokumen Utama:
BKSN 2025 Materi Final.pdf ; BKSN 2025 (Gagasan Pendukung).pdf
2.
Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu? -
YouTube, https://www.youtube.com/watch?v=A6_mpCH6R3Q
3.
Paus Fransiskus Buka Yubileum 2025, Serukan Harapan &
Pembaruan - Global, https://www.bloombergtechnoz.com/detail-news/58647/paus-fransiskus-buka-yubileum-2025-serukan-harapan-pembaruan
4.
Profil Gereja Paroki Santa Faustina Kowalska Tajur Halang, Ada
Jalan Salib Kerahiman dan Rumah Abu - Katolik Indonesia, https://katolikindonesia.org/?p=48135
5.
Dedikasi Gereja Paroki Santa Faustina Kowalska Tajurhalang oleh
Mgr. Paskalis Bruno Syukur, OFM - YouTube,
https://m.youtube.com/watch?v=TQIKhjFVIqQ
6.
Garis besar arahan Gereja tentang Pembaruan Karismatik Katolik -
katolisitas.org, https://katolisitas.org/garis-besar-arahan-gereja-tentang-pembaruan-karismatik-katolik/
7.
The Catholic Experience of Renewal | St. Gabriel the Archangel
Catholic Community | McKinney, TX, https://stgabriel.org/news/the-catholic-experience-of-renewal
8.
Catholic Charismatic Renewal - Wikipedia, https://en.wikipedia.org/wiki/Catholic_Charismatic_Renewal
9.
Tajur Halang Expo 2025: Senam Bersama, Bazar, dan Lomba Kosidah
untuk Membangun Ekonomi Lokal - KORMI Kabupaten Bogor, https://kormikabbogor.id/berita/detail/tajur-halang-expo-2025-senam-bersama-bazar-dan-lomba-kosidah-untuk-membangun-ekonomi-lokal
10.
Pendampingan Terhadap Koperasi UMKM Tajur Halang Makmur
Untuk, https://tunasbangsa.ac.id/abdimas/index.php/tunasabdimas/article/download/102/100
11.
UMKM Danau Tonjong Handy Craft Berdayakan Warga Sekitar -
Bogor-Kita.com, https://bogor-kita.com/umkm-danau-tonjong-handy-craft-berdayakan-warga-sekitar/
12.
Punya Bumbu Rahasia, Pabrik Tahu di Bogor Ini Beromzet Ratusan
Juta - CNBC Indonesia, https://www.cnbcindonesia.com/news/20241004160031-7-577078/punya-bumbu-rahasia-pabrik-tahu-di-bogor-ini-beromzet-ratusan-juta
13.
Toleransi Antar Umat Beragama, Paroki Santa Faustina Kowalska
Ulurkan Cinta Kasih di Bulan Ramadhan - Keuskupan Bogor, https://keuskupanbogor.org/2022/04/30/toleransi-antar-umat-beragama-paroki-santa-faustina-kowalska-ulurkan-cinta-kasih-di-bulan-ramadhan/
14.
Paroki St. Fransiskus Asisi Sukasari - Keuskupan Bogor: Gereja
Katolik, https://parokisukasari.org/
15.
CATHOLIC CHARISMATIC RENEWAL RESOURCES, https://cccrsa.net/charismaticcenter/wp-content/uploads/2012/02/Charismatic-PG-Resources.pdf
16.
Uskup Bogor Resmikan Paroki St Faustina Kowalska Tajurhalang,
Bojonggede, https://indonesiasatu.co/detail/uskup-bogor-resmikan-paroki-st-faustina-kowalska-tajurhalang--bojonggede
17.
Liturgical Year : Prayers : Means of Spiritual Renewal in the
Family | Catholic Culture, https://www.catholicculture.org/culture/liturgicalyear/prayers/view.cfm?id=775
18.
Ascension: Catholic Bible - Aplikasi di Google Play, https://play.google.com/store/apps/details?id=com.ascension.app&hl=id
19.
Aplikasi Terbaik untuk Umat Katolik - Lemon8 App, https://www.lemon8-app.com/@nanasapelmanggajeruk/7443829681151214087?region=id
20.
Homili Paus Fransiskus pada Misa Malam Natal dan Pembukaan Pintu
Suci untuk Tahun Yubileum 2025 - Karya Kepausan Indonesia, https://karyakepausanindonesia.org/2024/12/24/homili-paus-fransiskus-pada-misa-malam-natal-dan-pembukaan-pintu-suci-untuk-tahun-yubileum-2025/
21.
Zakharia (nabi Ibrani) - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia
bebas, https://id.wikipedia.org/wiki/Zakharia_(nabi_Ibrani)
22.
#FaktaAlkitab - Zakharia, Nabi yang Menubuatkan Pengkhianatan 30
Keping Perak, https://www.jawaban.com/read/article/id/2020/10/10/518/201007165229/_faktaalkitab_-_zakharianabi_yang_menubuatkan_pengkhianatan_30_keping_perak
23.
Teologi Kitab Maleakhi | PDF - Scribd, https://id.scribd.com/document/800665170/Teologi-Kitab-Maleakhi
24.
#FaktaAlkitab - Maleakhi, Nabi Yang Menuliskan Pertama Kali Bahwa “Tuhan
Membenci Percerai - Jawaban.com, https://www.jawaban.com/read/article/id/2020/10/17/518/201015163340/_faktaalkitab_-_maleakhinabi_yang_menuliskan_pertama_kali_bahwatuhan_membenci_percerai
25.
Bahan Presentasi Kitab Maleakhi | PDF - Scribd, https://id.scribd.com/document/421388160/Bahan-Presentasi-Kitab-Maleakhi
26.
Nabi Maleakhi - Gibeon Church,
https://gibeon.church/kids-sermon-series/volume-6/recaps/nabi-maleakhi
*) Ditulis oleh Leonard Tiopan
Panjaitan – Sie Liturgi Lingk.PP dan PLB, Agustus 2025.
Komentar